Akhirnya Aku Mememukan Dirimu

26 8 0
                                    

Asya tak berdaya sekarang, dia hanya sedang tertidur karena menahan lapar dan sakit. Saat Asya sedang tertidur badannya disirami air dingin oleh wanita itu.

" Bangun kau dasar pemalas, sekarang kami memberimu kesempatan untuk menelpon keluarga mu karena mereka akan membayar tebusannya. " Asya hanya bisa pasrah mengikuti kemauan mereka karena dia akan semakin disiksa jika tak menurut.

" Audrey kamu disana? "
" Kakak bagaimana keadaanmu? "
" Aku baik-baik saja, kakak sangat merindukanmu. "
" Aku juga, kakak tenang saja setelah ini kakak akan bebas. "
" Kalau begitu kita bertemu sekarang di lokasi yang aku berikan. " Ucap wanita itu dan langsung mematikan telponnya.

Mereka kembali menutup mulut Asya dengan lakban dan pergi meninggalkan Asya begitu saja. Asya hanya bisa duduk diam tak berdaya bahkan dia tak merasakan lagi sakit yang ada disetiap peegelangan tangan dan kakinya.

Di sisi lain wanita dan pria itu masuk kedalam mobil meninggalkan rumah gubuk yang tak ada penghuninya. Disaat mereka pergi kebetulan sekali ada Dharma, Garendra dan Jeffri lewat disana. Mereka kebingungan melihat ada yang keluar dari rumah yang ternyata milik Dharma.

" Katanya rumahmu nggak ada yang nyewa tapi kenapa ada orang yang keluar dari sana? " Ucap Garendra heran begitu juga Dharma yang ditanya.
" Jangan-jangan maling lagi, coba kita cek. " Ucap Jeffri sambil keluar dari mobil dan lari yang disusul oleh kedua temannya itu.

Mereka masuk sambil membawa balok kayu yang ada didekat teras rumah itu, mereka masuk perlahan-lahan. Walaupun sudah berhati-hati tanpa sengaja Jeffri terpeleset karena genangan air.

" Siapa yang naruh air disini sih. " Ucap Jeffri dengan kesal sambil menggosok area badannya yang sakit.
" Kayaknya ada yang bocor deh. " Ucap Dharma sambil melihat kearah langit-langit rumahnya.
" Tapi kan nggak ada hujan sama sekali diarea ini jadi mustahil apalagi genangan airnya sebanyak ini. " Ucap Garendra sambil melihat sekelilingnya.

Saat mereka bertiga masih kebingungan sayup-sayup mereka mendengar suara. Mereka seketika merinding tapi mau tak mau mereka harus mencari sumber suara itu. Mereka mencari sampai mereka menemukan sumber suara itu ada di ruangan paling ujung, Garendra mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mendobrak pintu itu.

" LAH? ASYA?! " Ucap mereka bertiga serempak karena tak menyangka yang memiliki suara itu adalah Asya.
" Kenapa kamu bisa ada disini? Badan basah kuyup, tangan sama kaki luka. " Tutur Jeffri yang keheranan sambil membuka ikatan yang ada ditubuh Asya.

" Aku-aku diculik sama orang tapi aku ng-nggak tau siapa orangnya karena mere-mereka pak-pakai topeng. " Ucap Asya terbata-bata karena dia tak memiliki tenaga.
" Yaudah sekarang kita antar kamu kerumah Maudy. " Ucap Garendra sambil memakaikan Asya jaketnya.

" Jika kesana sekarang kita nggak akan ketemu kak Maudy karena mereka lagi pergi minta tebusan. " Ucap Asya yang dibantu berdiri oleh Jeffri.
" Kalau gitu kita telpon aja Maudy terus susul mereka kesana. " Ucap Dharma yang disetujui Garendra.

Garendra langsung menelpon Maudy dan memberitahu jika Asya sudah mereka temukan. Garendra meminta Maudy untuk mengirimkan lokasi mereka sekarang agar bisa bertemu disana. Setelah mendapatkan lokasinya mereka langsung pergi namun mereka membeli obat terlebih dahulu untuk luka ditubuh Asya.

Di sisi lain Maudy dan yang lainnya sedang menunggu kedatang sang penculik, Maudy tak memberitahu siapapun jika Asya sudah ditemukan agar mereka dapat menangkap sang penculik. Maudy melihat wajah Derren yang sudah pucat karena sedari kemarin gelisah karena dia sama sekali belum mengetahui bagaimana kondisi Asya.

Sudah lama mereka menunggu akhirnya penculik itu datang juga sambil membaws seorang wanita yang ditutup mukanya.

" Sesuai perjanjian berikan uangnya kepada kami terlebih dahulu. " Ucap pria itu dengan angkuhnya.
" Baiklah silahkan diambil. " Ucap Andre sambil menyerahkan koper yang berisikan uang itu lalu mengambil Asya.

Saat sang penculik membuka koper itu ternyata isinya hanya setumpuk daun kering. Mereka sangat marah karena merasa ditipu.

" Apa-apaan ini kalian menipu kami?! " Ucap wanita itu dengan nada yang begitu tinggi.
" Kalian juga menipu kami dengan membawakan Asya yang palsu. " Ucap Baskara yang berusaha menahan kesalnya.

" Kamu pikir kami bodoh percaya begitu saja? Mustahil seorang penculik mau membelikan baju baru untuk Asya. " Ucap Maudy maju sambil membuka penutup wajah yang digunakan Asya bohongan itu.

Saat pria itu ingin menyerah Maudy dengan segera dia dikepung banyak orang yang membawa pistol. Mereka berdua seketika tak berdaya dan dengan mudahnya ditangkap. Saat dibuka topeng kedua orang itu ternyata mereka adalah Rina dan Fandhi.

" Sungguh kuduga itu adalah perbuatan kalian. " Ucap Andre mendekati kedua orang itu.
" Tolong bantu kami mengurus dua hama ini. " Ucap Andre kepada pimpinan polisi itu.
" Tenang saja tuan Andre kami akan mengurus mereka. " Ucapnya sambil membaws kedua orang itu masuk kedalam mobil polisi.

Disaat polisi sudah membawa si penculik dan orang yang dijadikan Asya, Derren terduduk lemas tak berdaya seperti kehilangan semangat hidupnya. Garendra pun datang disaat situasi sudah mulai tenang.

" Woi lu kenapa lemes gitu udah kayak orang tipes aja. " Ucap Garendra menghampiri Derren yang tak berdaya itu.
" Lu ngapain dateng kesini? " Tanya Baskara heran karena Garendra tak datang sendiri.

" Owh iya gw datang kesini bawa pesanan untuk nih bocah. " Derren yang merasa terpanggil menoleh kearah Garendra yang menuju kearah mobilnya. Disana sudah ada Asya yang dipenuhi perban dan rambut yang setengah basah. Derren dengan cepat menghampirinya dan memeluknya begitu kencang.

" Maafin aku, gara-gara aku kamu jadi begini. " Ucap Derren sambil menangis karena akhirnya kekhawatirannya telah hilang.
" Aku yang harusnya minta maaf karena nggak dengerin ucapan kamu. " Ucap Asya yang tersenyum dengan indahnya.

Asya melihat sekitarnya sambil menenangkan Derren yang masih menangis. Disana dia melihat Baskara dan Maudy yang melihatnya dengan tatapan sedih. Kemudian Asya melepaskan pelukan Derren dan menghampiri mereka berdua lalu memeluk Baskara.

" Maaf membuat kalian terus kerepotan. " Ucap Asya dengan nada gemetaran sambil berusaha menahan tangis.
" Tidak apa-apa yang terpenting kamu sudah kembali kepada kami. " Ucap Maudy sambil menghelus kepala Asya dengan pelan.
" Sekarang kamu pulang ya, Audrey udah nunggu kamu. " Ucap Baskara sambil menuntun Asya masuk kedalam mobil.

Asya diantarkan pulang oleh Derren, Maudy dan Baskara yang mengemudi. Selama diperjalanan Derren tak melepaskan pelukannya dan genggaman tangannya. Setelah sampai dirumah Audrey langsung memeluk kakaknya yang sudah tiba dirumah.

" Aku merindukanmu. "
" Kakak juga, maaf bikin kamu khawatir. " Ucap Asya sambil menghelus kepala Audrey.
" Yang penting kakak kembali aku sudah senang. " Ucap Audrey.

" Kalau begitu kalian pulanglah istirahat, maaf merepotkan. " Ucap Asya kepada mereka bertiga.
" Baiklah, kamu istirahat yang cukup dan jangan keluar tanpa ada yang menemani. " Ucap Derren sambil mengecup pipinya Asya dan hari pun berakhir dengan ditemukannya Asya.

Hanya Kamu Didalam HatikuWhere stories live. Discover now