20 - Remah Tambang

Start from the beginning
                                    

"Rash? Ada apa sampe dateng ke sini?" Tanya Rajesh.

Arash, pemuda itu masih bergeming, tanpa menoleh ia berujar.

"Dua minggu kemaren si bocil dateng ke gue, nyuruh gue ngabarin lo kalo dua minggu ke depan dia belom ngasih kabar lagi" Pandangan Arash beralih pada Rajesh "Sampe hari ini gue belum dapet kabar lagi"

Alis Rajesh bertaut, ia lantas merogoh saku mengambil ponsel sekaligus kartu nama bertuliskan Alejandro W. Dernatte. Nada sambung berhenti pada dengungan ke tiga.

"Nera sudah ditemukan?" Tanya Rajesh tanpa salam.

"Belum, Nera melarikan diri dengan berbagai skenario untuk memperlambat saya"

"Kalau begitu perhitungan Nera meleset, kemungkinan besar dia diculik, salah satu rekan saya diminta Nera untuk mengabari saya, jika dalam dua minggu dia belum memberi kabar. Nera tidak akan memberi tahu saya jika memang ini adalah rencana kejahatan miliknya. Dia akan menerima konsekuensi sendirian, saya harap kata-kata saya bisa disikapi dengan serius"

"Baik, terimakasih"

Alejandro memejamkan mata begitu panggilan dimatikan. Kediaman Dernatte dua minggu ini cukup heboh dengan segala spekulasi atas pelarian terencana dari Nera. Ditambah belum pulangnya Javier yang sedang mengusut latar belakang keluarga anak itu. Alejandro berbalik, mendekati Eros dan Aester serta beberapa petinggi pasukan pembunuh Dernatte yang sedang menyusun strategi atas kemungkinan terburuk jika benar Nera adalah mata-mata. Ditambah Agraham yang masih bungkam soal adanya kecurigaan atas kemungkinan itu.

"Nera diculik" Ucap Alejandro menatap Eros serius.

Eros menatap balik keponakannya, mata itu tidak menunjukkan keraguan sama sekali, pandangan teduh Eros perlahan menajam, pria itu mengangguk.

"Perubahan strategi!"

Disisi lain, Nera sedang terlibat masalah lagi. Hari ini anak itu dipersilahkan jika ingin pergi dari kediaman Deric, meski sempat protes karena hanya dibekali 300 ribu padahal orang itu kaya raya. Tapi mengingat ginjal yang diberikan padanya secara cuma-cuma membuat Nera menelan umpatan, nggak semuanya tertelan sih.

Saat sedang berjalan-jalan di luar dinding raksasa pembatas kota. Nera dicegat oleh kelompok militan pembenci rezim Perdana Menteri. Sejak dua jam lalu dirinya diintrogasi hingga lebam merah-biru, sebenarnya dia bisa melawan, tapi memilih tidak. Kenapa? karena luka-luka ini bisa menjadi alasan cuap-cuap agar lolos dari hukuman Dernatte karena kabur.

Dia bisa playing victim sebagai korban penculikan, walau memang kenyataanya nggak jauh berbeda dari itu.

Jika sesuai tebakannya, hari ini Rajesh sudah diberi tahu oleh Arash, dan karena sebelumnya Rajesh dilabrak oleh Alejandro mereka pasti sudah bekerja sama untuk mencarinya. Rajesh ini paling semangat untuk menghukum Nera, soalnya dulu-dulu pemuda itu sering menjadi sasaran amukan Shira karena menutupi kenakalan-kenakalan Nera. Sayangnya setelah kepergian Shira, pemuda itu jadi tersadar dan taubat akan dosa-dosanya dan justru berbalik menjadi orang yang paling semangat untuk memberi konsekuensi atas kesalahan Nera.

Sebelum pergi tadi, Nera memasang dua lembar koyo untuk menutupi tatto lambang Yonandes, untuk penyeimbang, dia juga memasang dua lagi di bahu. Jaga-jaga jika nanti dia ditemukan oleh keluarga angkatnya.

BUGH!!

Kepala Nera tertoleh ke samping saat sekali lagi pukulan menghantam rahangnya.

"Asu Cok! Udah dibilang jangan muka gue!" Maki Nera.

Dari tadi orang-orang ini bernafsu sekali menghantam wajahnya.

"Udah dibilang gue bukan anak menteri, lo pada kalo mau nyekap orang riset dulu napa?! riset!" Lanjut anak itu setelah meludah darah.

BITTER AND SALTY [HIATUS]Where stories live. Discover now