[10]. Yang Selalu Ada dalam Segala Situasi

785 232 72
                                    

Halo, apa kabar? Kangen Mas Akbar nggak nih? 😍

Maafkan baru up lagi. Aku kemarin sibuk urusin hal-hal di dunia nyata. 🤭

Jangan lupa vote dan komentarnya. Terima kasih.

Happy reading!

====🌸🌸🌸====

Ada yang mulai manja dan maunya digandeng mesra nih! 🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang mulai manja dan maunya digandeng mesra nih! 🤣🤣

====🌸🌸🌸====

Ajakan nonton hari ini pun dibatalkan lagi. Bukan. Bukan karena Raya, tapi karena Nadia yang jatuh sakit hari ini. Entah kenapa, tubuh gadis itu seperti sedang rapuh-rapuhnya akhir-akhir ini. Kuliah pun kerap nitip presensi kehadiran. Untung ada Cindy yang pintar meniru tanda tangan Nadia yang super rumit.

Kali ini Nadia bilang masuk angin karena semalam katanya ketiduran di atas karpet. Uh, lemah! Raya biasa saja tuh waktu dulu pernah nggak sengaja kekunci di perpustakaan kantor Ayah sampai pagi. Nggak ada acara masuk angin paginya.

Ya ... meski malam itu ditemani Mas Akbar, sih.

Laki-laki itu meminjamkan jaket padanya. Paginya, entah sejak kapan Raya tertidur dan ... nyender ke bahu Akbar!

Sudah, jangan banyak tanya! Pokoknya waktu itu mereka terkurung berdua gara-gara ulah konyol Raya yang sok ngambek kabur dari serentetan ceramah Ayah. Titik. Ia sedang tak ingin mengingat kenangan-kenangan absurd-nya bersama Akbar di Hadinata Studio.

Kembali ke perkara Nadia. Pokonya, menurut Raya, gadis kuat itu mendadak serapuh kayu lapuk. Wajahnya masih pucat pasi waktu Raya dan Cindy jenguk siang tadi. Tertidur di balik selimut dan hampir tak mau makan apa-apa. Katanya perut kembung dan mual.

Tak ada pekerjaan dan bosan, Raya memilih mengisi waktu sore dengan mengganggu Bi Yuyun. Ia bilang mengganggu karena setelah acara belajar masak, tak ada satu pun makanan yang jadi, dan dapur Akbar berubah serupa kapal pecah.

Ceplok telor, keasinan. "Padahal cuma dikasih setengah sendok aja, lho! Sumpah!"

"Yaah, Non Raya pakainya sendok makan. Pake tangan aja secimit-secimit. Tabur-tabur dikit, Non. Aduh ...."

Tuh, kan, Bi Yuyun mulai mengeluh.

"Ndak bisa dimakan ini, Non. Asinnya kebangetan."

Raya meringis. "Ganti masak yang lain. Bikin ayam goreng mentega?"

Bi Yuyun setuju. Perempuan tua itu mengeluarkan daging ayam dari kulkas. Sungguh, asisten super baik sejagat raya versi Raya itu banyak sekali mengeluarlan effort demi istri manja tuannya bisa masak. Tapi bisa apa Raya kalau ternyata ayam goreng menteganya pun bentuk serta rasanya ....

Secret MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang