Sesampainya di kampus, mereka menuju kelas dengan wajah riang gembira. Sapphire menggandeng lengan Raven dan lelaki itu sesekali melempar kecupan singkat di dahinya.

Seperti biasa, keduanya masuk ke kelas masing-masing. Lalu sepakat pergi ke kantin bersama menemui teman-teman mereka.

Hingga kelas usai dan Sapphire keluar dari kelasnya. Raven sudah menunggu di depan kelas. Senyumnya tersungging lebar, segera menemuinya dan menggandeng lengan Raven seperti tadi pagi.

Seperti biasa, Fika dan Luciana sudah ada di kantin, sepertinya mereka sedang bergosip. Terlihat dari ekspresi dan gelak tawa mengejek.

"Hai, Sapphire!" Kedua gadis itu langsung berhenti bergosip setelah menyadari kedatangan Sapphire dan Raven.

"Hallo, Kak Fika dan Kak Luci." sapa Sapphire dengan senyum lebar. Dia dan Raven duduk di seberang Luciana dan Fika. "Kak Luci gimana kondisinya? Udah sehat?"

Luciana terkekeh, menunjukkan kondisinya sudah sehat. "Udah,"

"Luci kenapa?" tanya Fika mengerutkan dahi.

"Waktu itu jalannya Kak Luci ngangkang, habis seks brutal." jawab Sapphire blak-blakan dengan wajah serius.

Luciana meringis dan Raven melotot. Sedangkan Fika tertawa lebar. Mengejek Luciana yang tidak bisa mengatasi masalah ranjangnya.

"Sayang ...," tegur Raven sambil merangkul Sapphire dan meremas lembut bahunya.

"Aku kekencangan ya ngomongnya? Maaf, Kak. Sayang, maaf," ucap Sapphire menyesal.

"Nggak apa-apa, santai aja. Udah biasa," Fika yang menjawab.

"Nggak bermaksud cari perhatian dari orang lain serius. Aku nggak sengaja. Maafin aku, Kak." Sapphire kembali meminta maaf dengan wajah menyesal.

"Santai aja," tambah Luciana menenangkan. "Aku udah baikan kok,"

"Makasih, Kak." cengir Sapphire semangat. Mereka tidak bertemu selama beberapa hari, Sapphire langsung ingat kejadian terakhir kali mereka bertemu sehingga secara spontan menanyakan kondisi Luciana.

"Bisa-bisanya lo yang udah pro ini kalah," ejek Fika. "Lo sama siapa?"

Luciana memutar bola mata. "Siapa yang kuat kalau digempur habis-habisan sepanjang malam? Terus besoknya dari siang, malam ketemu pagi lagi. Udah tahu lecet masih maksa. Asli gue tepar nggak bisa ngapa-ngapain! Bagian bawah gue mati rasa." curhat Luciana tanpa memberitahukan siapa pelakunya.

"Maniak anjir!" pekik Fika bergidik ngeri.

"Emang maniak banget,"

"Untung lo masih hidup." ejek Raven tertawa lebar.

"Maniak itu maksudnya gimana, Kak?" tanya Sapphire penasaran.

"Ngeseks siang malam tanpa jeda. Pokoknya pikirannya pengin seks melulu, nggak bisa melihat pasangannya santai auto digarap!" jelas Fika panjang lebar.

Sapphire membelalakkan matanya, dia sangat terkejut. Terlebih lagi, dia tidak menyangka bahwa ada orang seperti itu. Itu namanya penyiksaan. "Emang ada orang kayak gitu?"

REDFLAG Where stories live. Discover now