"Sudah, Tante. Kami nggak mau menikah buru-buru. Tapi, suatu saat nanti kami akan menikah."

"Iya, Pa. Jangan membuat Sapphire nggak nyaman. Aku menganggap Sapphire sebagai adik. Kami seperti ini sejak kecil. Kalau tiba-tiba bicara tentang pernikahan, aku pun nggak setuju."

Sapphire mengangguk setuju. Sapphire sangat tidak nyaman dengan topik bahasan ini. Dia ingin segera pulang dan bertemu dengan Raven.

Kedua matanya berkaca-kaca menahan air mata, namun Roger bergeming. Dia tidak setuju jika Sapphire menikah dengan orang lain.

Baginya, menikahkan Sapphire dan Rasya akan lebih baik. Mereka adalah keluarga, menjamin kebahagiaan gadis itu bersama mereka dari pada dengan orang lain.

***

Raven terdiam. Gadis itu terus menangis dan melontarkan penolakan. Menggeleng lemah dan meminta perlindungan dari Raven.

"Sayang, aku nggak mau menikah sama kak Rasya." kata Sapphire bersusah payah. Dia nyaris kehilangan suaranya.

Raven bingung menyikapi ini. Dia juga terlalu syok, sehingga yang hanya dia lakukan adalah memeluk Sapphire. "Kamu tenang dulu, nanti cerita pelan-pelan."

"Aku nggak mau menikah," Suara Sapphire teredam di dada Raven. "Aku mau menikahnya sama kamu."

"Kenapa mereka menyuruh kamu menikah?" tanya Raven beberapa saat kemudian. "Bukannya kamu di suruh main doang ke kantor?"

Sapphire membuat jarak dengan Raven. Menyeka wajahnya dan menghela napas panjang. Dia mulai bercerita mulai dari awal. "Tadi pagi aku sama kak Rasya ke kantor. Aku ikut meeting, terus om Roger ngajak makan malam di luar. Terus tiba-tiba om Roger bilang mau nikahin aku sama kak Rasya."

"Kamu nggak bilang udah punya pacar?"

"Udah," jawab Sapphire dengan frustasi. "Katanya kita cuma pacaran, belum tentu serius dan berjodoh. Terus katanya lebih baik nikah sama kak Rasya, karena kami masih keluarga. Katanya mereka nggak mempercayakan aku sama kamu." Air mata gadis itu kembali meluruh, perasaannya bercampur aduk. Dia juga sangat panik, tidak mau berpisah dari Raven, Sapphire tahu bahwa Roger tidak main-main dengan ucapannya.

"Rasya ngomong apa?"

"Kak Rasya udah nolak, tapi om Roger masih maksa. Tante Sedah juga setuju kalau kami menikah. Aku takut banget, aku nggak mau menikah."

Raven membawa Sapphire kembali ke pelukannya. Mengusap-usap kepalanya dan mengecup dahinya.

"Sayang, kita menikah aja besok." ajak Sapphire melontarkan ide yang terlintas begitu saja.

"Hah?" Raven terkejut. "Menikah itu bukan hal yang main-main. Kita udah punya planning, menikahnya masih lama."

"Nanti om Roger maksa aku menikah. Aku nggak mau." jelas Sapphire kembali frustasi. "Kalau nggak, kita punya anak dulu. Menikahnya nanti, supaya mereka nggak maksa."

"Kalau kamu nggak mau, mereka nggak akan berani. Percaya sama aku."

Gadis itu berhenti menangis dan berpikir keras. "Nanti kita ketemu sama om Roger ya? Kamu bilang sama om Roger kalau kita serius dan nggak mau kalau aku nikah sama kak Rasya. Besok ya kita ke rumah mereka?"

Raven keberatan menemui keluarga Sapphire. Dia juga tidak yakin menggagalkan perjodohan antara Sapphire dan Rasya. Mereka adalah keluarga, lagi pula perasaan Raven untuk Sapphire tidak sepenuhnya tertahta.

"Kamu masih di suruh ke kantor atau ke rumah mereka?" tanya Raven.

Sapphire menggelengkan kepala. Dia sangat panik sehingga minta pulang tiba-tiba saat mereka baru selesai makan.

REDFLAG Where stories live. Discover now