bab 10

28 6 2
                                    

Sekarang Dion, Naka dan Alpan sudah tiba di bandara, Naka dan Dion langsung turun dan berlari masuk mencari keberadaan khutfi, sedangkan Alpan hanya bisa menghela nafas sabar karena kelakuan adiknya itu.

Mereka bertiga langsung menjadi pusat perhatian saat memasuki bandara, terdengar bisik bisikan para wanita saat melihat paras wajah tampan seorang Alpansya Leonard Gautama, padahal Alpan hanya menggunakan baju kaos lengan pendek bewarna hitam dan celana panjang namun itu malah membuatnya makin terlihat tampan,

Naka dan Dion terus celingak celinguk melihat setiap sisi bandara untuk mencari keberadaan khutfi diikuti Alpan yang berjalan di belakang mereka, Mereka makin jadi pusat perhatian karena dua curut itu terus berteriak memanggil nama khutfi. Apa lagi dengan pakaian tidur karakter yang mereka kenakan.

Alpan juga sudah mulai merasa risih karena dua bocah didepannya terus ditatap banyak orang, dia langsung menarik tangan Naka dan Dion untuk menuju ke arah ruang tunggu khusus untuk pesawat pribadi. Alpan tidak terima peliharaan kesayangannya di tatap penuh minat oleh orang lain. Membuat moodnya tiba-tiba hancur saja.

saat di perjalanan menuju bandara tadi Alpan sudah menghubungi Alex untuk menanyakan keberadaan mereka, dan alex menyuruhnya untuk langsung datang ke ruang tunggu khusus untuk pesawat pribadi,

Alpan dan Alex adalah sahabat saat masih SMA dulu dan sampai sekarang mereka juga masih cukup dekat.

Saat perjalanan menuju ruang tunggu, Naka yang melihat keberadaan Khutfi langsung lepepaskan tangannya dari genggaman Alpan lalu menarik tangan Dion dan berlari kearah khutfi yang sekarang berjalan sambil menundukan kepalanya.

Bagaimana pun juga walau tidak melihat langsung wajahnya tapi Naka sangat yakin kalau itu adalah sahabatnya.

'KHUTFI!! "teriak Dion saat mereka sudah dekat membuat khutfi menegang di tempatnya tanpa menolehkan pandangannya.

Chelsea yang melihat ke terdiaman adiknya merengkul bahu khutfi
" Setidaknya ucapkan selamat tinggal dulu" Ucap Chelsea sedikit berbisik.

"Kakak yang menyuruh mereka datang?"

Chelsea hanya menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya acuh soalnya memang bukan dia yang memberi tau  Naka dan Dion. Membuat khutfi hanya bisa menghembuskan nafas pasrah pasti dia akan mendengarkan omelan panjang dari dua sahabatnya itu.

Naka dan Dion langsung berlari dan memeluk erat tubuh khutfi dengan mata yang berkaca-kaca, terlalu dramatis memang tapi begitulah mereka.

"Ansya!!!... " Teriak Alex sambil melambaikan tangannya saat melihat sahabatnya itu hanya berdiri tanpa niat mendekat membuat Alpan mendengus kesal mendengar panggilan itu, bagaimana tidak kenapa dia harus memanggilnya Ansya bukanlah itu nama yang terlalu feminim untuknya, ingatkan dia untuk protes pada Alfian saat pulang nanti karena telah memberikan nama yang feminim untuknya.

"Berhentilah memanggilku Ansya brengsek" Ucapnya sambil memandang penuh permusuhan kearah Alex.

"Ululu... Ansya gue bisa marah juga... Makin imut deh" Ucap Alex menggoda membuat Alpan kesal dan berbalik meninggalkan mereka, sedangkan Chelsea hanya bisa tertawa melihat wajah masam Alpan.

Alex dan Chelsea yang melihat Alpan berjalan menjauh langsung mengejarnya dan langsung merangkul bahu sahabatnya itu "hahah sensian amat lu macam cewek PMS"  Ucap Alex sambil menaik naikan alisnya membuat Alpan memutar matanya malas.

Chelsea, Alex dan Alpan pergi sedikit menjauh untuk memberikan ruang pada tiga remaja itu.

"Lo tega banget gak ngabarin kita" Ucap Naka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kalau aja bang Alex gak ngabarin kita, lo pasti langsung pergi gitu aja" Ucap Dion.

"Lo gak anggap kita sahabat lagi fi?" Tanya Naka lirih.

"Lo gak mikir gimana perasaan kami seandainya lo tiba-tiba pergi gitu aja, untung aja bang Alex ngabarin, lo anggap kita sahabat gak sih fi"

Khutfi hanya bisa menundukan kepala merasa bersalah pada Naka dan Dion, bukan maksudnya tidak mau mengabari mereka dia hanya takut sahabatnya itu khawatir, pasalnya dia hanya pergi untuk sentara, meninggalkan masalah yang membuatnya tidak tenang, ya.. Pengecut memang tapi dia juga ingin menyiapkan mentalnya lagi sebelum bertemu banyak orang.

"Harus ya lo pergi? "

Khutfi mengangguk mantap sambil menatap dua sahabatnya dengan menampilkan senyum tulusnya "gue janji akan kembali secepatnya"

"Terus bagaimana dengan janji kita untuk masuk SMA bareng" Ucap Dion dan diangguki Naka.

"Kita akan masuk SMA bareng tapi gue daftarnya belakang, tunggu gue disana... " Khutfi menarik nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya "gue janji akan balik secepatnya dan kembali dengan versi khutfi yang lebih baik dari yang sekarang"

"Kalau gitu kami akan menunggu mu dan saat kita jumpa nanti lo akan kagum saat melihat gue,,, sang calon pewaris Rahandika"  Ucap Naka dengan percaya diri sambil menepuk-nepuk dadanya dengan kepalan tanggan.

"Gue juga akan rajin belajar dan membuktikan pada kalian dan keluarga gue kalau gue akan menjadi ahli hukum yang sukses bukan menjadi seorang dokter" Ucap Dion sambil tersenyum menunjukan deretan giginya.

"Ya Mari berjumpa lagi dengan versi
Kita yang lebih baik dari sekarang" Ucap Naka.

"Btw..Acara kelulusan besok lo gak datang?" Tanya Dion.

"Gak,, lagian gue juga bukan lulusan terbaik nilai aja hasil nyontek semua ,,, lagian gue masih malas muncul di depan banyak orang pasti nanti bakal heboh jadi untuk kelulusan SMP ini gue gak ikut untuk sementara" Ucap khutfi.

"Kalau lo gak ikut kami juga gak ikut " Ucap Naka sambil melipat tangannya di dada ratanya dan diangguki oleh Dion.

"Pokoknya kalian harus datang di acara kelulusan besok,, gue tunggu foto kalian di depan podimum kalau kalian gak kirim ke gue gue akan marah sama kalian"

"Nanti jangan lupa kunjungi gue di Jepang, nanti gue kenalin deh sama Orochimaru " Ucap khutfi.

"Dasar wibu" Sahut Dion sinis lalu mereka bertiga tertawa bersama.

Sebenarnya ada rasa tidak rela di hati mereka saat akan berpisah, apalagi mereka selalu bertiga hampir tidak pernah berpisah dan ini adalah perpisahan pertama mereka, tapi setidaknya mereka tidak mau menampakan kesedihan mereka saat ini, sesuai janji mereka akan bertemu lagi secepatnya dengan versi yang lebih baik.

Chelsea, Alex dan Alpan berjalan mendekati tiga remaja itu,

"Apa masih ada yang ketinggalan? Kita akan berangkat sekarang" Ucap Chelsea.

"Sudah semua kak" Jawabnya lalu melihat ke arah Dion dan Naka.

"Ka, Yon gue berangkat jaga diri kalian ya.. Sampai jumpa lagi"

"Lo juga jaga diri Fi jangan nakal, jangan nyusahin kak Vanya dan tante Clara"

"Jangan lupa juga sering-sering ngasih kabar " Sahut Naka.

"Pastinya, oiya satu lagi,, jangan lupain gue,, gue gak Terima lo punya sahabat baru" Ucap Khutfi memperingati mereka.

"Pastinya" Jawab mereka kompak.

"Naka, Dion kami berangkat ya.  Jangan nakal awas aja kalau kakak dengar kalian buat masalah "  Ucap Chelsea dan diangguki mereka berdua.

"Alex, Alpan sampai jumpa lagi" Ucap Chelsea lagi.

Chelsea dan Khutfi langsung berjalan masuk menuju pesawat pribadi mereka, sedangkan Clara sudah lebih dulu masuk, Khutfi membalikan badanya sekali lagi menatap dua sahabatnya.

"Tunggu gue kembali!! " Teriak khutfi dan diangguki Naka dan Dion.

EunolaWhere stories live. Discover now