Hidangan untuk sarapan sudah tertata rapi di atas meja makan. Siapa lagi yang melakukannya jika bukan Bae Ri. Tidak mungkin seorang Kim Namjoon yang tidak bisa memasak dan terkenal ceroboh itu membuat beraneka ragam menu untuk sarapan.

"Aku memasaknya dengan penuh cinta." ucap Bae Ri sembari tersenyum.

Namjoon menatap pada wajah sang kekasih yang kini tengah tersenyum begitu manis. Bae Ri melakukan semuanya dengan sangat tulus. Terlihat sekali jika gadis itu begitu mencintai kekasihnya. Hal kecil yang selalu Bae Ri lakukan untuk sang kekasih sudah membuktikan jika saja gadis bertubuh mungil itu sangatlah mencintai sang kekasih dengan sepenuh hatinya. Bahkan selama empat tahun mereka menjalin hubungan Bae Ri merasa cintanya kepada sang kekasih berlesung pipitnya itu semakin dalam.

"Kau mau pulang sendiri atau naik taxi?"

Pertanyaan dari Kim Namjoon membuat sebuah senyuman yang tersemat dari belah bibir Bae Ri sirna seketika. Entah kenapa Pria yang dicintainya ini tiba-tiba saja berubah. Dari mulai Kim Namjoon yang mengabaikan pesan dan panggilan darinya. Padahal biasanya Pria itu tidak seperti itu. Lalu semalam saat keduanya tidur, Pria berlesung pipit itu seakan memberi jarak diantara keduanya. Padahal biasanya Kim Namjoon akan memeluknya dengan sangat erat untuk berbagi kehangatan satu sama lain. Dan di pagi ini Pria itu seakan mencampakkannya. Biasanya Pria yang dicintainya itu akan mengantarkannya pulang. Lalu setelahnya berangkat untuk bekerja. Entah kenapa rasanya sakit sekali ketika orang yang dicintainya berubah seperti ini.

"Bukannya kau antar? Biasanya kan kau yang mengantarku. Lalu setelahnya berangkat ke kantor."

Namjoon membenarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Biasanya Bae Ri yang memasangkan dasi untuknya. Namun tadi ia sempat menolaknya.

"Kau harus bisa mandiri. Agar tidak terlalu bergantung kepadaku." ucap Namjoon. Setelahnya Pria itu mendudukkan dirinya di kursi makan.

Bae Ri mengerjapkan matanya berulang kali. Apa selama ini ia terlalu bergantung pada kekasihnya. Apa Kim Namjoon merasa terbebani oleh dirinya. Jika memang benar begitu ia akan mencoba untuk bersikap mandiri.

"Apa selama ini aku selalu merepotkan mu?" tanya Bae Ri yang mulai merasa sadar jika selama ini ia memang terlalu bergantung pada kekasihnya.

Selama ini Bae Ri begitu manja pada Kim Namjoon. Hal kecil apapun di dalam hidupnya ia selalu ingin melibatkan sang kekasih di dalamnya. Seperti berbelanja pembalut ketika ia tengah menstruasi. Seperti itu saja gadis bertubuh mungil itu menghubungi kekasihnya agar menjemputnya untuk mengantarnya pergi ke supermarket guna membeli pembalut.

Melihat ekspresi sang kekasih yang tiba-tiba saja berubah membuat Kim Namjoon jadi merasa tidak tega untuk melanjutkan ucapannya. Apalagi melihat tatapan menyedihkan sang kekasih yang ditunjukkan padanya.

"Tidak juga. Hanya saja mulai sekarang kau harus bisa mandiri. Jika aku tidak ada kau jadi terbiasa."

Ucapan Namjoon membuat Bae Ri merasa sakit hati. Apa maksud Pria itu. Kenapa kekasihnya bicara seperti itu. Seakan-akan Namjoon akan pergi meninggalkannya. Sedangkan Bae Ri sudah sangat mencintainya.

"Kenapa kau bicara seperti itu?"

"Aku hanya ingin kau bersikap mandiri itu saja."

Bae Ri bisa menjadi gadis yang mandiri. Karena sebelum ada Namjoon di dalam hidupnya ia bisa melakukan apapun sendiri. Hanya saja ia tidak bisa jika harus hidup tanpa seorang Kim Namjoon di sampingnya. Ia sudah terlalu mencintai kekasih berlesung pipitnya itu. Apapun yang terjadi Bae Ri selalu berharap Namjoon bisa bersama dengannya hingga tua nanti.









🍁🍁🍁🍁



Ini adalah pertama kalinya Kim Namjoon makan siang bersama dengan sekretaris pribadinya. Bukan hanya sekali Perempuan bermarga Lee tersebut mengajaknya untuk makan siang bersama diluar kantor. Hanya saja Kim Namjoon selalu menolaknya. Namun entah kenapa kali ini rasanya Kim Namjoon ingin mencari suasana baru dengan makan siang bersama dengan sekretarisnya yang terkenal sexy itu. Lee Taeri memiliki tubuh dengan tinggi seratus tujuh puluh lima centimeter. Kulitnya sangat putih dengan rambut sebahu yang berwarna cokelat. Itu adalah tipe seorang Kim Namjoon. Dan entah kenapa ia malah memiliki pasangan bertubuh mungil seperti Bae Ri. Sangking mungilnya kadang saat dipeluk saja tubuh Bae Ri seakan menghilang.

"Selamat makan, Sajangnim." ucap Lee Taeri sembari tersenyum. Lalu setelahnya Perempuan berparas cantik itu makan terlebih dahulu. Sedangkan Kim Namjoon menatap pada steak daging yang berada di atas piring. Entah kenapa tiba-tiba saja ia teringat dengan sang kekasih. Apakah ia salah dengan melakukan hal seperti ini.

"Apa yang kau lakukan saat hari libur kantor?" tanya Namjoon pada sang sekretaris.

Taeri menaruh garpu dan sendok yang berada ditangannya di atas piring. Lalu mengalihkan atensi sepenuhnya kepada sang atasan. Ia merasa dengan pertanyaan semacam ini dirinya mulai mendapat lampu hijau untuk mendekati sang atasan. Bagaimana tidak, biasanya Kim Namjoon akan bersikap sangat dingin dan akan berbicara jika perlu saja. Namun kali ini Pria bertubuh tinggi dan gagah itu mau diajak makan siang bersama. Dan yang membuat Taeri merasa bersemangat adalah saat Pria yang menurutnya sangat sexy itu mulai bertanya sesuatu kepada dirinya.

"Hanya menonton drama di televisi, Sajangnim."

"Hanya itu?"

Taeri mengangguk, "Iya, Sajangnim."

"Kekasihku juga sering melakukan hal seperti itu. Aku rasa para Perempuan memang suka sekali menonton drama."

Sebuah senyuman yang sempat terpatri pada belah bibir Taeri seketika luntur ketika Namjoon membahas perihal kekasihnya. Perempuan berparas cantik itu jelas tahu, bahkan sangat tahu jika saja atasannya itu telah memiliki seorang kekasih. Namun ia masih berusaha mendekati sang atasan karena merasa tertarik dengan Pria bertubuh tinggi tersebut.

Padahal Lee Taeri sempat berpikir jika nantinya saat hari libur kantor Kim Namjoon mengajaknya untuk pergi jalan-jalan. Akan tetapi dugaannya salah. Meskipun kini tengah bersama dengan dirinya. Pikiran Pria itu masih berpusat pada kekasih yang menurut Taeri biasa saja itu. Dan tidak pantas jika harus bersanding dengan Pria seperti Kim Namjoon.

"Makan dulu, Sajangnim. Kau bahkan belum menyentuh makan siangmu sedikitpun."

Kim Namjoon menatap pada sepiring steak yang berada dihadapannya. Masih utuh karena ia memang belum menyentuhnya sama sekali.

"Kau lanjutkan juga makannya. Setelah itu kita kembali ke kantor."

Lee Taeri mengangguk. Lantas kembali fokus untuk makan. Meskipun sempat merasa kesal karena Namjoon yang sempat membahas perihal kekasihnya. Namun Perempuan itu masih mencoba untuk mendekati atasannya tersebut. Selain menarik, Kim Namjoon juga tipe pria idamannya. Ia merasa tidak pantas saja seorang Kim Namjoon harus bersanding dengan seorang gadis mungil dan kekanakan seperti halnya Bae Ri.

Ponsel Kim Namjoon yang berada di dalam saku celananya berbunyi. Pertanda jika ada sebuah panggilan yang masuk. Pria itu yakin jika saja yang menghubunginya adalah sang kekasih. Lantas Pria berlesung pipit tersebut mengambil ponselnya yang berada di dalam saku celananya. Dan benar saja jika yang menghubunginya adalah sang kekasih. Namun tak ada niat sedikitpun dalam dirinya untuk menjawab panggilan tersebut. Pria itu membiarkan ponselnya berdering sampai pada akhirnya dering itu berhenti dengan sendirinya.

"Kenapa tidak dijawab, Sajangnim?"

Kim Namjoon segera mematikan ponselnya. Lalu kembali memasukan ponsel tersebut ke dalam saku celananya.

"Ingin fokus makan."

Setelah tadi pagi Bae Ri pulang dari apartemennya dengan naik taxi. Setelah itu pula ia tidak memberi kabar apapun pada sang kekasih melewati pesan. Bae Ri sempat mengirim pesan untuknya namun sampai saat ini ia belum membukanya.

Tanpa Namjoon sadari ada seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam Restauran. Gadis tersebut sempat terdiam sejenak ketika melihatnya makan siang dengan Perempuan lain. Namun setelahnya gadis tersebut kembali keluar dari dalam Restauran untuk kembali masuk ke dalam mobilnya.

Putus Atau Terus KNJ (END)Where stories live. Discover now