16

303 76 5
                                    

Aku akan mencintai kamu. Bukan... Aku sudah jatuh cinta sama kamu."

---

Sudah sebulan Yuan dalam masa pemulihan. Hotelnya dikelola oleh manager dan Fadero. Ia cuma memantau laporan dari Sani.

Fadero bolak balik Hotel dan rumah sakit setiap harinya. Ia menginap di Rumah Sakit usai bekerja untuk merawat Yuan. Dero berusaha melakukan yang terbaik untuk Yuan. Ia membantu Yuan makan, buang air kcil, dan banyak keperluan lainnya. Meskipun Yuan menolaknya.

Ya... Yuan menolak semua bantuan Dero. Ia bahkan menghindari kontak mata dan bicara dengan pria yang sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat tersebut.

Cuma Yuan yang tahu apa yang ada di hati dan pikirannya. Dimitri sendiri tidak bisa menebak isi kepala putrinya.

Setelah Yuan lebih baik, dan setelah memastikan Teo dihukum berat, Dimitri kembali ke Singapura. Pria itu tetap akan berkunjung selain karena mengkhawatirkan Yuan juga memastikan Teo tidak mendapatkan keringanan apapun.

"Bu Tamtama anda dinyatakan sudah sehat dan diperbolehkan pulang. Jangan lupa datang kontrol untuk memeriksakan kondisi anda." Kata Dokter.

"Terimakasih banyak dokter." Ucap Yuan.

Dero membiarkan pelayan membawa barang-barang mereka sementara ia berniat membantu Yuan duduk di kursi roda tetapi Yuan menolak dengan cara mengabaikan uluran tangan Dero dan malah berusaha duduk sendiri.

Dero mendorong kursi roda Yuan menuju ke parkiran. Pak Madi sudah menunggu di basemen.

"Kenapa kamu terus saja bersikap dingin?" Tanya Dero.

Yuan diam tidak menjawab. Awalnya Dero kira Yuan mengalami trauma karena sikapnya yang dingin bagaikan kura-kura yang menyembunyikan dirinya saat ada yang mendekati. Ia bahkan meminta Dokter agar Yuan melakukan konsultasi dengan psikolog.

Namun hasilnya di luar dugaan. Yuan baik-baik saja. Jadi mungkin hanya Fadero yang mendapatkan perlakuan dingin Yuan.

Dero membuka pintu mobil dan berniat membantu Yuan masuk tetapi lagi-lagi Yuan menolaknya tanpa suara. Ia menghindari setiap sentuhan Dero. Hati Dero nelangsa... Padahal sebelumnya Yuan selalu mencari-cari alasan menempel padanya.

"Selamat atas kesembuhan nya Bu Tama." Pak Madi memberikan buket bunga cantik dari kursi penumpang depan pada Yuan.

"Terimakasih Pak Madi. Bunganya cantik sekali." Yuan mencium aroma bunga tersebut sambil tersenyum.

Lihat, Yuan tersenyum lagi, tapi bukan kepadanya. Gimana Dero nggak kesal? Padahal ia selalu mencemaskan Yuan, gak bisa apa Yuan senyum manis padanya?

"Iya Bu. Itu dari Pak Dero. Saya cuma perantara saja." Pak Madi jadi merasa bersalah karena tak menyiapkan apapun.

Wajah Yuan berubah seketika lalu ia letakkan saja bunga tersebut tanpa minat di sebelahnya.

Fadero yang ingin masuk dan duduk di sebelah Yuan jadi terhenti. Akhirnya ia tutup kembali pintu mobil di sisi sebelah Yuan dan duduk ke depan.

"Antar saya ke villa kakek Pak Madi."

Fadero semakin yakin sekarang kalau Yuan memang menghindarinya.

---

Setelah berdebat cukup sengit akhirnya Yuan menyatakan diri kalah dan harus membiarkan Dero ikut tinggal di Villa kakeknya.

Yuan baru tahu jika Dero semenyebalkan ini jika memaksa. Yuan sedang tak ingin melihat Dero. Seolah sudah lelah dan tak ingin melanjutkan lagi perasaan nya yang menurutnya sangat menyakitkan ini. Terlebih Dero juga terpaksa harus terlibat dengan urusan masa lalunya.

Tamtama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang