8. Belajar 🔞

Mulai dari awal
                                    

"Maaf, Tuan. S-saya sudah... tidak bisa! Akh!" Wanita itu tidak bisa berlari; tanpa sadar airmatanya terjatuh, tubuhnya dibuat berbalik seperti semula oleh Gabriel; tubuh pria itu begitu kuat, sampai bisa menahan Yuna agar tetap dalam kondisi terlentang.

"Setidaknya satu kondom ini harus terpakai," ucap Gabriel lagi dengan santai, dia mulai menggesekkan benda miliknya di tengah-tengah selangkangan milik Yuna, lalu dengan sekali hentakan benda itu masuk ke dalamnya, meskipun masih dalam kondisi setengah.

Yuna merasa sangat kesakitan karena ulah barang besar itu, tangannya refleks meremas fans menekan kuat lengan milik Gabriel, ia merasakan lubang pribadinya seperti dirobek-robek oleh daging keras itu; besarnya melebihi ukuran orang normal. "S-sudah, cukup!"

"Aku... bahkan belum mengerakkannya!" Dengan napas yang tersekat Gabriel lanjut kembali dengan mengambil posisi dengan meletakkan kedua tangannya di antara tubuh Yuna, lalu ia pun mulai bergerak lagi untuk menenggelamkan keseluruhan batang penisnya itu.

Dalam hitungan detik Gabriel berhasil memasukan seluruh kejantanan miliknya ke dalam tubuh bagian dalam Yuna, dia berdiam sejenak untuk mengambil ancang-ancang sebelum melakukan gerakan penetrasi.

Yuna mulai kewalahan dengan gerakan yang diberikan oleh Gabriel, dia mulai mengerang tak karuan saat benda itu mulai bergerak maju mundur di bagian tubuh bagian perut bawahnya, seketika Yuna tidak mampu menahan desahan sehingga berinisiatif untuk menutup mulutnya sendiri.

Gabriel langsung menyadari bahwa Yuna sedang berusaha meredam suara desahan, dengan sigap ia menyingkirkan kedua tangan wanita itu dari mulutnya, karena erangan itu sebuah irama yang menyenangkan baginya."Jangan... ditutup, a-aku ingin mendengar suaramu... ughh!" ucapnya dengan suara terputus-putus disela-sela penetrasi yang semakin cepat dan intens.

"Aaaa~ ahh... mhhh...." Erangan suaranya kembali terdengar dan Yuna tidak mulai tidak mampu menahan tangis lagi karena sakitnya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tangannya mulai sembarangan mencari sesuatu untuk digenggam dengan kuat.

Gabriel merasakan penisnya mulai berdenyut dan panas, ia mungkin akan mengalami orgasme sebentar lagi. Oleh karena itu, Gabriel lebih mempercepat gerakan lagi sampai membuat hardboard kasur terbentur-bentur ke dinding.

Tubuh Yuna sekarang dipenuhi oleh keringat, seks ini terlalu kasar olehnya seolah-olah seperti sedang dihukum karena melakukan sesuatu."Please, please, aghh... berhenti, itu benar-benar sakit di bawah sana, Tuan... Haaa~"

Pemuda itu tidak menghiraukan ucapan Yuna sama-sekali, yang hanya ia pikirkan adalah bagaimana ia bisa mencapai kepuasan setelah mengalami orgasme; seperti sesekali bergerak menekan benda itu lebih dalam lagi.

Gabriel memang menghajar Yuna tanpa ampun, tidak tahu pasti apakah dia memang selalu melakukan seks secara kasar, atau ada hal lain yang membuatnya seperti itu. Matanya yang tajam memberikan isyarat bak seekor serigala jangan yang sedang dikuasai oleh masa rut-nya.

Gabriel akhirnya mengalami orgasme pertama, tubuhnya gemetar sesaat setelah mengeluarkan cairan kenikmatan. Dengan cepat ia bangun dan menarik keperkasaannya dari lubang milik Yuna, lalu menarik bekas kondom yang sudah penuh. Sejenak ia mengikat dan menyimpul ujung pengaman agar tidak tumpah kemana-mana, setelah selesai, ia langsung melemparkannya sembarangan ke lantai.

Sejenak Gabriel memegang lehernya dan mengerakkannya secara perlahan ke arah berlawanan, sebelum mengambil satu bungkus pengaman lagi. Dia hendak melakukan itu lagi karena batangnya masih terasa keras.

Yuna yang sudah terbaring lemas tidak tahu bahwa Gabriel akan melakukan ronde keduanya. Seketika ia tersentak saat merasakan benda keras itu mulai menghujam vaginanya kembali. "A-aku, sudah... lelah... please, Tuan, berhenti!"

"Sekali lagi, ya?" pujuk Gabriel sembari menyentuhkan tangan kekarnya ke pipi Yuna sebelum melakukan penetrasi lagi seperti tadi.

Yuna sudah tidak kuasa untuk melawan karena Gabriel terus menerus memikirkan dirinya sendiri, lawan mainnya bahkan tidak memastikan kenyamanan Yuna dalam bercinta.

Gabriel bahkan berbohong untuk melakukan itu dalam jumlah dua ronde saja, dia melakukannya berkali-kali seperti hendak menghabiskan seluruh pengaman yang ada pada malam itu juga.

Dia baru tersadar saat mengetahui Yuna tidak mengeluarkan suara desahan lagi, segera Gabriel membalik tubuh Yuna untuk memastikan keadaannya; dia melakukan penetrasi dari posisi belakang. "Hei?"

Gabriel akhirnya mau menghentikan aktivitas seksual itu sesaat setelah mengetahui keadaan Yuna yang tidak sadarkan diri, wanita itu dibuat pingsan olehnya.

.
.
.
.
.
.
.

Kaget sama viewersnya, cepet banget naiknya, woy!  Btw, readers baru yang baru mampir, halo kelen, jangan lupa vote dan komen, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaget sama viewersnya, cepet banget naiknya, woy!  Btw, readers baru yang baru mampir, halo kelen, jangan lupa vote dan komen, ya!

Author ini moody-an sebenarnya. Jadi, kalau mau bikin gua semangat, ya vote dan komeeeen yang banyak☹🐊

Btw, kalian dari tiktok ya?

DEBT LEGACY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang