3

18 3 8
                                    



Lee Sona menarik tangan Han Keina untuk menjauh dari depan pintu kamar Bae Ri. Karena tak ingin Keina memberitahu Bae Ri atas apa yang sempat dilihatnya di dalam Restauran siang tadi.

"Nanti dia akan menangis tanpa henti."

"Tapi Kim Namjoon sudah berani makan siang bersama dengan Perempuan lain."

"Tapi jangan beritahu Bae Ri. Dia bisa menangis jika tahu."

Keina menghempaskan kasar tangan Sona. Ia merasa jika Bae Ri harus mengetahui akan hal ini. Terlebih lagi gadis bermarga Kim itu bercerita padanya jika kekasihnya itu mulai berubah. Bisa jadi perubahan yang terjadi pada Kim Namjoon dikarenakan memang Pria itu tengah mempunyai Perempuan lain. Tentu saja ia merasa tidak terima jika sahabatnya diselingkuhi oleh Kim Namjoon.

"Jangan keras kepala, Han Keina."

Sona kembali menarik tangan Keina yang akan kembali mendekat kearah pintu kamar Bae Ri. Ia tahu jika Keina adalah tipe orang yang tidak pernah berpikir dahulu sebelum bertindak.

"Bae Ri harus tahu."

"Apa yang harus dia tahu? Bisa saja Perempuan itu adalah teman kerjanya atau sepupunya. Kau hanya melihatnya sedang makan siang bersama. Bukankah Jimin biasanya melakukan makan siang bersama dengan sepupunya diluar."

"Itu berbeda Sona. Lagipula Jimin tidak mungkin dia selingkuh."

Kepercayaan diri Keina sangatlah tinggi. Namun mengingat kebucinan Jimin terhadap gadis bermarga Han itu memang benar adanya jika saja Pria itu sangatlah setia. Lagipula Keina sangatlah galak. Jimin tidak mungkin berani melirik Perempuan lain.

Ceklek....

Pintu kamar Bae Ri terbuka. Gadis bertubuh mungil tersebut berjalan keluar dari dalam kamarnya. Namun langkah kakinya terhenti ketika melihat kedua sahabatnya.

"Ada apa?" tanya Bae Ri.

Sona segera menutup mulut Keina ketika gadis itu akan mengucapkan sesuatu. Hal itu membuat Bae Ri merasa ada yang aneh dengan kedua sahabatnya.

"Tak apa. Kau mau kemana?" tanya Sona sembari menatap penampilan sahabatnya yang terlihat cantik dengan mengenakan dress berwarna merah maroon dan dipadukan dengan high heels berwarna putih. Agaknya itu membantu Bae Ri terlihat lebih tinggi.

"Kau ini kurang ajar sekali." ucap Keina sembari menghempaskan kasar tangan Sona dari mulutnya.

"Aku akan pergi bersama dengan kekasihku." ucap Bae Ri.

Mendengar ucapan sahabatnya membuat Keina merasa tidak tega. Apalagi jika melihat penampilan Bae Ri saat ini. Gadis bertubuh mungil itu sudah terlihat begitu cantik dengan make-up yang memoles wajahnya.

"Baiklah kalau begitu pergilah."

Bae Ri mengangguk, "Aku pergi dulu, ya."

Keina menggenggam erat tangan sang sahabat, "Tunggu." hal itu membuat Sona merasa was-was.

"Kenapa?" tanya Bae Ri.

"Apa kau sudah memakai lipstick yang kiss proof? Agar kejadian lipstick pudar saat berciuman tidak terulang kembali."

Astaga. Pertanyaan dari Keina langsung membuat kedua pipi Bae Ri bersemu merah. Bisa-bisanya Keina membahas hal yang sudah lama terjadi itu. Seharusnya saat itu Bae Ri tidak menceritakan hal itu kepada kedua sahabatnya yang suka sekali membuat dirinya merasa malu seperti sekarang ini.

Helaan napas keluar dari belah bibir Lee Sona. Setidaknya ia merasa lega karena Keina tidak memberitahu Bae Ri perihal kejadian yang Han Kein lihat saat di Restauran.

"Aku pergi dulu." ucap Bae Ri sembari melambaikan tangannya. Ia segera berjalan keluar dari dalam apartemen demi menghindari pertanyaan yang lebih aneh lagi dari sahabatnya.

















🍁🍁🍁🍁










Hal sederhana seperti duduk di sebuah bangku taman berdua dengan sang kekasih sudah membuat Bae Ri merasa bahagia. Gadis itu berulang kali mengulas sebuah senyuman. Namun berbanding terbalik dengan kekasihnya yang sedari tadi hanya diam saja.

"Sudah lama kita tidak duduk berdua di bangku taman seperti ini." ucap Bae Ri yang langsung mendapatkan anggukan dari kekasihnya.

Helaan napas keluar dari belah bibir Bae Ri. Angin malam mulai membuatnya merasa dingin. Apalagi kini ia menggunakan dress tanpa lengan. Maniknya melirik kepada sang kekasih yang tengah duduk disebelahnya. Apa Namjoon tidak berniat melepaskan jas yamg dikenakannya untuk dipakaikan kepadanya. Biasanya Pria itu melakukan hal seperti itu kepadanya ketika angin malam mulai berhembus kencang menerpa tubuhnya.

"Aku akan pergi membeli minum dulu." ucap Namjoon yang mulai beranjak dari duduknya.

"Aku ikut."

"Kau disini saja."

"Aku ikut denganmu."

"Jika aku bilang kau disini saja ya disini saja."

Kekasihnya benar-benar telah berubah. Tidak biasanya Namjoon bersikap seperti ini kepadanya. Entah kenapa rasanya sangat sakit sekali melihat perubahan diri Kim Namjoon yang tidak seperti biasanya. Namun Bae Ri tidak dapat berbuat apapun selain terdiam dengan manik yang menatap pada punggung sang kekasih yang mulai nampak menjauh.

Bae Ri meremat kuat ujung dress yang dikenakannya. Menahan gejolak rasa sakit hati yang tiba-tiba saja datang menghampiri karena perlakuan Namjoon yang tidak seperti biasanya. Sebenarnya apa yang telah terjadi kepada Pria itu. Apa dirinya mempunyai salah hingga membuat Namjoon berubah menjadi abai terhadap dirinya seperti ini. Jika memang dirinya mempunyai salah ia akan berusaha untuk meminta maaf demi menjaga keutuhan hubungannya dengan sang kekasih.

Masih setia menunggu sang kekasih kembali Bae Ri mengabaikan tetesan air hujan yang mulai jatuh dari atas langit. Ia masih setia duduk demi menunggu kekasihnya datang. Mengabaikan tetesan air hujan yang jatuh semakin deras. Mengabaikan bagaimana kini tubuhnya telah basah karena air hujan. Ia tidak peduli dengan apa yang terjadi. Pandangannya mulai mengabur karena wajahnya yang telah basah oleh air hujan. Hatinya terasa sesak sekali karena Kim Namjoon yang mengabaikannya. Pria yang dicintainya berubah.

"Apa kau sudah gila? Harusnya kau mencari tempat untuk berlindung dari hujan." ucap Kim Namjoon sembari menarik tubuh sang kekasih untuk berlindung dibawah payung yang ia bawa. Meski hal itu percuma karena tubuh kekasihnya yang telah basah.

"Aku menunggumu."

"Kenapa kau bodoh sekali? Harusnya kau masuk ke dalam mobil atau mencari tempat untuk berlindung dari hujan."

Hati Bae Ri terasa sakit sekali karena ucapan sang kekasih. Semenjak bersama dengan Kim Namjoon. Pria itu tidak pernah mengatainya bodoh. Dan ini baru pertama kalinya ia mendengarkan untaian kata menyakiti hati yang keluar dari belah bibir kekasihnya.

"Kau mengunci mobilnya. Dan kuncinya berada padamu."

Namjoon mulai melakukan saran dari Jimin untuk membuat kekasihnya merasa tidak nyaman. Agar Bae Ri lebih memilih untuk memutuskan hubungan diantara keduanya karena rasa tidak nyaman tersebut. Namun entah kenapa melihat sang kekasih basah karena menunggunya kembali membuat hatinya terasa berdenyut nyeri.

"Harusnya kau tidak menungguku. Kau bisa mencari tempat untuk berlindung dari hujan."

"Kenapa kau berubah? Apa aku memiliki salah kepadamu?" tanya Bae Ri sembari mendongak guna menatap pada manik sang kekasih.

Keduanya saling berpandangan. Kim Namjoon dapat melihat dengan jelas mata sang kekasih yang memerah karena menangis. Rasanya tidak tega melihat Bae Ri terlihat seperti ini. Pada akhirnya Kim Namjoon memeluk tubuh kekasihnya. Membiarkan payung yang ada ditangannya jatuh begitu saja ke tanah. Keduanya saling berpelukan dibawah hujan. Tanpa peduli dengan tubuh keduanya yang basah kuyup.

Putus Atau Terus KNJ (END)Where stories live. Discover now