Ev

521 25 1
                                    

Steve Revano Karf, pemuda imut itu kini sedang berjalan menyusuri jalanan yang ramai, banyak orang dan stan makanan ada di sini. Ia hanya ingin jajan dengan uang sakunya yang tak seberapa menurutnya.

Karf, siapa yang tak kenal marga itu, marga keluarga terpandang, sang pemimpin keluarga kecil Ev yang tak lain adalah ayah Ev menjabat sebagai presiden di negaranya. Walau menjadi presiden tak memungkinkan ayah Ev untuk tidak bekerja, ia juga menjabat sebagai kepala direktur dan ketua mafia terhebat.

Jika kalian pikir Ev jalan jalan sendiri maka kalian salah, Ev di awal tiga bodyguard yang di utus ayahnya. Ev asik melihat sekeliling, mencari apa yang ia inginkan.

Sampai matanya tertuju pada stan penjual es krim, saat ia menelisik Ev melihat Egan atau Erfgan Gyumhan, pacarnya. "Egan" Panggilnya dengan suara cukup keras.

Erfgan menoleh saat mendengar seorang memanggilnya, dan ternyata itu adalah bayi nya. Egan berjalan mendekat ke arah Ev dengan langkah besarnya, membopong Ev ala koala tak lupa mencium pipi anak itu.

"Kenapa Ev di sini?" Tanya Egan, Ev memiringkan kepalanya dengan muka bingung, "harusnya Ev yang tanya, kenapa Egan di sini" Ucapnya tegas

"Ya Egan kan lagi mau beli es buat Ev, tadinya Egan mau ke rumah Ev" Ev hanya membentuk bibirnya seperti huruf o untuk menjawab.

"Mau ke markas"

"Siap nyonya" Jawab Egan. Markas yang di maksud Ev adalah markas Grafic, geng yang di ketuai oleh Egan dengan banyaknya anggota.

Mereka tak jadi beli es krim, karna banyaknya es krim di markas yang di sediakan untuk camilan.

Perjalanan di tempuh kurang dari setengah jam, sampai di markas bisa Ev lihat banyaknya motor sport milik teman teman Egan.

"Wih bos dateng"

"Anjai Ev"

"Cape nih ada bocil"

"Apasih, Putro nggak di ajak"

"Yee ngentod"

Toxic? Sudah biasa, tak masalah bagi mereka walau ada Ev, bocil bocil begitu tontonan Ev bukan kartun lagi. Melainkan petir merah selebihnya sampai hitam.

"Nanti Ev mau nonton" Ucapnya dengan gembira setelah melihat tv besar yang tergantung di dinding.

"Iya nanti biar Jeko yang cari series baru" Ev memeluk senang tubuh besar kekasihnya.

Cup

Kecupan singkat, Egan layangkan ke bibir Ev, pemandangan seperti ini sudah biasa untuk anak Grafic. Apa mereka iri? Jawabannya tidak, mereka sangat menyukai saat sang bos datang dengan kekasihnya, namun tak jarang banyak perempuan yang datang untuk bertemu dengan Egan.

"Nggak kaget" Celetuk Iwan dengan suara kerasnya.

"Ya iya lhh" Raka.

.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, anak anak berniat jalan jalan dan mencari jajanan, biasanya sih jam segini banyak stan makanan.

Menyusuri taman dengan banyaknya stan, dan menjadi perhatian orang orang.

"Cewek kiw kiw" Celetuk Ev saat melihat perempuan dengan dress warna putih cantik.

Refan yang berada di belakang Ev langsung menutup mata anak itu dengan kedua tangannya.

Ev memberontak dengan cara apapun agar tangan yang berada di matanya segera terlepas. Kalau bisa yaa patah.

"Lepas ihhhhh"

"Lepas njing"

"Makanya jangan nakal jadi bocah" Ucap Bumi menasihati Ev.

"AWASSSS, Awas, awas, awass. Ihhh" Ev yang geram pun menendang kejantanan Revan

"Anjing, kontol gw cok" Revan menggeram kesakitan kala kejantanannya di tendang oleh bocah nakal ini.

"Salah siapa, wle" Ev berlari menuju Egan dengan tangan yang ia rentangkan. "Lain kali jangan gitu lagi, kasian mbaknya jadi malu" Nasehat itu keluar dari bibir pemuda jangkun dengan suara halus tapi serak.

"Iya maaf"

"Sekarang Ev mau apa?" Tanya Egan dengan tangan yang mengangkat Ev di gendongannya.

"Ev pengen kebab" Ucapnya dengan kepala ia sandarkan ke pundak sang kekasih.

"Iya kebab jumbo saos sambelnya sedikit kan?" Ev mengangguk setuju dengan pernyataan Egan.

.

Ev pemuda manis dengan segala tingkah laku anehnya, anak kesayangan keluarga Karf. Cucu bungsu dari pendiri Karf.

Anak tunggal yang sering merasa kesepian saat ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Anak lemah dengan kesehatan yang tak stabil.

Jika kalian bertanya, apakah Ev tidak ingin mempunyai adik? Maka jawaban dari Ev adalah, 'Ev mau, tapi kata bunda, bunda udah nggak bisa hamil lagi'.

Menjadi anak tunggal bukanlah hal yang mudah, walau apapun yang ia inginkan akan terwujud. Ev bertemu dengan Egan sudah menjadi hal yang membuatnya bahagia. Egan yang selalu menemani Ev.

Ev merupakan salah satu siswa di sekolah yang di bangun oleh ayahnya atas nama negara. Ev pemuda 16 thn yang duduk di bangku kelas 2 SMANHARAPAN bersama dengan sang kekasih dan juga teman teman sang kekasih.

Apa Egan dan antek anteknya yang bodoh? Atau Ev yang terlalu pintar? Maka jawabannya dua duanya. Egan dan teman-temannya pernah tak naik kelas satu kali, dan itu tahun lalu.

Anjy, ak sebenarnya bingung cuy

baby bosWhere stories live. Discover now