FFM

2.1K 4 0
                                    

Cheryl memberikan  lembaran kertas yang membutuhkan tanda tangan dari atasannya, perempuan itu terkadang secara terang-terangan menunjukan bahwa ia menggoda atasannya sendiri. Namun Devan sendiri sudah memiliki kekasih bernama Belle, gadis berusia 18 tahun itu kini masih duduk di bangku 3 SMA.

"Pak Devan, untuk hari ini kegiatan bapak sudah saya jadwalkan", Devan hanya mengangguk sambil terus memberikan tanda tangan pada setumpuk kertas yang dibawa oleh Cheryl tadi.

"Lanjutkan" Cheryl tersadar dan dengan segera mengatakan bahwa 15 menit lagi akan ada meeting. Namun baru akan mengiyakan, ponsel milik Devan berbunyi, sudah tentu dari gadis kesayangannya. Cheryl hanya mampu melihat dan mendengarkan interaksi bos nya dengan kekasih nya.

"Sabar ya sayang, hari ini jadwal aku padat, nanti kalo ada waktu aku bakal dateng ke apartmen kamu, ya?" Usai Devan mengatakan itu panggilan berakhir.

Di sisi lain, Belle menatap keluar kelasnya yang tengah hujan deras, suara berisik dari teman sekelasnya dan jam kosong. Itu sebabnya ia bisa menghubungi kekasihnya.

Gadis itu merindukan Devan, ralat, gadis itu merindukan ciuman dari Devan. Bahkan kini, bibir gadis itu kering dan pecah pecah.

Sekolah belum usai, Belle masih terus menatap hujan. Pelajaran hari ini banyak yang jam kosong.

"Nanti malem ke kantornya aja deh, bosen, sekalian beli snack" ucap Belle pada dirinya sendiri.

Belle kini tengah terburu-buru, gadis itu melupakan bahwa ia akan mengunjungi Devan. Sepulang sekolah ia langsung tidur karna entah mengapa rasanya lelah sekali.

"Sial, dari dulu kenapa sih gue teledor banget!?, semoga kak Devan belum pulang!" gadis dengan kaos crop top dan rok jeans nya yang pendek itu dengan segera berlari menuju kantor kekasihnya yang jaraknya lumayan dari apartmennya.

Kantor mulai sepi, Cheryl masih harus menemani bos nya yang lembur.

"Pak Devan mau saya buatkan teh?" Devan hanya mengangguk. Semua kertas dimeja nya menunggu untuk diberi guratan.

Cheryl menuju dapur di kantor, membuatkan teh untuk atasannya.

"Gimana jadinya kalau gue gak sengaja numpahin teh anget ini ke kemeja pak Devan, apa gue bakal dipecat? Atau gue disuruh bersihin bajunya?" Cheryl menggeleng dan mengetuk keningnya.

Ia berjalan menuju ruangan bosnya dengan secangkir teh hangat.

Entah apa yang dipikirkan Cheryl, teh hangat yang ia bawa benar-benar tumpah di atas kemeja atasannya.

"M-maaf pak, saya gak sengaja" Cheryl meletakan teh itu dan membuka kemeja atasannya.

'Cheryl bego, lo ngapain sih!?' Gadis itu mengutuk dirinya sendiri.

"Kak Devan lagi apa?" Suara lembut yang mengalun indah itu membuat Devan dan Cheryl sama-sama terdiam.

Cheryl bangkit dan menjauh, sial.

"Enggak sayang, ini tadi dia gak sengaja numpahin teh ke kemeja kakak, kamu sendirian kesini?" Belle hanya mengangguk dan duduk dipangkuan Devan.

"E-eum, pak bajunya biar saya cuci dulu biar gak lengket" Devan melepaskan kemejanya sambil memeluk gadisnya.

Cheryl membawa baju Devan ke laundry dekat kantornya. Dan setelah itu ia kembali, ke ruangan bos nya. Gadis itu terdiam saat tak sengaja melihat bahwa bosnya sedang berciuman dengan Belle, pantas saja ia tak mendengar ada suara obrolan.

Cheryl benar-benar tak tahu harus apa, namun tiba-tiba saja ia dengan berani meninggalkan bekas kemerahan pada leher atasannya, membuat Devan menarik tangannya, dan berbisik,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

One shoot 18+Where stories live. Discover now