Kau, Alasan Semua Hal

203 23 3
                                    

     Renjun dengan sepeda motor nya sampai di pekarangan parkir gedung fakultasnya, wajahnya tampak lesu pagi hari ini. Renjun menarik nafas berat kemudian turun dari motornya.

     “Injunnn…” Tanpa melihat siapa orang yang memanggilnya Renjun sudah tahu dia siapa.

Sejak kapan Chenle memanggilnya dengan sebutan Injun pun dia tidak tahu, namun awalnya Renjun menolak tapi keras kepala Chenle itu membungkam penolakan Renjun.

     “Kenapa muka lu cemberut gitu sih, masih sakit” Chenle memeriksa kening Renjun

     “Gak apa ko, cuma lagi gak mood aja” Jawab Renjun

     “Oh gue tahu…” Renjun memberhentikan jalannya mendengar suara cempreng Chenle

Chenle mendekap wajah Renjun dengan kedua tangannya, dia mendekatkan bibirnya pada bibir Renjun. Mata Renjun terbelalak dengan aksi Chenle yang senonoh padanya di pagi ini.

     “Udah, jangan cemberut lagi. Kalau kurang nanti bilang ok. Udah ah gue mau masuk, bye Injun” Chenle melambaikan tangannya pada Renjun saat pria itu pergi

Renjun masih terpaku diam karena aksi Chenle yang secara tiba-tiba menciumnya. Memang benar mereka sudah hampir 3 bulan pacaran namun belum melakukan apapun itu, tapi tidak bisakah ditempat biasa yang lebih tertutup.

Wah… pacarnya itu sangat gegabah.

     “Aduh, mata gue ternodai” Renjun kembali terkejut dengan suara Mark di belakangnya.

Tidak bukan hanya Mark di belakangnya melainkan Jaehyun dan Lukas yang juga tengah melihat aksi kissing Renjun.

Renjun gelagapan karena ketahuan, dan dia harus menanggung malu sendirian. Sialnya Chenle sudah pergi lagi.

Mark dan lainnya terus menggoda Renjun yang tertangkap basah karena kissing di parkiran kampus, berbeda dengan Jaehyun yang sama sekali tidak bersuara dan hanya menunjukan wajah diam serius. Renjun pun sedikit keheranan untuk itu.


     Selesai dengan mata kuliahnya Renjun dan ke-tiga temannya memilih untuk pergi ke kantin fakultas. Masuk pagi ternyata membuat mereka kelaparan.

     “Jun, gue denger lu di sosor sama Chenle di parkiran yah?” Tanya Haechan membuka obrolan pertama

Renjun diam dan kemudian mengangguk.

Ketiga temannya tertawa mendengar pernyataan itu, kembali Renjun mendapatkan godaan dari temannya.

Mereka kembali menyantap makan siangnya masing-masing.


     Tidak terasa hari sudah semakin sore dilalui. Renjun memutuskan untuk kembali pulang karena telah menyelesaikan tugas kuliahnya.

Seperti biasa dia akan mengecek ponselnya terlebih dahulu sebelum menghidupkan motornya. Chenle tidak mengirimkan pesan random seperti biasa, kemudian dia mengirimkan pesan untuk Mama nya.

Motor Scoopy merah melaju dari parkiran kampus. Dengan kecepatan standar seperti biasa ban motor menggelinding pada porosnya.

Waspada saat berkendara selalu diterapkannya. Mengecek kendaraan sebelum digunakan juga selalu dia lakukan, namun apa dikata segala bentuk kepedulian itu tergoyah karena satu kendaraan beroda 4 menyenggol body motornya sampai Renjun beserta motornya bergulir di jalanan aspal.

Sore hari dengan jalanan yang sedikit ramai ini menjadi terhambat karena satu kecelakaan tunggal yang dialami kendaraan sepeda motor.

Kembali dengan tubuh Renjun yang terhambur di jalanan aspal meski tidak begitu parah namun sukses membuat tubuhnya luka.

We Never End - JAEREN Where stories live. Discover now