bab 8

26 8 0
                                    

Setelah pulang dari markas Aodra, sekarang Dion dan Naka sedang duduk santai di depan teras rumah Dion, tepatnya mereka duduk dengan beralaskan lantai marmer dingin itu,

Para bodyguard di kediaman Dion sudah berapa kali menyuruh mereka untuk masuk atau duduk di kursi teras tapi mereka tidak mendengarkan sama sekali malah sibuk dengan ponselnya.

“yon ini bokap Khutfi kan” ucap naka heboh sambil menunjukan layar pinselnya pada Dion.

Dion mengangguk “sialan”  ucanya lalu berdiri sambil menarik tangan Naka.

“Buruan kita ke rumah Khutfi”  ucapnya dan diangguki Naka.

Mereka langsung bergegas menuju ke kediaman keluarga Lamont, mereka takut kalau Khutfi akan membahayakan dirinya. Mereka juga kesal dan marah saat membaca beberapa berita yang muncul di media sosial.

benarkah kepala keluarga lamont berselingkuh?“

“perselingkuhan kepala keluarga lamont"

Begitulah sebagian isi berita yang muncul dan masih banyak lagi, keluarga Lomont jadi trending topic saat ini. Semua seperti menyudutkan keluarga itu,. Membuat Naka dan Dion yakin kalau khutfi sedang tidak baik-baik saja.

Tak sedikit pula yang menggunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan keluarga itu.

“Buruan ka... Ngebut dikit napa?” ucap Dion sambil menepuk pundak Naka.

“sabar yon ini udah ngebut”

“lebih ngebut lagi”

Naka mengangguk lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi saat tiba di depan kediaman keluarga lamon mereka langsung menyuruh bodyguard yang berjaga di depan untuk membukakan gerbang.
Setelah gerbang di buka mereka kembali melajukan motornya ke depan pintu utama mansion itu.

Mereka memarkirkan motornya sembarangan di depan pintu Lalu langsung berlari masuk kedalam.

Sedangkan di kediaman Lamont Chelsea dan Alex sedang membicarakan tentang keberangkatan mereka ke negara Jepang untuk sementara, ya chelsea memutuskan tinggal di Jepang sementara.

“apa semua sudah siap?” Tanya Alex dan diangguki Chelsea.

“Gue titip perusahaan dan rumah ini sama lo Lex”

“pastinya gue gak akan ngecewain lo my queen ” ucap Alex sambil mengelus pucuk kepala Chelsea.

“Fokuslah menjaga Khutfi dan ibumu untuk sementara, serahkan yang disini padaku”

“pastinya Lex.  Terimakasih”

"Santai aja, macam sama sapa aja lo Cel. Gue juga sudah menyuruh orang untuk menghapus dan menekan berita tentang keluarga lamont"

“selalu bisa di andalkan..."Ucapan  Chelsea terhenti saat pintu mansion terbuka, dan terlihatlah Naka dan Dion yang sedang ngos-ngosan di depan pintu.

Naka dan Dion langsung mendobrak pintu itu, bahkan mereka lupa cara membuka pintu yang baik dan benar.  Saat pintu terbuka mereka sedikit membungkuk sambil mengatur nafasnya lalu tersenyum tanpa dosa saat melihat Chelsea dan Alex yang sedang menatap kearah mereka.

Dua bocah itu berjalan mendekati Chelsea dan Alex lalu mencium tangan mereka.

“ kak Vanya, kak Alex... Khutfi mana?" ucap Naka to the point.

“khutfi dikamarnya” Jawab Alex.

“Apa dia baik-baik saja Kak?” ucap Dion dan dibalas gelengan pelan oleh Chelsea.

“gak ada anak yang baik-baik saja saat mendengar berita buruk tentang orang tuanya Ka, yon.” Ucap Chelsea membuat raut wajah Naka dam Dion menyendu.

“Boleh kami menemuinya?” Tanya Naka sambil menatap manik mata Chelsea.

“Tentu. Pergilah ke kamarnya.”
Naka dan Dion langsung mengangguk dan berlari menuju kamar khutfi.

Setelah kepergian Naka dan dion sekarang hanya tersisa Alex dan Chelsea di ruang tengah itu “Khutfi beruntung memiliki teman seperti mereka ber dua” ucap Alex saat kedua bocah itu pergi.

“Ya kau benar”.

Tiba di depan kamar Khutfi mereka berhenti sebentar berdiri sambil mengatur nafasnya, sebelum mengetuk pintu besar itu.

Tok Tok Tok

Kutfi yang sedang melamun di kasurnya menatap kearah pintu yang sedang di ketuk, dia berjalan pelan mendekati pintu itu. Aksinya untuk membuka kunci pintu itu berhenti saat mendengar suara sahabatnya.

“Fi... “ ucap Dion saat melihat bayangan di bawah pintu.

Khutfi terdiam di tempatnya sambil memegang pegangan pintu. dia kira itu adalah kakanya atau Alex, tapi ternyata bukan, tubuhnya mematung. Bahkan tenggorokannya sangat keluh hanya untuk mengeluarkan sepatah kata.

Dia sangat malu dengan apa yang terjadi dengan keluarganya, dan takut dua sahabatnya itu akan meninggalkannya dan malu memiliki sahabat sepertinya.

“fi buka pintunya ” ucap Naka namun tidak mendapat respon.

“Khutfi.. “ panggil Dion lagi.

“fi lo gak mau jumpa kita? “

“pergilah..”

“fi buka pintunya”

“Gue mohon pergilah” ucap khutfi lirih tubuhnya meluruh ke lantai, dia duduk bersandar pada pintu itu.

“kalian pasti malu berteman dengan gue”

“lo ngomong apa sih fi”

“fi kita ini sahabat udah lama banget, gk mungkin Cuma gara-gara hal itu kami malu temenan sama lo. Lo kira kami ini apa ha? “ ucap Dion sambil mengepalkan tanganya.

Khutfi tidak menanggapi dia memeluk erat lututnya menyalurkan ketakutannya, air matanya kembali keluar tubuhnya bergetar dia sangat malu dan takut untuk melihat sahabatnya saat ini. Dia tidak mau sahabatnya itu melihat keadaannya yang kacau seperti sekarang.

“Gue mo..mohon yon. Ka pergilah, gue lagi pengen sendiri” ucap khutfi dengan suara bergetar menahan tangisnya.

Naka dan Dion saling tatap saat mendengar suara isak tangis khutfi, lalu ikut duduk bersandar pada pintu itu.

“menangis lah fi,,,kalau itu bisa mengurangi rasa sakitnya”

“kami akan menunggu disini agar tidak ada yang mendengarkan”

“gak masalah kalau lo gk mau temui kita sekarang, kami ngerti fi, tapi jangan nyerah atau terpuruk terlalu lama,  kami gak akan biarin lo kenapa napa”

Sekarang hanya terdengar suara isak tangis pilu khutfi dari balik pintu, Naka dan Dion dengan setia menunggu di depan pintu, tanpa berbicara sepatah kata pun lagi.

( ͡^ ͜ʖ ͡^)

Sementara itu di markas Aodra juga sedikit heboh setelah membaca berita tentang keluarga lamont.

Sagara mengepalkan tangannya dengan urat di lehernya yang sedikit menonjol keluar berusaha untuk mengontrol emosinya,  dia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Hapus semua berita tentang keluarga lamont" Ucap sagara lalu langsung mematikan sambungan tlpon  itu.

Sedangkan Bara selaku wakil dan panglima tempur Aodra juga memasang wajah tidak bersahabat setelah membaca berita-berita di media sosial itu.

"Siapapun yang berani menyakiti mereka akan habis di tangan gue tidak peduli dia siapa"Ucap Satria diangguki oleh anggota lain.

Saat pertemuan pertama mereka di arena balap liar malam itu geng Aodra sudah menaruk minat pada khutfi, Naka dan Dion dan mereka tidak akan membiarkan siapapun mengganggu tiga bocah kesayangan mereka itu.

Bahkan sebagian anggota Aodra yang baru melihat tiga bocah itu saat bermain di markas mereka langsung merasa tertarik dan meminta tiga bocah itu bergabung namun langsung di tolak mentah mentah.

Namun khutfi, Naka dan Dion berjanji akan sering bermain ke markas Aodra dan disetujui mereka.

Ya,, walaupun begitu Aodra sudah menganggap mereka bertiga sebagai orang yang harus di lindungi dan tidak akan membiarkan mereka dalam bahaya.

EunolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang