" Seokjin masih butuh waktu ya ? Kalau begitu , nanti kamu minta tolong ibu panti hubungi bunda kalau seokjin sudah siap buat ikut bunda sama ayah yaa ... "

" Dua hari lagi yah ? Gapapa bunda , 2 hari lagi seokjin tunggu bunda sama ayah jemput yaa... "

" Terima kasih sayang... " Wanita itu tersenyum bahagia , ia kecup kening seokjin dengan penuh sayang . Begitu pun dengan pria yang berada dibelakangnya . Kedua matanya tidak bisa bohong melihat sang istri dan seokjin dengan tatapan penuh sayang . Lantas pria tersebut memeluk keduanya .

Jungkook terdiam , cairan bening itu mengalir begitu saja dari sudut matanya . Ia mencoba mencerna kembali semua perkataan seokjin dan calon orang tuanya itu .

Jemput ? Dua hari lagi ? Itu artinya dia akan kehilangan orang yang sangat disayanginya di hari ulang tahunnya lagi ?

Ingatannya kembali pada saat ibu panti memberitahu tentang kematian sang ibu. Pikirannya kembali membuka luka lama yang sudah tertutup rapih . Namun Jungkook tidak bisa berbuat apa-apa . Dia tidak mungkin egois untuk membiarkan seokjin tetap tinggal dipanti .

===========================================

Pagi harinya , semua normal seperti biasa . Seokjin sudah berangkat pagi2 sekali ke sekolah ditemani ibu panti , karena ibu panti harus mengurus surat kepindahan sekolah untuk seokjin . Sedang Jungkook pergi ke sekolah seperti biasa . Layaknya seperti semalam tidak terjadi apa-apa . Bahkan Jungkook masih bisa bercanda dengan seokjin , kak Naya dan juga anak-anak lainnya . Kemana perginya tangis semalam ? Apa secepat itu jungkook mengikhlaskan kenyataan kalau hanya tinggal sehari lagi kakak kesayangnya itu pergi .

Cuaca jakarta cukup terik siang ini , Bu panti sudah dirumah dari tadi , semua urusan sekolah seokjin sudah selesai . Hanya seokjin tidak ikut pulang karena ingin berlama-lama dengan sahabatnya sebelum akhirnya seokjin pindah sekolah . Sedangkan Jungkook sudah berada dirumah setengah jam setelah ibu panti sampai ke rumah . Sosoknya sekarang sedang berada di kamar Hans , disibukkan dengan beberapa buku pelajaran dan juga cerita . Entah apa yang terjadi pada Jungkook , ibu panti sedikit khawatir karena biasanya anak itu akan semangat mandi dan berdiri di depan pintu dengan buku cerita ditangannya , menunggu kedatangan seseorang yang dia sayang .
Ibu panti yang melihat Jungkook sedang serius membaca di dalam kamar lantas meninggalkannya . Ibu panti tidak mau terlalu ikut campur . Anak asuhnya itu pintar , berpikir kritis dan dewasa , meskipun usianya masih dibilang anak-anak namun sifat dewasanya sudah nampak .

Tinggalkan Jungkook . Sekarang seokjin tengah berdiri di depan pagar panti asuhan yang masih tertutup . Ia celingak celinguk seperti mencari sesuatu . Entah apa yang dicari sebenarnya .

" Jungkook kemana ? Kenapa dia tidak menungguku di depan pintu ? " Tanyanya pada dirinya sendiri .

Aneh , benar-benar aneh . Karena biasanya Jungkook selalu berdiri didepan sana , menunggunya pulang . Bahkan saat keadaan sakit pun jungkook selalu menyempatkan diri untuk menunggu seokjin , meskipun berakhir dengan ditarik paksa sama ibu panti atau kak Naya untuk tiduran saja di kamar .

Seokjin pun memutuskan untuk masuk ke rumah dan mencari keberadaan Jungkook , namun baru saja dirinya hendak masuk kamar Hans , dengan cepat Naya menarik tangannya itu dan membawanya pergi dari kamar Hans .

Kini keduanya berada di dapur , ada ibu panti juga disana . Seokjin melihat wajah ibu panti tidak seperti biasanya , seperti ada wajah khawatir , cemas namun juga sedih . Begitu juga dengan Kak Naya ,  seperti ada masalah serius.

" Bunda sama Kak Naya kenapa ? Jungkook kemana ya , tumben banget dia ga nungguin aku di depan rumah " tanya seokjin .

" Kamu sudah bilang sama Jungkook kalau kamu akan dijemput keluarga kamu besok ? " Tanya ibu panti

" Belum Bun , semalam aku mau bilang tapi Jungkook sudah tidur duluan "

" Jujur bunda khawatir sama Jungkook , meskipun bunda tahu dia anaknya kuat tapi untuk yang satu ini bunda sanksi " ucap ibu panti yang terlihat sangat cemas

" Kenapa kamu ga minta waktu sedikit lagi saja sama orang tua angkat kamu ? Aku lihat mereka baik dan pasti ngerti " ucap Naya

" Maksud kak Naya apa ? "

" Kamu pergi disaat Jungkook ulang tahun , apa kamu tidak sadar ? " Ucap kak Naya dengan nada cukup tinggi , terbesit sedikit rasa kecewa pada seokjin .

" Naya... Ini bukan salah seokjin , waktunya yang tidak tepat . Jangan salahkan seokjin " ucap ibu panti . Naya dan seokjin terdiam . Naya menyesal dengan ucapannya , sedang seokjin menyesal kenapa dirinya bisa lupa kalo besok adalah hari ulang tahun Jungkook . Seokjin hanya bisa mengutuk dirinya sendiri sekarang.

Ketiganya terdiam , sampai akhirnya salah satu anak asuh di panti tersebut memberi tahu ketiganya tentang jungkook .

" Ndaaa ... Kak Jungkook nangis dikamar " ucap anak tersebut .

Mendengar itu , tanpa pikir panjang seokjin berlari meninggalkan dapur untuk segera melihat keadaan Jungkook . Sekarang hatinya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan . Teganya dirinya membuat orang yang dia sayang menangis bahkan dirinya sendiri yang akan memberikan luka lama yang sama pada kesayangannya itu .

Benar saja , sesampainya seokjin di kamar Hans , dia melihat Jungkook sudah kacau , anak itu duduk ditempat tidur yang dipenuhi sobekan kertas , nampaknya semua kertas itu berasal dari buku-buku cerita miliknya .

Tanpa pikir panjang , seokjin pun menghampiri Jungkook lalu memeluk tubuh kecil itu . Yang dipeluk hanya diam , tidak bergeming sedikit pun . Jungkook malah semakin menangis ketika seokjin meminta maaf padanya .

" Maaf " hanya itu yang bisa seokjin sampaikan.

🐹🐰



Selamat pagi...
Sampai sini dulu , masih mau lanjut atau stop disini aja ? 🤔😂
Jangan lupa vote dan vomment yaa

I yellow you 💛

All About Us and Memories ( Jinkook )जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें