5. Fuse

4 0 0
                                    


Agenda makan siang Lee dan Kiara berakhir saat kedua pria dan wanita itu berpisah di halaman rumah sakit. Konyol sekali, tapi Lee mendapati dirinya sendiri masih setia berdiri selagi menyaksikan kepergian Kiara, bahkan setelah sosok wanita tersebut sudah menghilang dari jarak pandangnya.

Ia tersenyum seperti orang yang tengah jatuh cinta.

Sampai akhirnya, ponselnya berdering dan membuat wajahnya yang sempat sumringah spontan berubah.

"Lee, dimana kau?"

"..."

"Ibu mengirim pesan kepadaku dan bilang kau mampir bersama seorang perempuan."

Dahinya mengernyit sesaat setelah mendengar ucapan sang lawan bicara via telepon. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal selagi berusaha memikirkan tanggapan yang tepat.

Lee memang sedikit gerah jika Aron—orang yang tengah berbicara dengannya saat ini—sudah menanyakan tentang Kiara. Ia memang membutuhkan bantuan pria tersebut, tapi ada hal-hal yang juga ia batasi agar tidak diketahui oleh Aron.

"Damn. I was just curious. Are you gatekeeping her from me?"

"What?"

Di lokasi yang berbeda, Aron menatap brosur perjalanan ke Edinburgh yang digenggamnya sembari menggertakkan gigi. Ia tak mengatakan apa-apa karena sudah terlanjur kesal mendengar respons Lee.

Lelaki itu meremas kertas dalam genggamannya tak lama kemudian. Itu upaya paling sederhana yang bisa ia lakukan untuk meredam emosinya sendiri.

"Aku tak tahu apa yang kau pikirkan, tapi aku sama sekali tidak berniat untuk merebut Kit atau siapapun nama wanita itu. Aku tidak peduli."

Lee menghela napasnya mendengar ucapan Aron.

"Aron—It's not like that. I swear-"

"Intinya kita masih harus bicara. Secepatnya."

Sambungan telepon terputus setelahnya. Sikap Aron yang terkesan tidak sopan membuat Lee menatap layar ponselnya dengan mulut terbuka. Ia tak percaya jika pemuda yang berusia dibawahnya itu cukup berani kepadanya. Terlebih dengan mengakhiri panggilan di saat ia sendiri belum selesai bicara.

Lee lantas menghela napas panjang sebelum memasukkan ponselnya ke saku celana. Kedua matanya spontan memandang ke arah kejauhan dengan nanar.

Ia bukannya tak mau berkata jujur. Lee juga sudah menceritakan semuanya. Namun, memang ada hal-hal yang tidak ia beberkan secara lengkap. Lee punya alasan tersendiri dibalik mengapa dirinya memutuskan mengambil sikap seperti itu.

Rasa ingin tahu yang dimiliki Aron sangatlah berbahaya. Lee hanya tak ingin melibatkan Aron terlalu jauh dalam pencariannya tentang masa lalu Kiara yang selalu menghantuinya.

Berurusan dengan orang kaya dengan jumlah kekayaan diluar nalar bukanlah hal yang bisa dianggap biasa-biasa saja. 

Bagaimana jika keluarga Terentia punya banyak musuh?

Atau, parahnya lagi, orang-orang yang dulu ia habisi ternyata berasal dari kalangan atas?

Bekerja sebagai pengawal bisa saja hanya bagian dari kamuflase mereka, terlepas dari realita serta tujuan utama para lelaki biadab tersebut bergabung dan menjadi bagian dari keluarga Terentia.

Lee sungguh tak ingin membuat Aron dan kedua orang tuanya sudah sangat baik sampai terkena imbas buruk dari seluruh persoalan perihal keluarga Terentia dan juga Kiara yang sampai dengan hari ini masih membuat ia bertanya-tanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cold-hearted ClementineWhere stories live. Discover now