Sayangnya, hasil tes DNA mengatakan pemikiran Jimin hanya delusi, sebab mayat telah terbukti benar sebagai mayat istrinya. Jimin tahu usahanya melihat mayat Sera sekali lagi hanya untuk mencari pembenaran, ingin menyangkal dan mengatakan istrinya masih hidup meski itu sia-sia.

Jimin turun dari unitnya tujuh menit lebih lama, menemui Jungkook yang tengah menerima telepon lalu mereka langsung meluncur ke penjara khusus pria di daerah Chungyeon, sekitar tiga jam dari pusat Ibu Kota.

Polisi telah memastikan bahwa Choi Beomgyu adalah benar pelaku. Apa yang didapat pelaku dengan membunuh istrinya, pertanyaan itu terus berdentang-dentang dalam kepala Jimin.

Pria sakit jiwa itu telah mengakui pembunuhan terhadap Cho Sera dan Park Sunghoon. Dilakukan seorang diri setelah sebelumnya menculik keduanya, dengan bantuan Lee Heeseung Beomgyu mendapatkan cairan sulfat. Seorang kriminal kasus pemerkosaan anak-anak yang dirawat di rumah sakit kejiwaan, keduanya bertemu disana dan merencanakan pembunuhan.

Beomgyu menjabarkan urutan kejadian secara gamblang; dia berada di apartemen selama dua minggu sebagai penyewa, bertemu Sera di supermarket, membuntuti mereka ke basement. Dia berhasil menyelinap ke dalam mobil dan membekap Sunghoon, membawa mobil ke perbatasan dan membuatnya seolah-olah kecelakaan.

Beomgyu membersihkan jejak menggunakan bantuan dua orang bayaran termasuk Heeseung, menyandera Sera dan Sunghoon sebelum membunuh keduanya. Sekarang Beomgyu bersikeras ingin menemui Jimin, sesuai apa yang diinginkannya sebelum dia suka rela ditangkap, tiga jam setelah mengirim mayat Sera ke kantor polisi.

☘☘☘

Jimin berdiri di ruang tunggu penjara khusus pria selagi Jungkook menemui sipir yang berjaga, merokok terakhir kalinya sampai Jungkook muncul lagi di ruangan itu bersama rekannya. Janji temu diatur pukul sebelas siang, tetapi Jimin sudah berada di sana sejak pukul sepuluh. Jimin telah berencana ingin melihat si keparat itu sebelumnya, tapi polisi pada awalnya tidak setuju.

"Jim, kita butuh nama lain di belakang Beomgyu selain Heeseung. Jangan sampai terpancing oleh provokasi dari pria gila itu," kata Jungkook.

Jimin bergeming, lalu dia berjalan meninggalkan Jungkook menuju ruang temu persegi yang dibatasi tembok kaca tebal. Dari ujung ruangan di seberang yang agak remang, Jimin melihat Beomgyu mendekat. Pria itu diborgol, lalu duduk tenang di kursi sementara dia tetap berdiri.

"Halo, Pengacara Park. Akhirnya kita bertemu juga, aku sempat berpikir kau tidak akan datang karena sedang berduka." Beomgyu menyapa santai, suara baritonenya terdengar serak, seperti ada sumbatan riak di pangkal tenggorokan.

"Siapa yang mengirimmu?" Seharusnya Jimin menjadi orang yang sabar dan menunggu, tetapi emosinya telah memenuhi seluruh kepalanya jauh sebelum dia sampai ke ruangan itu. "Siapa yang memintamu melakukannya, Bangsat!!!"

"Aku?" Beomgyu menunjuk dirinya sendiri. "Aku melakukannya untukmu, agar kita sama-sama kehilangan orang yang kita kasihi." Beomgyu tersenyum jumawa, menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Duduklah Tuan Park, kita perlu merayakan kesakitan ini sama-sama." Beomgyu melebarkan senyumnya yang sakit, sebelum terkikik-kikik di antara batuk berat yang memecah kehampaan pada jarak pendek yang membatasi keduanya, memantul-mantul sampai ke sudut-sudut ruang.

"Kau pasti masih ingat urutan kejadian saat menghancurkan hidupku, juga kehidupan orang-orang yang kau kirim ke penjara selama menjadi pengacara brengsek di negeri ini. Kau tahu, aku ini tulang punggung keluarga, calon istriku punya kelainan jantung. Dia mati begitu saja setelah kau memenjarakanku dengan tuduhan kekerasan dan pelecehan terhadap wanita laknat itu, tajuk surat kabar bahkan memberi predikat; Choi Beomgyu menganiaya pacarnya.

The CovenantWhere stories live. Discover now