2

393 90 5
                                    

"Lepaskan tangan kamu!" Suara tegas dan jantan dengan penampilan sangat maskulin dari Fadero membuat tatapan memuja dari para wanita tertuju padanya, tidak terkecuali Tamtama Yuanita.

---

Yuan memeluk bantal empuknya sambil memeriksa secara detail semua perencanaan acara ulang tahun Hotelnya. Sebenarnya acara itu sekaligus peringatan kematian Almarhum Kakek nya.

Sambil memeriksa semua persiapan ia juga memantau pekerjaan para karyawannya dengan CCTV melalui laptopnya.

Yuan melepaskan kacamata anti radiasi yang ia pakai lalu memijat pelipisnya dan juga tengkuk nya. Ia lelah. Kadang berharap ada seseorang yang akan memahami dirinya lalu saat lelah begini ada yang memijatnya dengan penuh perhatian.

Lalu Yuan tersenyum sendiri lagi, "Mana mungkin sosok seperti itu ada." Ucapnya bermonolog.

Namun Yuan tiba-tiba teringat akan sosok seseorang, Fadero.

"Ya, dia mungkin akan begitu pada istrinya." Katanya lagi bermonolog.

"Baiklah Yuan, kamu tidak butuh lelaki brengsek atau mahkluk pemilik penis di dunia ini. Kamu bisa menikmati fasilitas spa besok di hotel, sementara nikmati yang ada saat ini." Kata Yuan lagi berjalan menuju sofa pemijat elektrik yang ia miliki.

Yuan tinggal sendiri ditemani dua orang pembantu yang tidur di kamar belakang sedang di luar ada satpam penjaga juga. Rumah yang ia tempati cukup besar terutama kamar utama yang terhubung dengan ruang kerja dengan fasilitas meja kerja juga kursi pemijat elektrik ini.

Yuan menikmati kesendiriannya meskipun ia kadang merasa sunyi dan sepi. Menikah? Di usianya yang ke 28 tahun ia masih berprinsip sama, tidak tertarik pada pernikahan.

Pernikahan adalah ikatan suci kata orang-orang tapi baginya pernikahan hanya alibi saja yang menunjukkan bahwa seseorang itu laku dan tidak akan hidup menua sendirian.

Yah meskipun sebagian ada yang berhasil menemukan pasangan sejatinya tapi untuk sekarang ini, terlebih era saat ini, jumlah pasangan yang ingin menikah ditambah punya anak sepertinya sudah tidak seperti dulu lagi dikarenakan tingginya biaya hidup juga susahnya mendidik dan menanamkan moral pada anak.

Belum lagi tingginya kasus kekerasan baik itu KDRT, perselingkuhan, dan lain-lain pokoknya Yuan tidak akan menikah.

Setelah merasakan jika apa yang ia lakukan tidak lagi maksimal karena ia capek dan mengantuk akhirnya ia putuskan untuk tidur.

---

"Selamat pagi Ibu Tama semua pakaian Ibu hari ini sudah saya siapkan berikut dengan aksesoris juga tas dan sepatu anda." Ucap seorang wanita padanya.

Dia asisten pribadi Yuan yang setiap jam 6 pagi bertugas untuk menyiapkan semua pakaiannya dan kebutuhan pribadinya.

Yuan yang baru selesai mandi hanya pakai jubah mandi melihat semua yang disiapkan lalu setelah merasa puas ia menyuruh nya keluar karena ia akan berganti pakaian.

"Permisi Bu Tama, ini ada kiriman bunga." Ucap seorang pelayan nya.

Yuan menerima bunga cantik tersebut namun dia kurang senang. Ia tak suka hal-hal seperti ini apalagi di pagi hari.

Selamat Pagi, sayang. Semoga hari mu menyenangkan. Sampai bertemu dalam waktu dekat. Dari yang mencintai kamu. Teo.

Yuan melempar bunga tersebut hingga membuat pelayan nya terkejut.

"Kalau ada hadiah atau apapun itu kamu harus periksa pengirim nya. Jika itu dari dia, langsung buang saja." Ucap Yuan marah.

Pelayan yang membawakan bunga tadi sangat panik dan ketakutan di pecat. Pasalnya Yuan ini tidak banyak bicara tapi sekali marah bisa langsung pecat orang.

Tamtama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang