BAB 32

396 6 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sekarang pagi ini, Nabila berniat pergi untuk mengecek kondisinya kepada dokter yang sering ia temui

Dokter Nana adalah dokter yang berasal dari Indonesia, tetapi ia bekerja di Australia.

Hubungan dokter Nana dengan Nabila sangat akrab. dokter Nana juga sudah menganggap Bila sebagai putrinya, karna ia tidak memiliki seorang anak.

"Eh Bila, udah lama gak ketemu, apa kabar dengan kamu nak?" tanya Dokter Nana.

"Alhamdulillah, agak baik, Nabila ke sini hanya ingin mengecek keadaan tubuh Nabila saja," ujarnya.

"Oh ya sudah, saya cek ya."

Nabila melihat raut wajah sang Dokter sedikit panik dan ragu ragu.
"Jadi gimana dokter Nana? Nabila baik baik aja kan?"

"Jadi gini Bila, kamu itu mengalami kanker stadium 4, di samping itu ternyata kamu sedang mengandung seorang bayi, itu akan beresiko sangat tinggi. kanker yang kamu alami sudah menyebar lagi ke organ organ lain."

"Dan apabila kamu akan melahirkan maka nyawa kamu sebagai taruhannya nak, apakah kamu tidak akan menggugurkan bayi tersebut? Saya khawatir kondisi kamu akan jauh lebih buruk lagi dari sebelumnya."

Nabila terus berpikir, ia belum siap meninggalkan sang kakak, dia tidak mau nyawanya segera berakhir, tetapi ia akan memberi keputusan yang terbaik untuk orang yang ia cintai.

"Aku tidak tau dokter, tetapi Aku tidak mau menggugurkan bayi yang ada di dalam perut Aku, kalau begitu aku akan memutuskan untuk menjaganya."

"dan kalaupun ketika saat melahirkan tiba aku sudah tiada, aku tidak akan menyalahkan ini semua karna itu sudah takdir dari Allah."

"Jawabanmu membuat Saya terharu Nabila, saya akan selalu mendoakan kesehatanmu nak, selamat, semoga kamu dan bayi kamu dalam keadaan sehat selalu, jangan menyerah saya yakin kamu bisa melewati semuanya," ujar sang Dokter.

"Dan ini beberapa obat untuk kamu minum ya." Dokter itu memberikan obatnya kepada Nabila.

"Makasih Dokter, oh ya Dokter jangan bilang sama kak Agam dengan keadaan aku kayak gini, aku ingin menyembunyikan apa yang sedang aku alami."

"Kenapa? Itu kan demi kesehatanmu seharusnya kamu harus menceritakannya kepadanya nak."

"Ada beberapa alasan, Nabila belum bisa ngasih tau, mungkin suatu saat Aku akan memberitahumu."

"Tapi... Nabila mohon, tolong Dokter harus janji, bantu Aku untuk tidak memberitahukan semua tentang keadaanku."

"Tolong ya Dok, Nabila mohon," ucapnya dengan wajah memelas, membuat sang Dokter tak tahan melihatnya.

"Ya sudah, Saya janji, Saya tidak akan memberitahukan keadaanmu kepada Kakakmu," jawab Dokter Nana membuat Nabila tersenyum kembali.

"Tapi..." ucapan itu membuat Nabila diam.

"Tapi kamu harus menjaga kesehatanmu dan pola makan mu, Saya tidak mau melihat putri saya sakit, apakah kamu mengerti nak?"

"Iya Bu Dokter, Nabila mengerti, dan Aku juga akan mengikuti apa yang di ucapkan oleh ibu, sekali lagi terimakasih," ucapnya dengan menampilkan senyum dari wajah yang tulus.

"Itu bukan apa apa, kamu sudah Saya anggap sebagai putri Saya sendiri."

"Kalo begitu Nabila pulang dulu ya, terimakasih," ucapnya lalu segera pergi.

***

Sesampainya di rumah Nabila beristirahat sejenak, namun Ia merasa ingin sekali memasak, kemudian ia pergi ke dapur untuk memasak.

Beberapa jam kemudian, makanan sudah siap ia segera membawanya ke ruang makan.

Dan pada saat itu juga Zahwa dan Nayla baru saja datang ke rumahnya, dengan tiba tiba.

"Assalamualaikum Bila, ini kami tolong bukain pintunya dong," ucap mereka dari luar.

"Duh, Nayla dan Zahwa kok ke sini ya?  mana tiba tiba banget lagi, aku takut mereka tau keadaanku."

"Sebaiknya aku harus bersikap biasa saja agar tidak mencurigakan, huh bismillah," batinnya.

Lalu Ia segera membuka pintunya.
"Wah, wangi apa nih kayaknya enak banget, kamu masak apa Bil?"

"Nay, kamu gak sopan banget sih, duh maaf ya Bil kita dateng ke sini gak bilang kamu dulu, abisnya ni anak tiba tiba maksa aku pergi ke sini," ucap Awa.

"Haha, ya sudah gapapa, silahkan masuk." Ia mempersilakan mereka masuk ke dalam.

"Btw kalian udah makan belum? klo belum ayo makan bareng," ucap Bila.

"Belum, emang boleh makan bareng sama kamu?" tanya Nay basa basi.

"Kalo gak boleh ngapain aku nawarin ke kalian, ya udah ayo makan," ucapnya.

Kemudian mereka makan bersama, di tambah mengobrol lagi hingga akhirnya mereka tidak curiga dan tidak tau apa apa mengenai Nabila.

______________________________________

Halo semuanya
gimana puasanya?

Maaf aku update terlalu lama, karna waktu itu aku harus fokus untuk ujian kelulusan, maaf sudah membuat kalian terus menunggu.

Insyaallah, mulai sekarang aku akan rajin update lagi.

Aku butuh support dari kalian😓

Terimakasih yang sudah membaca dan sudah mau menunggu dengan bab selanjutnya😊.

Pantauin terus akun ini yaa
Janlup Votemant nya ya manteman, tandai jika ada kesalahan yang tidak sengaja.

Assalamualaikum❤️

DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR Where stories live. Discover now