Perangkat Yang di Bayarkan

225 24 0
                                    

“Mark?”

“Lu” ...

Renjun menatap wajah tampan yang berada tepat di sampingnya.

Tak lama dia tertawa terbahak. Jaehyun hanya terdiam menatap laki-laki kecil di sampingnya

     "Emang bajingan lu!" Seruan Renjun di sela tertawanya

.

Renjun berdiri di depan kelas Chenle, kelas akan bubar di beberapa menit kedepan. Renjun menyelesaikan kelasnya lebih awal, dan segera pergi menemui Chenle setelah mengirimkan pesan singkat kepada pria yang di kencani beberapa hari yang lalu.

  “Renjun…” Teriak pemuda berkulit putih dengan senyum cerahnya yang menghiasi wajah berseri

Renjun berdiri dari tempat duduknya,
  “Laper nggak?” Tanya Renjun setelah Chenle sudah berdiri didepanya

Pemuda itu mengangguk, Renjun berjalan lebih dulu mereka pergi ke suatu tempat makan.

Sebuah restouran chaines terdapat 2 orang pria yang tengah menyantap makan siangnya dengan beberapa menu yang tersaji diatas meja.

  “Makan dulu…” Ucap Renjun yang duduk berhadapan dengan Chenle tengah sibuk dengan ponselnya.

Chenle menyimpan kembali ponselnya, “Lu tahu ka Jaehyun kan, dia kenapa chat gue yah?” Tanya Chenle kebingungan,

Renjun mengambil ponsel milik Chenle tersebut, dia mengetikan sesuatu disana
   “Jangan ditanggepin” Ucapnya
Chenle mendelik melihat raut wajah serius Renjun.
     “Lu ada masalah sama dia?” Renjun menggeleng kuat
   “Terus….”
   “Gua mau makan” Ucap Renjun telak, Chenle hanya mengangguk patuh

Keduanya memutuskan untuk Kembali makan tanpa suara bahkan tanpa menatap satu sama lain seperti hal yang biasa mereka lakukan.

Kembali sore hari Divisi peralatan mulai merapihkan barang-barang yang berserakan di belakang panggung.

   “Jangan deket kearah sound system yah, soalnya bambu buat pasang bener belum ditancepin kokoh khawatir nanti tumbang” Intruksi Taeyong pada anggotanya.

Mark membawa cat air dari ruang peralatan untuk mencat beberapa parlement yang akan dipakai untuk hiasan Panggung.

Sedangkan Renjun dia kebagian membawa bolham kecil kecil untuk dipasang di beberapa sudut panggung juga
   “Gua mau check dulu khawatir gak nyala” Renjun melangkahkan kakinya ke ujung kanan

Brakk

   “Renjun..” Mark berlari kearah berlawanan

Mendengar suara cukup keras yang berasal dari belakang panggung menyita perhatian para panitia yang tengah berada dikawasan lapangan.Taeyong yang baru menyadari satu hal segera berlari kearah panggung, dia sudah mengingatkan ke beberapa anggotanya untuk berhati-hati di area kanan belakang panggung, sebab ada tiang bambu yang belum cukup kuat di pasang.

   “Apaan tuh?” Seru Jhonny yang kebingungan

Mark mengangkat tiang besar dari bambu menjauh dari tubuh yang tengah menimpa sesorang yang tengah tersungkur karena badannya tertimpa tiang itu.

   “Pingsan Anjir..”

   “Gue panggil yang lainnya dulu” Mark berlari kearah depan panggung untuk mencari bantuan seseorang, beruntung Taeyong dan yang lainnya datang tepat waktu.

   “Bang, ada yang ketimpa tiang di belakang panggung, sekarang gak sadarkan diri” Ucap Mark tergesa

Yang lainnya segera pergi kebelakang panggung, untuk mengecheck keadaan atas apa yang dikatakan Mark.

We Never End - JAEREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang