"Akan saya siapkan. Sekarang buktikan dulu kalau istri saya ada bersama kamu."

"Oh oke-oke. Aman itu. Saya akan kirim vidio nya ke kamu."

"Saya mau nya sekarang!" Jangkar hampir saja lepas kendali dan membentak.
"Oo ow sabar dong bro. Sabar."

Si lelaki itu langsung mematikan panggilan mereka dengan tawa membahana.

Ia pergi ke ruangan tempat penyekapan Cia. Ia menghidupkan lampu togok sehingga ruangan tersebut mendapatkan cahaya.

Cia segera mengangkat kepala nya. Cia bernafas lega saat ada cahaya dalam ruangan pengap ini walaupun terlihat remang-remang.

Cia kembali memberontak. Ia berusaha melepas ikatan yang mengikat tangan nya.

"Eeeemmmm. Mmmm," Cia ingin berteriak. Namun yang keluar hanya gumaman karena mulut nya di sumpal.

"Kenapa cantik? Hm? Mau bicara?"

Cia langsung menghindar saat wajah nya di usap. Ia menatap marah pada lelaki di depan nya.

"Oow. Makin cantik kalau marah. Saya makin suka," si Lelaki makin penasaran sama Cia.

Lelaki itu membuka aplikasi kamera dan memvidiokan Cia.

"Nah, ayo sapa dulu cantik. Saya akan kirimkan vidio ini ke Jangkar."

Cia semakin memberontak di tempat duduk nya ketika mendengar nama Jangkar.

"Eeeummmmm,"

"Oh saya lupa. Mulut kamu di sumpal. Bentar saya buka dulu ya," lelaki itu mencabut kain sumpalan Cia.

"Aabang...," Cia langsung berteriak.

"Oo oow. Santai sayang." Lelaki itu tampak pura-pura terkejut. Ia kembali mengelus pipi Cia.

"Minggir brengsek!" Maki Cia meludah. Tapi si lelaki cepat menghindar.

"Oh mau main kasar, iya? gimana ini Jangkar? Istrimu mau main nya yang agak keras sedikit. Boleh lah ya saya coba."

Cia menggeleng. "LEPASKAN SAYA BRENGSEK. AABANG TOLONG ABANG!" Cia menjerit frustasi. Ia ketakutan di sini. Di ruang pengap ini. Lelaki itu langsung mematikan vidio nya.

Air mata Cia kembali mengalir di pipi nya. Ia jijik di sentuh lelaki itu.

"Tolong lepaskan saya!" pinta Cia memohon.

"Saya sebenarnya juga tidak mau ini terjadi. Tapi mau bagaimana lagi. Saya pun terpaksa. Jadi, saya harap kamu mau bekerja sama."

Setelah si Lelaki itu keluar sembari mengirim vidio ke Jangkar.

Jangkar yang sejak tadi mondar mandir menunggu pesan masuk langsung berhenti ketika handphone nya kembali memberikan notifikasi pesan masuk.

Jangkar segera membuka pesan tersebut dan mengklik vidio.

Jangkar merasa sangat marah. Mata nya menatap nyalang pada istri nya yang di ikat di kursi.

"ABANG TOLONG ABANG!"

Hati Jangkar merasa patah saat melihat kondisi istrinya.

"Ya Allah suara Non Cia." Ujar Buk Titin kembali menangis. Zaki dan Pak Mamat juga mendengar suara Cia dan pembicaraan mereka di dalam.

Handphone Jangkar kembali berbunyi dari orang yang sama

"Bagaimana? Sudah percaya kalau dia istrimu?"

Gigi Jangkar bergemeletuk menahan geram. "Jangan pernah sentuh istri saya!"

"Ah kalau itu sangat sulit. Istrimu terlalu cantik untuk di lewatkan."

"Brengsek!" maki Jangkar. Ia kalut dan marah.

"Tidak perlu menghabiskan tenaga untuk memaki saya. Jadi, Bagaimana? Bisa di siapkan uang nya?"

"Dimana? Dimana kita akan bertemu?"

"Saya akan kirim alamat nya. Jangan coba-coba untuk menghubungi polisi atau nyawa istrimu taruhan nya." Ancam si penelpon.

"Datang sendiri kalau masih mau melihat istri mu!" tambah nya. Jangkar mengumpat dalam hati.

"Ya."

"Saya tunggu dalam waktu tiga jam. Lewat dari itu kamu tidak akan pernah melihat istri cantikmu ini lagi. Hahaha,"

Sialan, brengsek!

"Baik."

"Sampai berjumpa tiga jam ke depan Jangkar,"

Klik.

Panggilan dimatikan.

"Bagaimana Bang?" Zaki langsung bertanya.

"Dia minta tebusan 1 M."

"APA?" tidak cuma Zaki. Pak Mamat dan Buk Titin pun sama-sama terkejut.

"Serius Bang?"

Jangkar mengangguk. Zaki menggeleng tidak habis pikir. Si penculik tidak main-main minta tebusan rupa nya.

Ia harus berpikir dan bergerak cepat!

Tbc!
3/5/24

Waduhhh dasar si penculik. 1 M minta tebusan nya gaess. Tapi nggak papa lah ya. Toh duit Bang Jangkar nggak berseri🤣🤣🤣.

Jangkar Cinta (EBOOK READY DI GOOGLEBOOK/PLAYSTORE.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang