7

5K 534 25
                                    

Happy reading

***

Suara bel berbunyi nyaring dan itulah tanda pergantian jam mata pelajaran. Siswa kelas 12 A  dan B berhamburan keluar, kedua murid kelas tersebut kini menuju ke area lapangan setelah sebelumnya berganti menjadi seragam olahraga.

Jam di dinding menunjukkan angka 10, tetapi cahaya terik dari sang surya terkesan seperti sudah tengah hari.

Murid dilapangan berkumpul dan mulai berbaris rapi sesuai instruksi sang guru. Kali ini, demi melatih kebugaran para siswanya guru tersebut menyuruh mereka melakukan perenggangan sebelum bersiap lari estafet dengan mengelilingi lapangan. Tim pun dibentuk, dan mulai bersiap untuk lari.

Xiao Zhan berbaris mengantri gilirannya, butiran keringat kini membasahi wajahnya meski ia belum mulai berlari. Pemuda itu mengeluh dalam hatinya, mencemo'oh kemampuan fisiknya yg kini terasa begitu lemah.

"Zhan, kalo kau tidak sehat sebaiknya istirahat saja dikelas. Aku akan meminta izin untukmu pada guru." Jili merasa khawatir.

Dalam beberapa bidang mata pelajaran Xiao Zhan masih cukup unggul. Jadi, melewatkan satu mata pelajaran seperti olahraga ini agaknya tidak akan berdampak buruk pada nilai keseleruhannya nanti.

"Tidak, aku baik-baik saja. Kekuatan fisikku memang tidak sebagus yg lainnya, jadi seharusnya aku perlu banyak berlatih untuk memperbaikinya."

Jili hanya bisa menghela nafas, percuma saja membujuknya, jika temannya ini masih bersikeras maka tidak ada pilihan lain selain mengiyakannya.

Wang Yibo berada di dalam ruangannya yg terletak dilantai dua. Posisinya kini menghadap jendela yg mengarah langsung ke arah lapangan. Sinar matahari memang agak menyilaukan dan begitu menyengat. Namun, itu tidak sampai menembus kaca jendelanya yg tebal.

Wang Yibo mengarahkan pandangannya ke lapangan, dimana banyak murid sedang melakukan kegiatan lari estafet. Tatapannya tampak terfokus hanya pada satu sosok, itu adalah Xiao Zhan yg terlihat kurang baik diantara yg lainnya.

Sebulan sudah ia menjadi guru dadakan di sekolah ini, dan tepat sebulan juga kejadian one night standnya  dengan pemuda itu berlalu. Sepanjang ia memperhatikan Xiao Zhan, perasaan bersalahnya semakin terasa membebaninya. Meski Xiao Zhan sendiri tampaknya sudah melupakan ato memang sengaja tidak ingin mengingatnya sama sekali. Seharusnya Wang Yibo pun merasa demikian, apalagi ia sudah memberi kompensasi yg cukup layak pada pemuda itu. Tapi, entah kenapa ia masih diliputi perasaan tertekan seperti ini.

Mungkin karena Xiao Zhan adalah orang baik, sehingga mampu membuatnya merasa seperti ini.

Pupil mata pria itu melebar dan menyusut ketika menyadari ada yg tidak beres dengan kerumunan yg ada dilapangan. Beberapa murid tampak panik dan setelahnya terlihat guru olahraga menggendong seorang murid dipunggungnya. Itu adalah Xiao Zhan. Tampaknya pemuda itu jatuh tidak sadarkan diri akibat sengatan panas yg ditanggungnya.

Wang Yibo pun segera keluar dari ruangannya untuk menuju tempat Xiao Zhan dibawa.

Ketika ia tiba, Xiao Zhan masih terlihat tidak sadarkan diri dengan dijaga oleh Jili. Wang Yibo pun menyuruh Jili untuk kembali dan membiarkan ia yg menggantikannya. Jili pun menurut.

Sepertinya ia banyak kehilangan berat badannya,

Pikir Wang Yibo yg menyadari jika wajah pemuda itu terlihat lebih tirus dari dari sebelumnya. Dan itu membuat penampilan Xiao Zhan dimatanya terlihat sangat menyedihkan.

MBA (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang