Hari Yang Begitu Sial

21 7 0
                                    

Pagi ini Derren mampir ke rumah Asya. Derren mengetuk pintu rumah itu yang kemudian dibuka oleh Audrey yang sudah mengenakan pakaian sekolah.

" Kak Derren ada apa ya datang pagi-pagi seperti ini? "
" Aku udah janji sama kakak mu untuk mengantarnya ke makam ibu kalian sebelum pergi kuliah. "
" Yaudah kalau gitu kak Derren masuk aja, tadi kak Asya masih mandi. "

Derren duduk diruang tamu yang dipenuhi alunan musik, sesekali Derren mengobrol dengan Audrey membahas kehidupan sekolah Audrey. Tak lama kemudian Asya datang menghampiri keduanya.

" Maaf ya nunggu lama. "
" Nggak apa, ini kita mau langsung berangkat? "
" Iya tapi boleh nggak sekalian nganter Audrey?  "
" Boleh kok. "

Mereka pun pergi mengantar Audrey kesekolah terlebih dahulu. Saat hampir sampai depan gerbang, Asya seperti melihat ada Ari disana sedang mengobrol dengan seseorang. Derren yang menyadari ekspresi wajah Asya yang cemas langsung menenangkannya.

" Kamu tenang aja dia nggak bakal ganggu Audrey. " Mendengar hal itu Asya sedikit tenang.
" Kita sudah sampai. " Ucap Derren sambil menoleh ke Audrey yang segera keluar dari mobil.
" Terimakasih kak Derren, aku merasa seperti diantar sama orangtua jadinya. " Muka Asya merah dibuatnya.

" Audrey ayo masuk. Eh ada kakak ipar toh, gimana kabarnya kak? "
" Baik Nada, kalian sana masuk dan semangat belajarnya. " Ucap Asya sambil melambaikan tangannya kepada mereka.

Mereka melanjutkan perjalanan pergi ke makam bunda Asya lalu menuju kampus tempat Asya melanjutkan studinya. Derren langsung pergi ke suatu tempat setelah mengantar Asya. Derren pergi sebuah kantor dan masuk ke sebuah ruangan yang sudah ada Andre dan Alex disana.

" Akhirnya kamu datang juga. "
" Jadi ada apa kalian menyuruhku datang kesini? "
" Aku dengar dari Baskara kalau kamu sempat bertemu dengan Ari bukan? " Ucap Andre dengan tenang.
" Benar, tapi apa hubungannya dengan pertemuan ini? "

" Kita akan membahas tentang masalah perusahaan yakali si Ari, kalau pun dia macam-macam sama Asya paling Baskara udah siap buat dia ketemu Tuhan. " Ucap Andre tanpa ada beban sama sekali.

Mereka berbincang sampai jam makan siang tiba, awalnya mereka akan makan siang bertiga namun Derren memilih untuk makan bersama Asya. Saat sudah sampai Asya langsung masuk kedalam mobil yang membuat Derren kaget.

" Santai aja dong, kenapa kayak dikejar rentenir sih. "
" Si manusia narsis itu ngikutin aku mulu untung ada Satya dan Ayena buat ngehalangin dia tadi. "
" Yaudah kamu pakai sabuk pengaman, aku bakal ngebut biar dia nggak ngikutin. "

Dengan cepat Derren melajukan kecepatan mobilnya yang membuat Asya kembali tenang lagi. Derren mengajak Asya untuk makan di tempat yang tak jauh dari kampusnya.

" Kenapa dia bisa ngikutin kamu sampai kesana? "
" Aku mana tau, pokoknya hari ini paling sial karena ketemu dia. Sumpah rasanya pengen mukul tuh mukanya tapi aku takut malah aku yang dibully sama cewek-cewek itu. "
" Biar kamu nggak bete lagi aku beliin kamu sesuatu mau? "

" Derren lebih baik uangnya kamu simpen, aku punya uang kok buat beli sendiri. "
" Aku ingin membahagiakan istriku emang nggak boleh ya? "
" Apaan sih bikin bete aja, kan kita belum nikah. "
" Iya iya nanti aku bakal nikahin kamu, tunggu sebentar lagi ya? "
" Iya aku bakal minta janji kamu. "

Mereka pun makan siang sambil berbincang-bincang. Dipertengahan perbincangan mereka dihampiri oleh seseorang.

" Kalian sudah daritadi disini ya? Aku panik nyari Asya daritadi. "
" Kak Baskara? Kenapa nyari aku? "
" Iya karena kata si Ayena kamu diganggu sama kam*ret itu kan. "
" Iya. "

Hanya Kamu Didalam HatikuWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu