03. Tak Semudah Itu

114 16 1
                                    

"Sagara itu... orangnya kaya gimana?"

Jari yang semula bergerak lincah diatas keyboard itu spontan terhenti. Cakra menoleh menatap Adiknya yang kini terduduk disofa seraya memandangnya penasaran.

"Kenapa lo nanyain itu? Demen?"

"Iya."

Sejenak jantung Cakra terhenti. Matanya bergetar saat merasakan perasaan tak asing dihatinya.

"G-gimana bisa?" Tanya Cakra linglung.

"Hah?" -Avisa menatap Kakaknya bingung.

"Kenapa lo bisa suka dia?" -nyawa Cakra kini sudah kembali.

"Dia ganteng, siapa yang gak suka? Dia juga keliatannya punya banyak duit, lumayan juga," -Avisa tersenyum miring.

Wajah Cakra langsung berubah datar mendengar penjelasan Adiknya. Jujur saja ia sangat terkejut ketika Avisa mengatakan bahwa gadis itu menyukai Sagara. Ia penasaran bagaimana reaksi Sagara jika mendengar ini.

"Dasar," -Cakra mendengus kesal.

"Tapi serius deh Bang, kok bisa sih cewenya Sagara mirip banget sama gue?"

"Asal lo tau dia lebih tua dari lo, gak sopan panggil nam-APA?! LO TAU CEWE SAGARA DARIMANA?" -Cakra kini langsung menutup laptop nya tanpa berpikir lagi.

Avisa mengedikkan bahunya, "Tadi kita tubrukan diparkiran dan hp kita ketuker. Gue kaget banget pas liat wallpapernya, perasaan gue gak pernah ketemu dia dan selfie bareng dia," -Avisa mengerutkan dahinya bingung.

"Lo ketemu dia?" -tanya Cakra ikut duduk disamping Adiknya itu.

"Eum," -Avisa mengangguk. "Dan lo harus tau ini, waktu gue balikin hpnya kan otomatis gue harus cari mobilnya dia, Kan? Nah pas gue ketemu dia lagi, mata dia merah banget kek habis nangis," -jelas Avisa. Wajah gadis itu tampak seperti Adik kecil yang mengadu pada Ayahnya.

"Lo yakin?" -Cakra menatap Adiknya tak percaya.

"Ah lo mah gak percayaan," -Avisa kesal.

"Kata Bunda jangan percaya sama Avisa, nanti gue diculik," -ucap Cakra.

"Lo udah ada istri, bukan anak kecil lagi," -Avisa menjambak rambut Cakra.

"Aaarghhh!!"

Avisa melepas genggaman tangannya dari kepala Cakra saat suara ketukan pintu berhasil melerai keributan disana.

"Masuk," -Cakra berucap seraya merapihkan rambutnya kembali.

"Mbak Avisa, ini ada titipan makanan dari gofood," -Sekretaris Cakra masuk ke dalam ruangan sembari membawa sekotak makanan yang Avisa yakini didalamnya berisi cake kesukaannya.

"Perasaan gue gak pesen makanan deh, atas nama siapa ini?" -tanya Avisa menerima kotak itu.

"Tadi Bapaknya nya bilang dari Mas Azriel," -ucap Sekretaris Cakra.

"Oh Azriel, makasih ya Kak Kevin udah anterin kesini," -Avisa tersenyum pada Sekretaris Cakra itu.

"Sama-sama Mbak, saya izin keluar."

Tepat saat pintu ruangan kembali tertutup, Avisa langsung menoleh pada Cakra. Ia sebal Kakaknya itu terus memperhatikannya selama dirinya mengobrol dengan Kevin.

"Apa?" -Avisa sangsi.

"Azriel siapa? Pacar lo?" -Cakra mulai menginterogasi Adiknya.

"Temen," -jawab Avisa sembari membuka kotak berisi cake itu.

"Temen macam apa yang gofood in lo makanan? Segala tau kantor gue pula, lo yakin temen lo ini gada rasa sama lo?" -tanya Cakra.

"Ada," -Avisa mengangguk, "Kemarin dia confess dikampus," -Avisa berucap santai tanpa mempedulikan reaksi Kakaknya yang kini menatap dirinya tak percaya.

SANDYAKALAМесто, где живут истории. Откройте их для себя