Bab 12

58 8 0
                                    

Bu Mida menuju ke arah ruang piket guru untuk memecat bel pulang sekolah.

"Li, bangun. Udah jam pulang." Naren membangunkan Lia.

Saat setelah berbicara dengan Naren tadi Lia tertidur kembali. Lia memang seperti itu kalau bosen lebih memilih tidur saja.

Naren pun beranjak untuk meninggalkan UKS untuk menuju kelas dan mengambil tasnya yang masih berada di kelas tadi.

"Widih, kemana aja lu?" tanya Jofar saat Naren baru kembali ke kelas.

"Pusing kepala gua."

"Pusing apa pusing!?" Haidar meledek Naren.

"Apasih lu, ga jelas." ucap Naren.

Naren tak berfikir lama ia mengambil tasnya lalu keluar kelas dan memilih langsung pulang dibanding kumpul bersama temannya yang lain.

Saat sudah berada menuju parkiran untuk mengambil motornya Naren terkejut dengan suara panggilan dari seorang perempuan disana.

"NAREN!" panggil perempuan bernama Mira.

"Kenapa?"

"Kamu sakit?" Mira mengecek suhu tubuh Naren dengan menyentuh dahi Naren.

"Engga, udah sembuh kok."

"Ekhmm.. ekhmm." dehaman yang Lia buat dari jarak tak jauh dari tempat Naren dan Mira membuat mereka terkejut.

Lia sedang dibantu oleh Jeriandra untuk jalan menuju ke mobil.

"Naren. Besok bisa ngerjain akuntansi barengkan? Aku ada beberapa soal yang ga paham." ujar Mira.

"I-iya, nanti kabarin aja lewat chat. Gua mau balik dulu." Naren pun segera menaikan motornya dan memakai helm lalu meninggalkan Mira yang masih setia berdiri di tempatnya.

"Itu tadi siapa Li?" tanya Jeriandra pada Lia yang sedang sibuk memasang seatbelt.

"Itu tadi namanya kak Mira." ucap Lia.

"Oh, Naren pacaran sama perempuan itu?" Jeriandra bertanya sedikit kepo dengan hubungan Naren dan Mira.

"Kata kak Naren sih engga pacaran." ujar Lia dengan pandangan kini ke depan memperhatikan jalan.

"Kamu percaya?"

"Maksud ayah?" Lia tiba-tiba saja terheran dengan pertanyaan ayahnya itu.

"Ya bukan apa-apa, kamu kan suka Naren. Jadi ayah hanya khawatir kalau kamu patah hati." ujar Jeriandra sambil tangan kirinya mengelus pucuk kepala anaknya itu.

"Tenang aja, kalau memang kak Naren memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seorang perempuan nanti ya Lia usahakan move on kok ayah." Lia melihat ayahnya dan tersenyum indah pada sang ayah.

Jeriandra adalah sosok ayah yang selalu ingin melindungi putrinya, ia sebisa dan seberusaha mungkin agar anak semata wayangnya itu tidak merasakan sakit baik fisik maupun batin. Jeriandra selalu dan akan selamanya seperti itu demi anaknya.

Dulu semasa Yunita ibunya Lia masih ada, Jeriandra dan Yunita selalu berbahagia mengurus putrinya itu. Hingga suatu saat dengan suasana yang sangat damai, Yunita meminta pada Jeriandra untuk berjanji kalau Jeriandra akan selalu menjaga Lia, melindungi Lia, dan memastikan bahwa Lia selalu baik-baik saja.

"Sudah sampai. Kamu tunggu sebentar biar ayah yang gendong kamu untuk masuk." tutur Jeriandra dan ia segera keluar dari mobil untuk membantu Lia.

You, Me, and Accounting Where stories live. Discover now