Hari Yang Bahagia Bagi Pengantin Baru

27 7 0
                                    

Hari cuaca sangat mendukung acara pernikahan ini karena cuacanya begitu cerah namun sejuk. Hal itu sangat membuat Asya senang karena acara pernikahan mereka laksanakan di halaman rumah keluarga Derren. Saat ini Asya semakin grogi dibuat karena keramaian ini tapi ketegangan yang dirasakan mereda ketika Derren sudah sampai disana.

" Maaf ya bikin kamu nunggu lama. "
" Nggak apa, tapi nggak terjadi apa-apa kan tadi? "
" Nggak ada. Ayo, acaranya akan dimulai. " Ucapnya sambil tersenyum manis dengan lesung pipinya.
" Baiklah. " Ucap Asya sambil menggandeng tangan Derren.

Mereka berdua keluar dari rumah keluarga Derren menuju halaman yang luas itu. Kedatangan mereka membuat para tamu undangan yang ribut menjadi terpaku dengan penampilan mereka yang begitu ' sempurna ' bagi mereka yang melihatnya.

Mereka akhirnya mengucapkan janji suci itu dan berciuman seperti acara pernikahan seperti biasanya. Usai melaksanakan hal tersebut Asya tanpa sengaja melihat kedatangan seseorang yang sudah lama dia tak jumpai. Tapi pandangannya dialihkan oleh Derren.

" Asya, kamu kenapa? Nggak enak badan ya? " Tanya Derren yang kelihatan khawatir.
" Tidak tapi aku seperti melihat ayah duduk dibangku paling belakang. " Ucap Asya sambil menunjuk ke sebuah bangku yang sekarang tak ada orangnya.

" Loh? Tadi ada orang disana aku liat tapi kenapa sekarang tidak? " Ucap Asya kebingungan.
" Mungkin kamu salah liat deh mending sekarang kamu kumpul aja sama temen-temenmu dulu aku mau ke toilet sebentar. " Ucap Derren.

Derren berusaha mencari keberadaan sang ayah mertuanya, Baskara juga membantu Derren mencari namun aslinya nihil. Sampai Ranendra menghampiri mereka berdua.

" Kebetulan sekali tadi ada orang yang katanya mau ketemu sama kamu. " Ucap Ranendra.
" Mana orang? " Tanya Derren dengan tergesa-gesa.
" Baru saja dia masuk ke toilet. " Ucap Ranendra.

Setelah Ranendra mengatakan hal itu dia langsung ditarik oleh Derren dan Baskara. Saat mereka sampai ditoilet kebetulan ayah dari Asya baru keluar dari kamar mandi.

" Akhirnya ketemu. " Ucap Baskara yang sudah kehabisan nafas.
" Ada apa ayah mertu mengajak aku bertemu disini? " Tanya Derren yang hanya dibalas senyuman oleh pria tua itu.

" Sepertinya aku mengurungkan niat untuk menerima tawaranmu yang tadi. Lebih baik aku pulang saja. " Ucap pria itu sambil mendekatkan dirinya kepada Derren dan memeluknya.
" Aku harap kau bisa menepati janjimu untuk membuat Asya bahagia selalu. " Ucap pria itu kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.

" Jadi dia ayahnya Audrey ya? Sepertinya dia malu banget karena kejadian itu. " Ucap Ranendra yang terus memandang pria tua itu yang masuk kedalam mobil.
" Iya, syukurlah kalau dia sudah menyadari tindakannya itu. Lebih baik kita balik biar nggak ada yang curiga. "

Saat mereka kembali tidak ada yang memperhatikan mereka bertiga kecuali Audrey tapi karena tak mau membuat keributan dia hanya diam saja sampai acara selesai. Acara pernikahan ini selesai di sore hari, tapi teman-teman mereka masih disana untuk beristirahat.

" Gila sih tadi yang nyiapin makanannya kewalahan banget karena tamunya banyak banget. " Ucap Satya sambil meminum jus yang masih ada.
" Betul banget mana ditambah lagi sama si Klarisa joget tadi semua yang  geliat ketawa. " Ucap Nada sambil memperagakan bagaimana kegilaan Klarisa tadi.

" Jika kamu mau pas kamu nikah aku akan begitu juga. " Ucap Klarisa yang membuat Nada shock.
" Oiya, kita pulang duluan ya. Selamat malam pertama pengantin kita. " Ucap Jeffri sambil menggendong Clarissa yang sudah tertidur karena kelelahan.
" Gw juga mau pulang kerumah baru bareng istri gw. " Ucap Derren sambil memeluk Asya.
" Kita pulang duluan ya, selamat tinggal semuanya. " Ucap Asya.

" Yaudah kita pulang juga, aku mau istirahat juga pegel banget tadi. " Ucap Klarisa. Mereka semua pulang bertahap-tahap sampai tersisa Maudy, Garendra, Audrey dan Ranendra disana.

" Audrey boleh nanya sesuatu nggak? " Ucapnya yang membuat mereka bertiga bingung.
" Boleh aja sih tapi kita pergi makan dulu yuk, nggak enak lama-lama kan rumah orang. " Ucap Maudy.

Mereka langsung menuju mobil yang sama menuju ke sebuah restoran. Saat sudah sampai mereka langsung  mengambil tempat yang agak sepi agar pembicaraan mereka tak didengar orang lain.

" Jadi kamu mau nanya apa? " Tanya Maudy kepada Audrey yang terdian sedari tadi.
" Sebenarnya siapa yang kak Maudy dan kak Garendra jemput? " Yang namanya disebut hanya terdiam karena binggung harus menjawab seperti apa.

" Kenapa kamu nanya seperti itu? " Tanya Maudy.
" Karena setiap kali aku mau melihat orang yang kalian jemput pandangan aku selalu dialihkan oleh Ranendra. Emang orang itu siapa? " Tanya Audrey karena dirinya butuh penjelasan.

" Baiklah tapi setelah mengetahui hal ini kamu tidak marah ya. " Ucap Maudy yang langsung disetujui Asya.
" Sebenarnya orang itu ayah kamu makanya kakak nyuruh Ranendra buat ngalihin perhatian kamu agar tidak melihat dia. " Ucap Maudy memberi penjelasan.

" Untuk apa dia datang? " Tanya Audrey dengan tatapan sinis setelah mengetahui siapa tamu ' spesial ' itu.
" Karena kakakmu selalu berharap jika ayahnya ada disaat pernikahannya. " Ucap Garendra membantu Maudy memberi penjelasan.

" Tapi dia tidak mengucapakan selamat atas pernikahan kakak secara langsung. "
" Karena dia merasa malu atas perbuatannya makanya dia memilih untuk pulang setelah pengucapan janji suci itu. Audrey, ayahmu memang salah tapi lebih baik kamu memaafkannya karena dia ayah kamu kalau ibumu masih hidup dia pasti akan memyuruhmu untuk tidak menaruh dendam. " Ucap Ranendra agar Audrey berhenti menanyakan hal itu.

" Baiklah tapi dia tinggal dimana sekarang? "
" Dia tinggal di rumah lamanya Dharma, rumah itu disewa untuk satu bulan. Jadi kalau kamu mau ketemu sama ayah kamu bisa saja. " Ucap Garendra sambil menghabiskan makanannya.

" Satu bulan? " Tanya Audrey kebingungan.
" Iya, setelah itu dia akan pergi. " Ucap Maudy yang dibalas anggukan paham oleh Audrey.

" Kak As- "
" Dia nggak tau, udah lanjutin aja makanmu nanti kita main monopoli. " Ucap Garendra memotong ucapan Audrey karena dia sudah bosan sedari tadi Audrey bertanya yang membuat Audrey bete.

Dilain sisi Asya sedang duduk didepan meja riasnya sambil memakai pelembab di mukanya sedangkan Derren sedang tiduran dikasur sambil membaca buku.

" Kamu udah pakai pelembab belum? Kalau belum sini biar sekalian. " Ucap Asya langsung dituruti oleh Derren.
" Menurutmu Audrey lagi ngapain? "
" Lagi gelut sama Garendra, kamu taulah kalau dua orang itu disatuin kayak gimana. " Ucap Derren yang membuat Asya tertawa.

" Iya juga ya. "
" Nanti kalau Garendra udah nikah pasti Audrey kesepian karena nggak ada temen gelut. " Ucap Derren sambil kembali ke kasur.
" Oiya, sayang kamu mau tau nggak? "
" Tau apa? Ada sesuatu kah? " Tanya Asya sambil melangkah menuju ke kasur.
" Nggak, nggak jadi deh. "

" Apaan sih, nggak jelas banget. "
" Kita kan udah nikah masa kamu nggak peka sih. " Ucap Derren sambil menatap Asya dark atas ke bawah dengan mata genitnya.
" Dasar mesum, mending aku makan. " Ucap Asya meninggalkan Derren sendirian di kamar. "

Baru Asya keluar dari kamar, hp Derren berbunyi.

" Halo paman Andre, ada apa? "
" Kapan kamu akan memberitahu Asya tentang keberadaan orang itu? "
" Aku akan memberitahunya saat bulan depan saja. Ayah mertua ada di kota ini sampai bulan depan bukan? "
" Iya tapi kalau bisa dua hari sebelum akhir bulan, karena dia sudah membeli tiket untuk pulang 2 hari sebelum akhir bulan. "
" Baiklah aku mengerti, terimakasih paman. "

" Siapa yang mau brownis. " Teriak Asya yang membuat Derren segera turun dari kamar.
" Aku mau. "

" Nggak apa lah nggak langsung malam pertama yang penting keselamatan nyawa yang utama. " Tutur Derren dalam batinnya sambil memakan brownis di ruang keluarga bersama Asya.

Hanya Kamu Didalam HatikuWhere stories live. Discover now