"Aku tidak mau kembali ke Istana Renegades, disana ada ular betina yang suka mengganggu kesayanganku!" Sambung Thalia membuat Ace urung mengeluarkan usulannya untuk kembali ke Istana.

Kedua alis tebal milik Ace mengkerut, ia menatap bingung Thalia "Siapa ular betina?"

Thalia berdecak kesal "Itu si Sofia ganjen dan gatel. Gemas aku sama perilakunya,"

"Ganjen? Gatel?" Ace tidak mengerti umpatan yang Thalia katakan.

Thalia menghela nafas panjang "Istilah untuk wanita yang berperilaku seperti seorang jalang. Bahasa dari dunia asalku," Ace mengangguk tanpa bertanya lagi.

"Tapi, kalau tidak kembali bagaimana kita bisa pulang? Kau ingat kedua kuda kita dimana?" Tanya Ace membuat Thalia mencubit lengan Ace karena gemas.

"Iya, ayo kembali! Aku siap! Aku wanita kuat!" Serunya menepis tangan Ace yang akan mengenggam tangannya, Thalia berjalan menjauhi Ace.

Ace tertawa melihat Thalia yang merajuk. Ia menyusul Thalia dan kembali menggenggam tangannya "Jangan marah! Ayo jalan-jalan dahulu mengisi energi dan tenaga sebelum kita bertemu dengan si ular betina!" Ajak Ace membuat Thalia mendengus kesal.

Tak lama mereka berdua menghilang karena Ace menggunakan teleportasinya agar lebih cepat sampai ke tempat yang ia ingin kunjungi bersama Thalia.

***___***

Ratu Julie menyantap makanannya dengan tenang, ia tetap menjalankan tugas sebagai istri terbaik untuk Sang Raja--meskipun hatinya memberontak melakukannya, ia merasa dirinya seperti pelayan pribadi sang Raja.

Raja Liam menyantap makanannya dengan tenang, ia terlihat lebih pucat satu bulan terakhir ini. Kantung matanya juga tercetak jelas. Raja Liam merasakan perubahan tubuhnya, akan tetapi ia hanya diam dan menyembunyikan apa yang Raja Liam rasakan.

"Aku tidak pernah melihat Pangeran haram itu akhir-akhir ini? Apakah sayang mengirimnya lagi ke medan peperangan?" Tanya Ratu Julie saat sesi makan telah selesai.

Raja Liam mengangguk akan tetapi ia ragu kemana putra keduanya itu pergi. Memang sudah kebiasaan lama Pangeran Kedua suka menghilang tanpa jejak--meskipun Raja Liam membayanginya dengan ksatria. Hal itu sia-sia karena kedua Ksatrianya pasti akan kehilangan jejak Pangeran Ace.

"Sayang, Apakah sayang tahu kalau Pangeran Ricard sekarang pergi ke RS di Denally?" Tanya Ratu Julie tiba-tiba "Katanya ia ingin membantu Nathalia,"

Raja Liam menghela nafas panjang "Apa yang bisa dia lakukan di sana? Itu bukan kewenangan Ricard. Aku akan memanggilnya kembali ke istana,"

"Jangan terburu-buru. Biarkan saja Ricard di sana dalam beberapa hari. Bukankah hal itu di perlukan mengingat dia nanti akan menjadi penerus Kerajaan ini?" Raja Liam tampak berpikir.

"Nanti jika Pangeran Ricard tak kunjung kembali ke istana dan mengabaikan tugas-tugasnya baru kita memanggilnya untuk kembali. Bagaimana?" Tanya Ratu Julie. Raja Liam pun mengangguk.

"Uhuk.. Uhuk..!" Raja Liam tiba-tiba terbatuk. Ia merasakan gatal dan perih di tenggorokannya, dadanya juga terasa berat.

Ratu Julie menatapnya kalut. Ia memerintahkan kepala pelayan untuk membantu Raja Liam kembali ke ruang pribadinya, ia juga tak lupa memanggil tabib untuk memeriksakan keadaan Raja Liam.

Raja Liam terbaring dengan wajah pucat. Para pelayan merawat sang Raja dengan telaten. Tabib terbaik kerajaan juga sudah datang memenuhi panggilan Ratu Julie. Tabib istana segera memeriksa kondisi sang Raja dengan teliti.

"Bagaimana kondisi suami saya Tuan?"

"Mohon maaf Ratu! Yang Mulia sepertinya mengidap penyakit langka yang sudah lama menggerogoti tubuh beliau," Jelas Tabib membuat Ratu Julie membelalakan matanya.

"Apa? Tapi suami saya selalu sehat tanpa menunjukkan gejala sakit apapun Tuan? Apakah anda tidak salah memeriksa kondisinya?" Tanya Ratu Julie untuk memastikan lagi.

Tabib menggelengkan kepalanya "Sudah saya periksa tiga kali dan hasilnya sama Yang Mulia,"

Ia menatap nanar kearah Raja Liam yang terbaring tertidur untuk saat ini, karena telah meminum obat dari Tabib Istana.

"Terimakasih Tuan. Aku akan memanggilmu lagi jika belum ada kemajuan tentang kesehatan Raja Liam," Jawab Ratu Julie, tabib pun beranjak keluar dari ruang pribadi raja setelah ia berpamitan kepada sang Ratu.

Ratu Julie berjalan mendekati tempat tidur Raja Liam. Kedua matanya dengan warna netra berbeda menatap Raja Liam datar, senyuman tipis tersungging di bibir merahnya "Sebentar lagi!" Gumamnya pelan "Dengan cara ini, aku berharap bisa kembali ke dunia asalku. Aku lelah dan jijik jika harus berhadapan dengan laki-laki apalagi dengan keadaanku dalam tubuh wanita begini. Ini bukan tempatku!"

🌹🌹🌹

Saran, kritik, dan tandai typo tetap masih aku harapkan ya!!

Terimakasih kalian sudah menemaniku..

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘

I WANT YOUWhere stories live. Discover now