02. Orang susah ♥️

7 1 5
                                    

"Oke gas oke gas enggak ada beras enggak ada gas." Behani bernyanyi untuk menghibur kemiskinan, ia lemah, letih, loyo butuh asupan uang berwarna merah.

"Gini amat nasib orang susah, sempak udah bolong dijahit, kaos kaki longgar dikaretin. Astoge capek banget jadi babu pengen berhenti tapi cari kerjaan jaman sekarang susah."

Behani meratapi nasibnya yang begitu malang kepalanya mumet mendengar token listrik yang sedari tadi bunyi terus. Nit nit tit tit tit mau pecah rasanya kepala, diwaktu bersamaan dengan itu gas, beras, kebutuhan sehari-hari habis semua.

"Etdah merana amat kerja di rumah jomblo buluk kurang glowing. Kelamaan sendirian galau melulu sampai lupa jadi pembantu belum dibayar kagak tahu apa gue butuh banget duit buat beli beha baru. Elah bra gue semuanya udah sempit bikin susu jadi terhimpit.

Sinar mentari bersinar terang angin sepoi-sepoi menyentuh dedaunan yang layu. Berguguran terbang ke segala arah sejenak Behani berpikir untuk memasak rendang batu, tumis rumput liar, dan rica-rica ranting saja . Behani jadi kesel masa buat masak saja sepeserpun Ujang tidak memberi.

"Sayang jangan melamun nanti kesambet Kunti Bogel loh. Nih aku bawain kecoak balado favorit kamu," ucap Sempaka ia mencoba mengerti apa yang istrinya mau. Ia rela menahan malu pergi ke pasar membeli bra dengan bermacam ragam motif yang unyu.

Apapun akan Sempaka lalukan demi ayangya bahagia.

"Kagak sekalian lo masak pepes curut? Kecoak balado itu buat lo aja gue enggak doyan hm."

"Aduh Beha sayang kenapa atuh malah ngomel ke Aa? Ututu kan cantiknya jadi hilang maksimal. "

Mendengar ucapan receh suaminya Behani jadi semakin emosi dia menyumpal mulut suaminya pakai kolor milik Ujang yang belum sempat ia cuci. Beuh mantap bau terasi mana motipnya hello kitty.

"Diem Sempak!!! Kepala gue sakit hiks sroot." 

"Udah sayang nanti darah tinggi kamu makin parah. Senyum dong nih Aa beliin beha baru pasti kamu kelihatan sexy pakai ini. Duh gak sabar nanti lihat penampilan kamu."

Behani menatap beha jelek yang terbuat dari kulit durian. Entah otak Sempaka sudah koslet atau gimana bisa-bisanya memberi hadiah seperti itu. Membayangkan saja ngeri Behani tidak kuat menghirup aroma duren di apalagi harus memakai beha itu susunya yang besar dan gemoy bisa terlukai oleh durinya.

"Etdah yang bener aja make beginian astogeh dosa apa bisa-bisanya berjodoh sama mahluk hidup yang otaknya cuma secuil."

"Daripada kamu ngeluh terus mending makan yu, laper perut udah kekerubukan nih. "

Aroma jengkol balado serta sambal terasi sungguh menggugah selera, beruntung tadi ia mendapatkan sedikit rezeki setidaknya bisa makan enak. Sempaka sudah tidak tahan kerja di rumah ini, sering kali gajinya lupa dibayar tetapi apalah boleh buat kalau bukan kerena Ujang mungkin ia lontang Lantung tak tentu arah.

"Lu nggak mungut makanan dari tempat sampah kan? " Behani curiga sebab suaminya itu bego. Pernah suatu hari beliau mungut roti tawar di tempat sampah sudah expired malah dimakan akhirnya sakit perut. Siapa juga yang repot? Pastinya Behani Nurinem.

"Makanan dari Bang Rijal, tadi bininya masak banyak hihihi. Aku juga dapat duit tambahan dari dia bantu jaga anaknya."

"Lu jangan mau gaul sama itu orang. Dia sesat bangke masa udah punya istri sah malah lebih milih tinggal sama perempuan lain."

"WOY BABU KALIAN BUKANNYA KERJA MALAH GOSIP!!!" Ujang jengkel dari pagi rumah masih berantakan kaya otaknya.

"BODOAMAT JANG BODO!!!" Behani mulai frustasi.

"KERJA KERAS BAGAI KUDA KAGAK DI GAJI YANG BENER AJA."

"RUGI DONG!"

****

"Bosen banget jadi jomblo pengen punya bini dua supaya merasakan surga dunia. Duh senang banget hati nikmatnya dunia halusinasi awww." Ujang rebahan sambil guling guling di kasur ia senyum-senyum sendiri layaknya orang tidak waras.

Hujan deras menciptakan suasana yang tenang dan damai. Namun nuansa hujan juga mengundang kenangan manis yang telah lama terpendam terbayang kala itu main dibawa derasnya rinai hujan bersama Marpuah kejar-kejaran mengelilingi pohon layaknya film India. Ujang rindu masa-masa itu.

"Andai dulu gue nikah sama Marpuah mungkin hidup gue bahagia banget kali ya, merangkai kisah manis berdua, terus punya anak yang lucu-lucu gemesin. Puaaaahhhh gue kangen kita yang dulu." Ujang menangis tersedu-sedu. Nuansa dingin yang mencekam membuat hati Ujang teriris perih. Akhir-akhir ini mood nya gampang sekali berubah layaknya remaja labil.

"Kalau cewek punya suami dua boleh gak sih? Boleh kayaknya. Gue masih pengen nikah sama Puah. Galon woy galon gagal move on gueeeeee."

"HAYANG KAWIN WIN WIN HAYANG KAWIN."

"EMAK UJANG PENGEN KAWIN, PENGEN PUNYA BINI!!!"

"Etdah Jang astaghfirullah ya Allah. Pengen nikah tinggal nikah cewek di muka bumi ini banyak." Emak sudah pusing mengurus Ujang usianya emang sudah tua bangka tapi kelakuannya seperti anak kecil.

"Masalahnya nih ya ceweknya gak mau sama Ujang, Mak!"

"Jelas lah Jang emangnya siapa yang mau jalani hubungan sama cowok yang masih terjebak masalalunya.  "

Petir yang menggelar seolah menyambar hati  mungil Ujang. Sakit bukan main kenyataannya bener apa yang Emak katakan dirinya belum pernah bisa sepenuhnya melupakan Marpuah. Nama gadis itu selalu ada di hatinya belum bisa tergantikan.

****

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jomblo buluk kurang glowing. || Hiatus || Where stories live. Discover now