Bab 18 - Penyerahan

1.8K 317 12
                                    

Tubuh Pangeran Tristan membeku seketika saat dirinya sadar bahwa Aurora kembali menolaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Pangeran Tristan membeku seketika saat dirinya sadar bahwa Aurora kembali menolaknya. Sialnya, dia juga menyadari bahwa dirinya tak bisa menahan diri dan hampir saja kehilangan kendali, dirinya hampir saja memaksakan kehendaknya pada Aurora, memerkosa perempuan itu, padahal, satu-satunya hal yang tak ingin dilakukan oleh Pangeran Tristan pada Aurora adalah memaksakan kehendaknya pada perempuan itu meski dirinya begitu ingin memilikinya.

Pangeran Tristan mulai mundur teratur, ekspresi wajahnya mengeras, sedangkan Aurora tampak tak berani menatapnya. Seolah-olah sang pangeran adalah monster yang mengerikan untuknya. Hal tersebut benar-benar melukai harga diri sang Pangeran.

Akhirnya, tanpa sepatah katapun, Pangeran Tristan meninggalkan Aurora begitu saja. Sedangkan Aurora, tubuhnya gemetaran dan jantungnya tak berhenti berdebar-debar.

Astaga... apa yang sudah dia lakukan? Kenapa dia menolak Pangeran Tristan lagi? Sejujurnya, Aurora ingin melakukan kewajibannya, memberikan hak sang pangeran pada pria itu. Namun, tubuh Aurora seolah-olah bergerak dengan sendirinya untuk menolak sang pangeran. Dia belum siap dan dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri....

******************

Bab 18 – Penyerahan

Pangeran Tristan berakhir mengambil bir di dalam lemari pendingin dan membawanya ke kamarnya. Jantungnya berdebar-debar karena kemarahan yang seolah-olah tak bisa dia kendalikan. Marah dengan dirinya sendiri karena sudah lemah pada Aurora hingga perempuan itu mampu memporakporandakan perasaannya.

Pangeran Tristan akhirnya memilih mengurung dirinya di dalam kamarnya. Meminum bir kaleng sembari membelakangi pintu kamarnya kemudian menatap jauh ke luar jendela kamarnya.

Napasnya masih memburu, karena gairah yang tak tersalurkan dan juga kemarahan yang sangat sulit dikendalikan. Sial! Dia harus mencurahkan keduanya, kan? Jika dia berada di dalam istana, mungkin dia akan meminta Richard untuk mempersiapkan orang berduel dengannya. Hal itu bisa membuat Pangeran Tristan melampiaskan kemarahannya, namun kini, dia tak bisa melakukannya karena dia sedang berada di negara lain.

Untuk gairahnya, sejujurnya, Pangeran Tristan sudah tidak memiliki nafsu pada perempuan lain. Kedatangan dua orang perempuan bayaran tadi hanyalah untuk menemaninya minum di bar dan menghabiskan waktu di sana agar tak lagi memikirkan Aurora. Namun, perempuan itu sudah mengusirnya, dan kini dirinya berakhir harus menahan rasa sakit sepanjang malam. Sial!

Ketika Pangeran Tristan sibuk dengan pemikirannya dan juga amarahnya, saat itulah dia mendengar pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Pangeran Tristan tahu bahwa orang itu adalah Aurora, karena bawahannya seperti Richard tidak akan lancang membuka pintu kamarnta tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Pangeran Tristan dengan nada dinginnya. Pangeran Tristan bahkan masih membelakangi pintu dan tidak ingin sekedar menolehkan kepalanya pada Aurora yang ada di belakangnya. Namun, Pangeran Tristan cukup bisa melihat pantulan tubuh Aurora yang mendekatinya dari jendela kaca di hadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCE TRISTAN (Modern Kingdom Seri TERAKHIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang