[1] » wake up in someone else's body

624 72 15
                                    

» ✿ «

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

» ✿ «

Siapa yang sekiranya bisa menjelaskan situasi tak masuk akal ... yang sedang Ravasha alami sekarang?

Bagaimana mungkin dia — yang sebelumnya jatuh ke laut dan tenggelam karena tak bisa berenang — mendadak terbangun di tubuh orang asing yang sama sekali tak dia kenal?

Padahal puluhan jam silam, badan ringkih Ravasha mengapung sendirian serupa buih kecil di antara luasnya lautan. Terombang-ambing dengan ruang tenggorokan yang hampir terkoyak akibat berteriak minta tolong sepanjang malam, tapi tak ada satu pun orang yang datang. Masih belum pudar sensasi nyeri yang mencengkram jantung hingga inti organnya seakan hancur berantakan. Setiap jengkal paru-parunya dipenuhi air, membuatnya tersedak, menyisakan bentang sesak tak tertahankan.

Saat itu, bagi Ravasha bernapas bukan lagi sekadar proses menghirup oksigen agar tetap sadar, bukan pula sesuatu yang dengan mudah ia mampu lakukan. Sebab di celah-celah tarikannya untuk mengais segenggam udara, ada berjuta paku ngilu yang menancap di sekujur badan. Ada dinginnya pelukan tangan air yang membekukan sampai ke tulang. Ada aroma pahit dari kelamnya warna laut pasang yang menghadirkan percik ketakutan ...

juga, ada kesakitan yang bahkan tak mampu sepatah kata pun labiumnya bahasakan.

Ravasha ingat semua detik, menit, dan jam di mana deru napasnya perlahan padam. Ingat bagaimana ia mengejang, menggigil, lalu meronta untuk kali terakhir sewaktu pusaran gelombang menelan, dan arus deras melemparnya ke dasar terjauh yang tak bisa lagi daratan jangkau. Sepasang telinganya telah hilang kemampuan untuk mendengar, seolah wujud suara di seluruh antero dunia total diredam. Dan dengan mata terpejam yang menderaikan lebatnya hujan tangisan ...

kesadarannya runtuh berhamburan.

Hitam.

Lekang.

Lengang.

Disusul nadi yang berhenti menggemakan denyut konstan sebagai pertanda terhapusnya entitas kehidupan.

Ya, benar.

Pada titik itu — Ravasha jelas-jelas sudah meninggal.

... Harusnya.

Harusnya begitu, kan?!

Berdiri lagi pada topik awal dan utama; mengapa jiwanya yang sudah bersua kematian malah kembali hidup di raga berbeda?

Andai kepala Ravasha dicipta Tuhan dalam bentuk kaca, maka sejak membuka mata, kepalanya mungkin langsung pecah dan isinya kacau tak tertata.

become protagonist's obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang