Kehidupan keluarganya yg kini berubah lebih baik ternyata tak lepas dari peran seorang Wang Yibo. Dari obrolannya dengan sang ibu, wanita itu menceritakan tentang Wang Yibo yg menawarinya untuk pindah ke rumah baru yg lebih layak, akan tetapi, nyonya Xiao tentu tidak ingin mengambil banyak manfaat dari menantunya ini. Nyonya Xiao menolak. Namun, Wang Yibo tidak mungkin hanya bisa berpangku tangan ketika melihat kehidupan keluarga istrinya yg jauh dari kata baik. Pria itu pun memaksa, tidak ingin dianggap tamak dan terlalu mengambil banyak kesempatan, nyonya  Xiao hanya bisa mengusulkan untuk memberikannya tambahan modal untuk membuka toko kuenya sendiri, karena kebetulan wanita itu memiliki sedikit keterampilan untuk membuat kue.

Agar tidak melukai harga diri wanita itu, Wang Yibo pun setuju. Meskipun sebenarnya ia bisa dengan mudah membalik keadaan ekonomi mereka, tapi tampaknya nyonya Xiao tidak ingin memberinya kesan yg buruk. Dari itu, ia pun hanya bisa menuruti kemauan wanita itu.

Setibanya di apartemen, Yizhou mengantarkannya hingga tepat ke depan pintu demi memastikan ia tiba dengan selamat.

"Tuan Wang mungkin akan sedikit pulang terlambat. Jadi, kalo anda perlu apa-apa, anda bisa menghubungi saya."

Xiao Zhan mengangguk, tapi ia jelas tidak akan mungkin berani untuk merepotkannya.

"Tuan Ji, terima kasih atas bantuannya hari ini. Maaf, karena saya sudah banyak merepotkan anda."

Selepas itu, keduanya pun berpisah. Saat ia langit sudah berubah gelap. Di kulkas sudah tersedia makanan yg di siapkan oleh bibi pelayan untuknya, Xiao Zhan hanya perlu menghangatkannya saja jika ia ingin memakannya.

Sebenarnya ia tidak lapar. Tapi, karena di dalam tubuhnya bukan hanya ditempati oleh dirinya saja, maka ia harus memaksakan diri untuk makan demi bayinya agar tumbuh dengan sehat.

.
.
.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya Wang Yibo segera pulang, dan ketika ia melihat jam, itu sudah pukul sebelas malam.

Ketika ia membuka pintu, lampu diruangan tersebut masih menyala, ia kira Xiao Zhan belum tidur, tapi ternyata pemuda itu malah tertidur di sofa dengan buku pelajarannya yg tergeletak disofa. Xiao Zhan pasti tidak sengaja tertidur ketika membacanya.

Wang Yibo pun merapikan bukunya, kemudian membopong pemuda itu ke dalam kamar tidur, membaringkannya diatas kasur dengan hati-hati, kemudian menyelimutinya.

Wajah terlelap Xiao Zhan yg terlihat begitu polos membuat rasa lelah yg menghinggapinya hilang seketika. Wang yibo merapikan poni Xiao Zhan yg berantakan, kemudian tatapannya tidak sengaja terpaku pada bibir mungilnya yg sedikit terbuka. Pemandangan itu memuncul suatu dorongan yg menyuruhnya untuk mendekat dan mengecup benda kenyal itu. Wang Yibo menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia harus segera menghilangkan pemikiran tersebut jauh-jauh. Wang Yibo tidak berani mengambil kesempatan dalam kesempitan. Meski ingin, tapi itu harus ada persetujuan dari kedua belah pihak.

Wang Yibo menjauhkan wajahnya, tapi ia kembali mendekat dan melayangkan sebuah kecupan lembut dikening pemuda itu.

Begini lebih baik.

.
.
.

Hari ini Xiao Zhan datang ke sekolah seperti biasanya. Yaitu, ia tiba lebih awal dari yg lainnya.

Xiao Zhan sedang fokus membaca bukunya tanpa menyadari bagaimana tatapan yg dilayangkan oleh teman-teman sekelasnya yg baru masuk, itu semacam tatapan mencemo'oh yg mereka berikan padanya.

Mereka pun seolah berbisik membahas sesuatu, tapi ia tidak peduli dan tidak pernah ingin peduli, itu bukan urusannya.

"Xiao Zhan!!!" Jili berteriak setelah tiba di dalam kelas. Nafas pemuda itu tampak tak beraturan, sepertinya ia telah berlari dengan tergesa-gesa untuk sampai kesini.

Teriakan Jili membuat yg lainnya mengalihkan atensinya pada pemuda itu.

"Apa lihat-lihat?! Jangan langsung berani mengambil kesimpulan kalo kalian tidak tahu info itu benar ato bohong." Ia berkata sinis tanpa perlu takut jika dirinya akan ikut dimusuhi oleh yg lainnya.

Xiao Zhan bingung mendengar perkataan Jili yg sangat tidak ramah pada rekan-rekan sekelasnya. Jili tidak ambil pusing dengan yg lainnya. Ia segera mendekat dan duduk di tempatnya, mengeluarkan ponsel miliknya, dan memperlihatkannya pada teman semejanya.

"Xiao Zhan, apa ini benar-benar kau? Kenapa kau datang ke dokter kandungan? Dan pria ini, siapa dia?" Jili mencecarnya dengan banyak pertanyaan setelah memperlihatkannya sebuah rekaman video yg dibagikan ke dalam grup chat forum kelasnya.

"S-siapa yg membagikan ini?" Xiao Zhan terkejut hingga tergagap saat menanyainya.

"Ini nomor baru. Tapi yg jelas orang ini pasti ada didalam kelas kita." Ucapnya yg kemudian melayangkan tatapan tajam saat memindai orang-orang yg ada didalam kelas.

"Xiao Zhan, kau disuruh datang ke ruangan kepala sekolah." Salah seorang siswa dari kelas lain datang memanggilnya.

Xiao Zhan langsung dibanjiri keringat dingin, ia tidak menyangka hari semacam ini akan muncul dalam waktu secepat ini. Jantungnya berdebar kencang, ia khawatir dan juga takut. Ia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana situasi dan kondisinya, apalagi saat ini Wang Yibo tidak datang untuk mengajar. Dan masalah rekaman itu, itu adalah videonya dengan Yizhou kemarin, pria itu hanya memperlihatkan punggungnya dan disini hanya wajahnya saja yg terlihat jelas. Di lihat dari segi sudut manapun, rekaman tersebut memang terlihat lebih menyorotnya. Itu memang sengaja menargetkannya.

Meski gugup, Xiao Zhan tetap bangkit dan pergi menuju ruang kepala sekolah. Selepas kepergiannya, obrolan mengenai rumor Xiao Zhan pun langsung pecah.

"Aku bilang apa, dia itu tidak sepolos seperti penampilannya."

"Mn, aku setuju. Jangan-jangan ia memang sudah melakukan ini sebelumnya, dan sekarang ia hamil karena tidak hati-hati."

"Lagipula, apa kau percaya dia bisa masuk ke sekolah ini dengan benar-benar mengandalkan kemampuannya?"

"Aku percaya. Aku percaya kalo dia bisa masuk ke sekolah bergengsi ini menggunakan kemampuannya, kemampuan merayu dan menjilat... ha.. ha..."

Seisi kelas meledak, menertawakan untuk mengejek kemalangan Xiao Zhan.



Tbc.
Sorry for typo.
















MBA (Ongoing)Where stories live. Discover now