Mereka mulai mengekstrak DNA mereka ke sebuah buah lalu memaksa manusia untuk memakannya.
Hasilnya, manusia itu memiliki kekuatan yang mirip seperti iblis namun akal mereka menjadi gila karena ketidakcocokan DNA iblis yang masuk ke tubuh mereka.
Jika memang benar, maka rencana Vlad sudah dipastikan ingin menghancurkan dan membunuh seisi akademi tanpa harus mengotori tangannya sama sekali.
Aku harus menghentikannya sebelum terlambat.
Berjalan perlahan mendekati mereka, Vlad dan siswa itu menoleh ke arahku.
"Siapa kau!? Apa maumu di si—"
Suara Vlad tertahan, itu karena dia terkejut aku tiba-tiba muncul keluar dari bayangan yang ia miliki menggunakan Shadow Link.
"Radical Blow!"
Aku mulai menghajar wajah dan perutnya dengan serangan bertubi-tubi hingga Vlad tidak sadarkan diri. Dalam kondisi terkejut dan lengah seperti ini, Vlad dapat dengan mudah ditumbangkan olehku.
Aku lalu mengambil Devil Fruit yang ada di tangan Vlad lalu menghampiri siswa tersebut.
"Ku-kumohon jangan bunuh aku! Tolong ampuni aku!" kata siswa tersebut teriak histeris ketakutan.
- Bam!
Aku memukul wajahnya dengan keras hingga pingsan.
Devil Fruit, kah ...?
Sepertinya aku harus mengunjungi Kerajaan Draconia suatu saat nanti untuk menginvestigasi hal ini. Kurasa, Vlad tidak akan mendapatkan benda seperti ini seorang diri.
Pasti ada seseorang yang memberinya dan aku yakin, dia adalah salah satu dari kelompok Heretic yang dicari oleh Otoritas Kuil Dewi Diana.
Devil Cult ...
Mereka adalah kelompok pemuja Iblis yang senantiasa menunggu kedatangan mereka kembali ke dunia ini.
Aku harus menghancurkan mereka cepat atau lambat. Jika tidak, maka mereka akan menyebabkan masalah yang cukup besar nantinya.
Namun, saat ini bukanlah waktunya untuk memikirkan kelompok mereka. Ada seseorang yang harus kutemui malam ini.
Aku yakin, dia pasti akan datang padaku malam ini jika aku mengenakan topengnya dengan wakti yang lama.
Setelah membereskan masalah yang ada di sini, aku lalu pergi ke luar wilayah akademi untuk menemui salah satu dari mereka.
.
.
.
Saat ini aku sedang berada di atas menara jam yang ada di pusat Ibukota. Hujan gerimis turun setelah aku meninggalkan wilayah akademi.
- Teng ...! Teng ...! Teng ...!
Suara lonceng berbunyi, menandakan sekarang sudah jam 12 malam. Sudah tiga jam aku menunggu kedatangan salah satu dari mereka, namun tidak ada tanda-tanda mereka akan menghampiriku sama sekali.
Sepertinya mereka masih belum dapat mendeteksiku walaupun sudah kupakai topeng ini dengan waktu yang cukup lama.
Aku kemudian bangkit berdiri untuk meninggalkan tempat ini. Akan tetapi, tiba-tiba seseorang mendarat tepat di hadapanku entah darimana.
Pria berjubah hitam membawa sebuah boneka di tangannya, memiliki rambut merah dan mengenakan sebuah topeng yang sama sepertiku. Tidak salah lagi, dia adalah salah satu dari kelompok The Masquerade.
"Siapa kau?" tanyaku padanya berpura-pura tidak tahu.
"Jangan berpura-pura bodoh," jawabnya dengan dingin. "Aku sudah memperhatikanmu sedari tadi, kau terlihat sedang menunggu salah satu dari kami datang menghampirimu yang artinya kau tahu siapa kami ini sebenarnya."
Seperti yang diharapkan dari salah satu kelompok Antagonis paling berbahaya di dalam game, mereka semua tidaklah bodoh.
"Kau adalah pewaris dari Topeng The Fool, kelompok kami ingin kau menggantikan posisi The Fool sebelumnya yang tewas karena berduel dengan salah satu Holy Knight," kata pria di hadapanku. "Bagaimana dengan jawabanmu?"
Jika aku menolak tawarannya, sudah dipastikan dia akan langsung membunuhku. Dengan kekuatanku yang sekarang, sudah jelas sekali aku bukanlah tandingan orang ini. Kekuatan masing-masing dari mereka bahkan hampir setara dengan seorang Grand Espada—Tujuh Ksatria terkuat yang ada di Kekaisaran.
Akan tetapi, ini adalah keputusan yang sudah kurencanakan sebelumnya. Dengan ikut dalam kelompok ini, maka aku akan mendapatkan sebuah Profound Codex tambahan yang dapat membuatku menjadi lebih kuat.
Resikonya memasuki kelompok ini hanyalah satu yaitu aku akan diburu oleh Otoritas Kuil Dewi Diana. Namun, ini adalah harga yang cukup murah dibanding dengan manfaat yang akan kudapat.
Selama aku bisa menjaga identitas asliku, maka ini tidak akan masalah.
Itulah sebabnya aku selalu menahan diri untuk menggunakan Nature Mana yang kumiliki di tempat umum sebagai Raul de Garcia. Jika mereka tahu Raul memiliki sihir yang sama dengan salah satu anggota The Masquerade, maka identitas asliku akan terbongkar.
Untuk itulah aku sangat berhati-hati saat menggunakannya.
"Baiklah, aku akan bergabung dengan kelompok kalian."
Mendengar jawabanku, Pria itu melemparkan sesuatu padaku.
Aku menangkapnya lalu melihat sebuah cincin yang telah diberi beberapa Rune.
"Itu adalah sebuah artefak yang dapat menghubungkan seluruh jiwa anggota," kata Pria tersebut. "Cincin itu akan bercahaya ketika Kepeer memanggil kita. Jika kita menjawabnya, maka jiwa kita akan otomatis terpanggil ke sebuah Soul Room yang telah disiapkan untuk melakukan pertemuan."
Benar sekali, itulah mengapa kelompok The Masquerade ini sangat sulit dilacak dan ditangkap di dalam game. Mereka sangat ahli dalam menyembunyikan identitas dan jejak mereka agar tidak dapat mudah dilacak.
"Kau dapat memanggilku Puppeteer," ucap Pria itu seraya menatap mataku secara langsung. "Kami memakai panggilan samaran agar identitas asli kami sulit ditemukan. Bahkan semua anggota tidak ada yang tahu nama asli rekan mereka masing-masing."
The Masquerade memiliki total tujuh anggota dengan masing-masing dari mereka memiliki kemampuan yang sangat unik. Panggilan mereka terinspirasi dari sebuah Performer sirkus.
"Mulai saat ini, kau akan menjadi rekanku," kata Puppeteer yang membalikan badannya. "Bagaimana kami harus memanggilmu dalam kelompok ini?"
Hmm ... Panggilan untukku, kah? Sejujurnya, aku paling tidak berbakat untuk membuat sebuah nama. Akan tetapi, kurasa yang satu ini akan sangat cocok untukku.
"Kau bisa memanggilku, Joker."
----------------
Author Note :
Fiuuuhh ... Akhirnya Arc dua telah berakhir ya ...
Jujur, aku kurang suka dengan Arc Turnamen. Itu karena MC kita hanya berdiam diri saja di satu tempat tidak bisa mengeksplor dunianya.
Setelah ini seperti biasa akan ada Side Story sebelum masuk Arc ketiga. Jangan di skip karena Side Story kali ini akan ada sebuah informasi yang sangat penting untuk jalan cerita ke depannya.
Mulai Arc ketiga ini, Plot-plotnya tidak akan klise seperti sebelum-sebelumnya ya ... Soalnya mulai Arc tiga ini dan seterusnya aku ga akan pakai template plot2 yang ada di Novel-novel pasaran.
Villain yang pertama juga akan muncul di Arc ketiga nanti. Juga, Mas Raul sudah memasuki kelompok barunya yang mana akan membuat cerita ini lebih luas lagi.
Arc tiga sudah tidak akan berfokus di akademi lagi melainkan di luar akademi.
Btw, pertarungan favorit kalian di Arc ini siapa lawan siapa, komen di bawah ya buat referensi aku ke depannya menulis scene action.
Adapun kalau ada keluhan dalam novel ini bisa komen ya ... Baik itu dari segi penulisan maupun alur cerita. Nanti akan kuperbaiki jika ada kekurangan.
Paling cuman itu aja, terima kasih buat kalian yang sudah mensupport dan nungguin cerita aku. Yang selalu komen dan like juga aku apresiasi banget karena itu yang membuatku lebih termotivasi untuk melanjutkan Novelku ini.
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya! Semoga kalian sehat selalu!
Arc 2 : Epilog
Start from the beginning
