Bab 2 - Cincin Lamaran

2.7K 507 16
                                    

Bab 2 – Cincin Lamaran

Sepanjang pertemuan tadi, Pangeran Tristan seolah-olah tak bisa berpikir jernih bahkan hingga kini pertemuan telah berakhir. Pikirannya lagi-lagi berakhir pada Aurora, yang tadi sempat mengatakan bahwa perempuan itru sudah tidur bersama dengan kekasihnya.

Jadi, sejauh itukah hubungan antara Aurora dengan si bajingan Liam?

"Apakah ada masalah? Saya lihat sepanjang pertemuan tadi, Pangeran Tristan kurang fokus dengan jalannya pertemuan," pertanyaan tersebut datang dari seorang pria yang berjalan di sebelahnya. Itu adalah kakak iparnya, Letnan Andreas yang kini sudah berpangkat menjadi seorang Jenderal.

Pangeran Tristan menatap sekilas pada kakak iparnya tersebut. "Ah tidak." hanya itu jawabannya.

Hubungannya dengan Andreas dulu memang kurang baik, namun sekarang, hubungan mereka sudah sangat baik. Apalagi ketika Pangeran Tristan sering berkunjung ke rumah kakaknya bahkan menginap di sana.

"George dan Catherine sering menanyakan Pangeran, karena dua bulan terakhir Pangeran belum berkunjung ke tempat kami."

"Hari ini aku datang ke sana. Mereka pasti senang."

"Apa Pangeran akan menginap?" tanya Jenderal Andreas lagi.

"Entahlah..." hanya itu jawaban Pangeran Tristan.

Sesungguhnya, saat ini suasana hatinya benar-benar sedang tidak baik. Dia tak suka memiliki suasana hati seperti ini. Kakaknya pasti bisa menilai bahwa dirinya sedang ada masalah.

Sampai di dekat mobilnya, pangeran Tristan memberikan isyarat pada Aurora hingga perempuan itu yang sejak tadi berjalan di belakangnya kini segera menghadap sang Pangeran.

"Batalkan semua janjiku hari ini. Aku akan tinggal di rumah kakakku," ucap Pangeran Tristan pada Aurora dengan ekspresi wajah muramnya.

"Baik, Pangeran," Aurora mengangguk patuh.

"Kau dan yang lain tak perlu ikut. Aku akan mengendarai mobil ini sendiri," ucap Pangeran Tristan lagi hingga membuat Aurora menatapnya dengan ekspresi wajah bingungnya.

Bukan hanya Aurora, bahkan semua yang ada di sana juga merasa kebingungan. Pangeran Tristan tak pernah pergi sendirian, bahkan tanpa Richard, pengawal pribadinya yang merangkap sebagai sopirnya juga. Semua itu termasuk dalam protokol kerajaan.

"Mohon maaf, Pangeran. Tapi Pangeran Tristan tidak bisa pergi sendiri," sebagai sekretaris pribadinya, Aurora jelas mengingatkan hal itu pada sang pangeran. "Richard harus tetap mengikuti Pangeran Tristan."

Pangeran Tristan bersedekap seketika, "Memangnya kau siapa berani mengaturku?"

"Saya adalah orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan Pangeran dan apa yang Pangeran Tristan lakukan," Aurora menjawab dengan tegas.

"Oh! Jadi semua ini karena tanggung jawab? Bagaimana jika aku membebaskanmu dari semua tanggung jawabmu?" tanya Pangeran Tristan kemudian.

"Mohon maaf, maksud Pangeran?"

"Pergilah sesuka hatimu. Kau diberhentikan," ucap Pangeran Tristan sembari meminta kunci mobil dari Richard lalu dia memasuki mobilnya dan mengemudikannya meninggalkan tempat tersebut.

Aurora menelan ludah dengan susah payah, tak menyangka bahwa sang pangeran akan memperlakukannya seperti itu, seolah-olah pria itu sengaja mempermalukannya di depan umum. Benarkah jika Pangeran Tristan memecatnya?

****

Putri Theona sedang mempersiapkan makan siang di dapurnya, ketika sang suami, datang dan mendekatinya, memeluk tubuhnya dengan mesra dari belakang.

PRINCE TRISTAN (Modern Kingdom Seri TERAKHIR)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon