Chapter 24

32 3 0
                                    

VIDEO

🐻🐻🐻

Menghabiskan sisa waktu weekend. Alana dan Noah berjalan santai mengelilingi komplek. Setiap berpapasan dengan orang di jalan, Noah selalu menyapa orang-orang itu dengan kata "Hai!" sembari melambaikan tangan dan memberikan senyumannya yang manis. Membuat siapa saja yang disapa oleh Noah merasa gemas dengan anak kecil itu. Noah benar-benar sangat ramah.

"Kak Alana, Noah mau beli cilor itu!" Tunjuk Noah ke arah gerobak cilor.

"Boleh, ayo kita beli."

"Ayo!" Noah berlarian menuju gerobak penjual cilor Bandung yang ia tunjuk.

"Jangan lari, entar jatoh..."

"Om! Om! Cilornya satu bungkus ya! Gak pake saos!"

"Om! Om! Cilornya satu bungkus ya! Gak pake saos!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Okey adik kecil." Penjual cilor itu memberikan jempol kepada Noah. "Tunggu bentar ya, om bikin pesanan yang lain dulu."

"Okey!" Noah balik memberikan jempolnya kepada penjual cilor itu.

"Hay Alana!" Sapa salah satu pembeli cilor saat Alana baru saja sampai menghampiri Noah. Alana menoleh ke orang yang penyapanya.

"Hay juga Karin. Eh, lo kapan pulangnya?" Tanya Alana kepada Karin---teman TKnya dulu yang merantau untuk bersekolah di Palembang.

"Dua hari yang lalu." Jawab Karin dengan senyuman. "Btw, lo hari ini ultah ya? Hbd!"

"Makasih... lo makin cantik aja Rin." Puji Alana.

"Masa, sih? Lo kali yang makin cantik." Karin balik memuji Alana. "Eh, yang lagi sama lo sekarang anak siapa, nih?"

"Oh, ini, anaknya tem-"

"Noah calon anak kak Alana." Potong Noah, sedari tadi ia mendenger percakapan antara Alana dan Karin.

"Calon anak?" Tanya Karin kepada Alana dengan raut wajah yang bingung dengan tatapan yang meminta jawaban.

"E-e... hehehe." Alana hanya menyengir kuda.

"Pacar lo, duda ya?" Tebak Karin, dengan nada bicara yang berbisik.

"Gimana ya bilangnya, belum jadi pacar... masih pendekatan. Walaupun duda, gak duda-duda amat. Masih muda lah... dia rekan kerja papa gue."

Karin menggangguk. "Gak apa-apa sama duda, yang penting setia dan duit lancar. Jaman sekarang kita harus hidup mistis. Apa-apa perlu uang."

"Ha? Mistis?" Alana mengoreksi.

"Eh, Realistis maksudnya. Sorry typo. Hehe..."

Alana menggaruk tengkuknya. "Iya, sih... bener apa kata lo."

"Eh, halo adik kecil!" Sapa Karin kepada Noah dengan sangat ramah. "Siapa nama kamu tadi?"

"Nama aku, Noah."

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang