"Syukurlah kalau Sapphire suka. Ini semua Rasya yang ngerjain." jelas Sedah. "Dirombak ini itu. Kalau ada acara, lebih nyaman di sini."

"Bener, Tante. Suasananya lebih santai, tempatnya luas. Sapphire suka,"

Roger terkekeh turut senang. Rasya menepuk dadanya bangga, bahwa dia seseorang yang peduli akan keindahan.

Dua orang pelayan datang untuk menyiapkan peralatan makan. Membuka stainless yang di dalamnya berisi makanan pembuka.

Sapphire sangat takjub, pelayanan seperti di restoran bintang lima. Sapphire sudah lama tidak merasakan kehangatan ini dalam keluarga intinya yang dulu sangat harmonis. Namun kesibukan mengikis semuanya, waktu bersama menjadi menipis.

"Silakan makan, Sayang." ucap Sedah ramah.

"Terima kasih, Tante." ucap Sapphire dengan tulus.

Mereka mulai makan dengan santai. Sapphire sangat diperhatikan oleh keluarga itu. Sedah, Roger dan khususnya Rasya, semuanya memastikan Sapphire menikmati makan malam tersebut.

"Gimana kemarin main ke taman hiburan? Seru?" tanya Roger.

"Seru banget, Om!" ucap Sapphire.

"Puas banget dong seharian di sana?" lanjut Sedah.

"Heum, iya, Tante. Aku sama Kak Rasya main beberapa wahana. Terus Sapphire gemetaran banget pas udah di atas. Kayaknya udah jarang main jadi takut." curhat Sapphire dengan wajah ceria lalu tiba-tiba ekspresinya cemberut.

Mereka tertawa mendengar cerita lucu Sapphire. Gadis itu sungguh bersemangat menceritakan pengalamannya.

"Kak Rasya ngejekik Sapphire." Sapphire melaporkan Rasya pada kedua orang tua lelaki itu. "Katanya Sapphire penakut."

"Emang bener, kan? Baru naik udah teriak-teriak sampai cubitin aku!" jawab Rasya mengingat.

"Kakak maksa Sapphire naik wahana ekstrim." Sapphire tidak mau kalah. Dia berdebat di depan Roger dan Sedah.

"Siapa yang bikin Sapphire nggak bisa sering-sering main wahana?" sindir Sedah menengahi.

"Kak Rasya!" pekik Sapphire dengan senyum puas mendapatkan dukungan dari Sedah.

"Kalau kamu sering-sering pulang, Sapphire nggak bakalan ngerasain gugup naik wahana." Roger menambah.

"Bener, Om!" Sapphire mengangguk membenarkan.

Roger terkekeh, "Selanjutnya, Rasya harus sering-sering ajak Sapphire main."

"Betul itu!" Sedah setuju. "Bukan begitu, Sayang?"

"Iya, iya!" Rasya pura-pura tersudutkan.

"Bener, Tante." kata Sapphire sambil tertawa lebar. "Kakak nggak boleh pergi-pergi lagi. Sapphire nggak ada temen tahu di sini."

Sapphire mengerucutkan bibirnya, dia belum bisa memaafkan Rasya yang telah meninggalkannya dalam waktu yang lama.

***

Sapphire masih senyum-senyum setelah Rasya pulang. Lelaki itu baru saja mengantar Sapphire pulang.

Makan malam berjalan dengan lancar. Mereka reuni, perdebatan antara Sapphire dan Rasya dimenangkan oleh gadis itu. Kedua orang tua Rasya berpihak pada Sapphire.

Mereka mengobrol banyak hal, tentang masa kecil hingga rencana liburan bersama.

Sedah dan Roger berkali-kali meminta Sapphire sering berkunjung. Pintu rumah mereka selalu terbuka lebar untuk Sapphire.

REDFLAG Where stories live. Discover now