Nendra sontak menghampiri Alzan dengan pelukan hangat.

"Kenapa hm? Kenapa nangis?" Tanya Nendra sembari mengusap lembut kepala Alzan.

Air mata Alzan kembali mengalir deras, Alzan memeluk Nendra erat dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Nendra.

"Nendra hiks.. kangen Arthur hiks.." Suara Alzan teredam namun Nendra dapat mendengar dengan jelas. Rahangnya mengeras mendengar ucapan Alzan.

"Iya nanti Arthur juga pulang ya? Udah dong jangan nangis. Nanti jelek." Ujar Nendra.

Namun tidak ada Jawaban. Tapi Nendra merasa jika Alzan tidak menangis lagi dan tidak bergerak.

Mengetahui Alzan pingsan, Nendra dengan sigap membawa Alzan menuju rumah sakit.

Tidak lupa menghubungi Zidan, Astar dan orang tua Alzan.

•••••

Di negara lain, di sebuah apartemen dua orang sedang membicarakan sesuatu.

"Kamu harus menikahi aku!" Ucap seorang submisif itu kepada sang dominan.

"Tapi aku sudah menikah! Bagaimana aku bisa menikahi kamu?" Ucap sang dominan

"Maka kamu harus ceraikan dia! Kalian juga menikah atas perjodohan. Jadi kamu bisa menceraikan nya Arthur." Ucap Submisif yang ternyata adalah Aciel.

Arthur menghela napasnya, ia sangat pusing karena memikirkan masalah nya.

Ia ke luar negeri bukan karena perusahaan, itu karena keinginan Aciel dan ternyata ia ingin memperlihatkan sesuatu yang ternyata Aciel hamil. Dan sudah jalan 3 bulan.

"Aku akan memikirkan nya. Sekarang kamu istirahat, kita akan pulang besok." Ujar Arthur final.

"Kenapa ki-"

"Aku banyak kerjaan Aciel. Aku tidak bisa terus bergantung pada Ryo." Ucap Arthur menyela ucapan Aciel.

Aciel yang mendengar itu cemberut. Dia menghentakkan kakinya dan pergi ke kamar.

Dia pusing memikirkan banyak keinginan Aciel. Dan dia bingung dengan hubungan pernikahan ia dan Alzan. Pasti dia sudah membuat istri manisnya kecewa.

"Apa kamu masih bisa memaafkan ku Alzan?" Gumamnya.

•••••

Di sebuah ruangan serba putih, banyak orang yang melihat ke arah kasur rumah sakit. Yang di isi oleh pria manis, yang adalah Alzan.

"Aku sudah mengingatkan nya. Tapi sepertinya ia lupa." Ujar Helena melihat Alzan yang masih tidak sadar.

"Lalu, dimana Arthur?" Tanya Alhan. Ia tidak melihat anak bungsunya.

"Katanya Arthur ada masalah perusahaan di luar negeri. tapi sekertaris nya, Ryo udah pulang tadi dia belum." Jawab Nendra.

"Masalah perusahaan? Kok kita gak tau." Ujar Argan bingung.

"Iya, gak ada masalah apa apa di luar negeri. Kalaupun ada pasti kita juga tau. Dia juga gak bakal sembarang pergi gitu aja." Ucap Arfan.

"Lalu dia kemana?" Tanya Amira khawatir

"Maaf semuanya kalau kami ikut campur. Kita mau tanya, kalian kenal pria yang bernama Aciel, Aciel Geffry.?" Tanya Zidan membuat keluarga Alexander menoleh terkejut.

"Aciel? Dia kembali?" Tanya Amira

"Kenapa dia bisa kembali?" Tanya Ahlan dengan wajah marah.

"Memangnya kenapa dengan dia?" Tanya Aldan.

Ahlan menghela napasnya. "Dia kekasih Arthur sebelum dia menikah dengan Alzan. Kita sudah menentang keras hubungan mereka, karena dia melebihi Liora. Dia bahkan sangat terobsesi dengan Arthur. Sampai dia melakukan apapun untuk membuatnya bisa memiliki Arthur. Sampai kami mengetahui jika memang dia mencintai Arthur tapi dia terobsesi untuk menguasai kekayaan Arthur." Jelas Ahlan.

Mereka terdiam. "Sampai kami menjodohkan Arthur dengan Alzan, dan Arthur setuju. Kami mengirim Aciel ke luar negeri dan memberi dia uang yang banyak dengan syarat dia tidak menggangu Arthur lagi. Tapi dia kembali dan menginginkan Arthur kembali." Lanjut Arfan.

"Dan sepertinya Arthur juga sudah terhasut oleh Aciel." Ucap Nendra.

"Iya, bahkan Arthur membawa dia ke rumah dan tinggal di sana." Lanjut Astar.

"Kita lihat saja apa yang akan mereka lakukan. Dan apa yang akan di lakukan putra saya. Jika sudah kelewatan, saya akan membawa Alzan kembali." Ujar Aldan.

"Baik. Dan untuk kalian tolong jaga Alzan, Karena kandungan nya juga masih rentan." Ujar Ahlan kepada Nendra, Zidan dan Astar.

"Baik kita akan menjaga Alzan." Ujar Nendra.

Alzan dinyatakan positif hamil, kandungan nya baru menginjak 3 Minggu. Dan kandungannya sangat lemah karena Alzan terlalu stress dan banyak pikiran. Ditambah Alzan jarang makan karena tidak nafsu membuat Alzan kekurangan cairan.

"Eunghh" lenguhan dari kasur rumah sakit membuat mereka terkejut. Helena dan Amira segera berjalan menuju kasur dan Argan keluar untuk memanggil dokter.

"Alzan sayang, kamu ngerasain sesuatu? Bilang sama mama." Ujar Helena

"Alzan pusing." Jawab Alzan yang terdengar seperti bisikan.

Dokter pun datang dan memeriksa Alzan. "Pasien sudah lebih baik, pasien bisa pulang setelah cairan infus sudah habis. Untuk pusing itu wajar karena pasien baru sadar." Jelas Sang Dokter dan di balas anggukan oleh Semuanya.

Setelah selesai, dokter itu pergi. Alzan menatap mereka dengan wajah yang sulit diartikan.

"Maa, Arthur kenapa belum pulang?" Tanya Alzan membuat mereka tertegun.

"Kenapa pas Alzan suka sama Arthur, Arthur malah ninggalin Alzan." Ucap Alzan dengan mata yang berkaca-kaca.

Helena segera berjalan menuju Alzan dan menenangkannya. "Sayang, Arthur bukan ninggalin kamu, dia lagi ada urusan di luar negeri. Nanti dia pulang. Bunda udah hubungi Arthur biar dia pulang. Oke?" Ucap Helena dan di jawab anggukan oleh Alzan.

"Alzan mau tinggal di rumah mama." Ucap Alzan dan di setujui oleh mereka.

Amira berjalan ke arahnya. "Alzan, kamu harus baik baik aja ya, karena ada bayi di perut kamu. Bayi Arthur dan bayi kamu. Kamu tenang aja karena semua baik baik saja." Ujar Amira.

Alzan tersenyum getir, kenapa di saat seperti ini tuhan malah menitipkan sesuatu yang tidak bisa Alzan tolak. Kenapa semua mempersulit nya.

"Pasti akan ada kejutan ketika dia kembali." Gumam Alzan ketika hatinya merasa tidak nyaman.

•••••

Hei hei hei.

Mutt update (⁠•⁠‿⁠•⁠)

Aku sibuk jadi gak sempet update (⁠◔⁠‿⁠◔⁠)

Ada sesuatu yang mau di sampein untuk Alzan, Arthur, Aciel dan yang lain?

Kita akan menuju waktu untuk menyiksa Arthur!!

Siapa yang seneng?

Oleh karena itu vote dan komenya kalian....

Luv 💗

MARRIED WITH CEO {BxB}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora