10. Demam

15 7 0
                                    

Samar-samar tercium aroma minyak kayu putih di hidung Tata yang baru mendapati kesadarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Samar-samar tercium aroma minyak kayu putih di hidung Tata yang baru mendapati kesadarannya. Mendapati cahaya yang tiba-tiba menusuk indra penglihatannya membuat Tata kembali memejamkan mata, kepalanya berdenyut sakit.

Selintas putaran memori teringat oleh Tata, kemarin saat dirinya mendapat pengakuan suka dari Elang, mereka berdua hanya bertatapan lama sampai Tata dengan semangatnya mengatakan ingin menerobos hujan bersama Elang.

[ Flashback On ]

Ya, seolah berada dalam drama roman picisan, Tata dipinjamkan jaket oleh Elang sebagai penutup kepalanya duduk diboncengan laki-laki itu, memeluk perut Elang dan bersandar nyaman di punggungnya.

Elang sudah melajukan kendaraannya sampai di tengah perjalanan, secara tiba-tiba Tata memintanya untuk melambatkan laju. Dan berakhir sampai di rumah saat larut malam dalam keadaan basah kuyup, bunda dengan heboh menyuruh Elang dan Tata masuk. Ibu dari anak tunggal itu segera bergerak cepat menyuruh keduanya menunggu di ruang tamu, duduk di karpet dengan tubuh yang mulai menggigil.

Tak lama setelah bundanya pergi, Tata ambruk ke samping, bahkan Elang yang ada di dekatnya tak sempat menahan Tata agar tak terjatuh.

Sedangkan dari sudut pandang Elang, ia menggosok kedua tangannya sambil meniup-niup dengan napasnya yang hangat, juga duduk bersila berusaha membuat kedua kakinya menyatu dengan karpet karena ia merasa sangat kedinginan. Baru terpikir tentang Tata, Elang melirik dan melebarkan matanya dengan panik, khawatir segera menyerang perasaanya. Segera mendekat, ia meraih kepala Tata dan meletakkannya di paha.

"Ta?" Elang meraih tangan perempuan itu, menggenggam tangan Tata yang lebih dingin dibanding tangannya.

Menyadari kemungkinan Tata pingsan, Elang mengeraskan suaranya memanggil bunda.

"Tante!"

Bunda baru selesai menyiapkan pakaian untuk digunakan oleh Tata dan Elang, ia meletakkan pakaian tersebut di meja dekat Elang.

Bunda meletakkan punggung tangannya ke dahi Tata, merasakan panas tubuh dari anaknya membuat Bunda menatap cemas. Kemudian ia mendongak menatap Elang. "Tolong angkat Tata ke kamarnya, ya. Tata demam ini ...."

Setelahnya Elang mengangguk dan menggendong Tata ke kamar perempuan itu, ia juga disuruh bunda untuk menginap yang tentu saja ditolak oleh Elang.

Namun, Bunda bersikap tegas mengatakan di luar masih hujan deras dan bilang beliau tak ingin kalau Elang juga pingsan nantinya di tengah jalan ketika mengendara. Setelah beberapa wejangan dari Bunda, Elang mengalah, ia menerima kebaikan Bunda yang memberinya tumpangan kamar dan pakaian ganti, Bunda Tata itu bahkan mengantarkan makanan untuknya ke kamar.

[ Flashback Off ]

Tata membuka matanya yang terasa panas, napasnya juga terasa memberat karena hidungnya yang sesak.

Try to Move OnWhere stories live. Discover now