05. Orang Baik Katanya

68 9 0
                                    

"Lo kenal Abang gue sejak kapan?" -tanya Azriel menarik Avisa agar duduk disampingnya.

Keduanya baru saja kembali dari kamar Sagara setelah berdebat soal kamar mandi.

"Sejak Abang lo datang ke pernikahan Abang gue," -ucap Avisa lantas kembali mengerjakan tugasnya dilaptop.

"Abang lo? Siapa namanya?" -Azriel bertanya tanya.

"Cakra."

"Lah? Bang Cakra? Yang nikah sama Kak Cia?"

"Iya, lo kenal juga?"

"Lah dia mah temen mabar gue njir," -Azriel excited, "Eh tapi gue baru tau kalo dia punya Adek. Seinget gue dia anak tunggal," -Sambungnya.

"Iya, dia sempet jadi anak tunggal selama 4 tahun," -ucap Avisa tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Maksudnya?"

"Gue pernah kepisah dari keluarga gue waktu umur 15 tahun. Gue hilang pas main disungai."

"HEH? SERIUS?"

"Serius, gue hanyut pas main sama Bang Cakra. Kita gak sadar kalo tiba-tiba debit air sungai makin tinggi, terus gak lama kita berdua diterjang air sungai yang meluap. Dan saat itu yang bisa renang cuma Bang Cakra, dia langsung berhasil nepi setelah terseret arus 10 meter. Sementara gue langsung lenyap ditelan air sungai."

"Terus? Gimana lo bisa selamat dari sana?" -tanya Azriel yang kini meninggalkan tugas kuliahnya dan memilih mendengarkan cerita Avisa.

"Gue ditemuin sama warga waktu itu. Mereka rawat gue sampe gue sembuh dari koma."

"Koma?"

"Iya gue sempet koma beberapa hari," -ucap Avisa kembali mengingat masa-masa kritisnya.

2 jam terombang ambing disungai cukup membuat luka diingatan Avisa. Ditengah derasnya hujan ia harus melawan rasa sesak didadanya. Menangis sendirian seraya mencari pertolongan.

Ia sudah pasrah jika harus berakhir mati saat itu juga. Namun, takdir berkata lain. Tiba-tiba saja tubuhnya ditarik oleh seseorang dari daratan. Seorang pria yang tampak seumuran Ayahnya, menolongnya keluar dari derasnya aliran sungai saat itu.

Pria itu membawa Avisa menuju Rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Awalnya Avisa hampir tidak bisa diselamatkan karna tubuh gadis itu yang sudah dingin dan tak ada tanda tanda kehidupan. Namun, Pria yang membantu Avisa terus meminta pertolongan pada dokter-dokter hingga akhirnya Avisa kembali bernafas normal.

Avisa ingat ketika dirinya sadar, orang-orang disekitarnya langsung mengucapkan rasa syukur. Ia sebenarnya tak mengenali orang-orang itu tetapi ia bersyukur bisa kembali hidup.

Hingga 2 bulan lamanya Avisa akhirnya bisa hidup layaknya remaja seperti biasanya. Ia ingin sekali pulang saat itu, namun ia tak ingin merepotkan orang tua angkatnya. Gadis itu merasa berhutang budi pada kedua pasangan yang sudah menolongnya dari maut.

Avisa bertekad membalas budi untuk orang tua angkatnya itu. Selama 4 tahun lamanya ia membantu orang tua angkatnya itu berjualan. Berjualan nasi goreng setiap malamnya, dan paginya Avisa berangkat sekolah seperti remaja lainnya. Gadis itu bersekolah hingga lulus SMA.

Awalnya Avisa tak ada niatan untuk kuliah, namun takdir lagi-lagi memberinya kejutan. Ia kembali dipertemukan dengan keluarga kandungnya.

Cakra datang dan menemukannya tengah berjualan. Tentu orang tua angkatnya sangat senang kala Avisa kembali bertemu dengan keluarganya. Keduanya mendorong Avisa agar kembali bersama Cakra. Mereka mengatakan jika mereka tidak bisa selalu bersama Avisa, gadis itu harus kuliah dan menjadi orang sukses kedepannya. Dan akhirnya Avisa kembali ke rumah membuat geger seluruh keluarga besarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SANDYAKALAWhere stories live. Discover now