"aku dipaksa agar bisa mengerti mereka, lalu kapan mereka akan mengerti aku?"
ⓉⓞⓝⓖⓚⓡⓞⓝⓖⓐⓝⓄ⑥
di ruang tamu yang hening ini, hanya ada nicho dan ibunya, mereka saling berdiam dan tidak ada yang berniat membuka obrolan, semua terlalu sibuk ribut dengan pikiran mereka masing masing.
"mereka beneran udah pisah?" batin nicho
"sebenarnya ini saya sedang mengakhiri tasa sedih saya atau hanya melanjutkan kesedihan saya?" batin nina
"kamu ikut papa kamu ya? mama gabisa biayain pengobatan kamu lagi." ujar nina
"ini semua salah nicho ya ma?"
"disini, semuanya bersalah cho."
"tapi semua ga akan gini kalau ga ada nicho kan ma?"
"ini ga akan terjadi kalo mama ga nikah." ujar nina lalu meninggalkan nicho sendirian.
nicho tau, ia bukan anak kecil yang mudah untuk dibohongi, ia tau bahwa semua ini karnanya, andai keluarga ini dikaruniai anak yang sehat tanpa penyakit, mungkin perpisahan ini tidak akan pernah terjadi.
sedangkan di tempat lain ada jung yang terdiam di kursi halaman rumahnya, ia juga sedang berantakan, sama seperti yang lain.
"apa yang harus saya lakukan kedepannya?" batinnya.
jung masuk ke dalam tapi yang ia lihat adalah nicho yang sedang terduduk lesu disana.
ada gejolak tak suka bercampur dengan iba, ia kasihan karna ia juga seorang ayah tapi di sisi lain ia juga tak suka karna ia seorang suami, bagaimana rasanya ketika harus berpisah karna anak sendiri?
jung melewati nicho begitu saja, ia tak mau sampai dirinya melewati batas amarahnya sendiri karna sesungguhnya dirinya ini sering menyakiti secara fisik.
"papa? mama gamau tinggal dengan nicho, apakah papa juga gamau?" tanya nicho
jung menghentikan langkahnya, ia takut pada dirinya sendiri jika nicho tinggal bersamanya, ia takut melukai anaknya sendiri, tapi harus dengan siapa jika bukan dengannya?
"tinggalah bersama saya, tapi tolong jangan menyusahkan, saya tidak bisa terus terusan mengurusi penyakit kamu." jawab jung yang hanya dibalas anggukan oleh nicho.
"penyakit pembawa sial."
-nicho
jung menghempas dirinya dikasur yang berada di kamar tamu, hari ini adalah akhir dari pertengkarannya, hari terakhir ia berada di rumah ini.
"ini beneran sudah hancur berantakan?" monolognya.
ia duduk dan memandangi dirinya yang kacau, rambut berantakan bersama dengan kemeja putih yang lusuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tongkrongan06 || NCT
Teen Fiction-Tongkrongan penuh luka- "hidup gue berantakan." -nicho "gue cuma punya ibu di hidup gue." -haikal "gue kesepian." -jendra [dilarang plagiat] ©KaryaNoda