"Secepat itu?" Tanya Raja Helium.

"Iya," Ace menjawabnya tanpa rasa ragu. Raja Helium pun terkejut jika pria di depannya ini bisa seserius itu jika menyangkut wanita yang sudah menguasai hatinya-sama seperti dirinya sangat bucin kepada Ratu Litium dan tak mau mengambil selir apapun yang terjadi. Jika ada yang memprotes maka tak segan-segan Raja Helium akan menghukum mereka karena telah berani menentang keputusan Raja.

"Kau beruntung Nak bisa bersama Ace. Yakinlah dia mirip dengan suamiku," Bisik Ratu Litium, Thalia menyunggingkan senyuman termanisnya.

Mimik wajah Raja Helium pun berubah serius "Bagaimana dengan fenomena yang marak terjadi di Othello? Apa kau sudah mengungkap siapa dalang di balik fenomena tersebut?"

"Kami masih menyelidiknya. Meskipun terkesan lama tapi pergerakan mereka lamat-lamat mulai tercium,"

"Aku berharap kau bisa menguaknya sebelum terjadi pemberontakan. Ada satu atau dua orang dibalik semua itu yang menyusun kekuatan untuk membuka sebuah portal yang akan mengakibatkan keseimbangan antar dimensi terganggu. Jika hal itu sampai terjadi maka kemungkinan dunia kita akan lenyap berganti dengan dunia yang mereka inginkan. Dengan kata lain mereka ingin membuat tatanan dunia sendiri," Jelas Raja Helium.

Raja Helium keturunan asli mata merah, kekuatan sihirnya sama seperti Ace hanya mampu membuka portal dimensi dengan batas tertentu selain sihir normal yang biasanya mereka gunakan.

Thalia tertegun mendengar penjelasan Sang Raja, ia tak menyangka ada semacam kekuatan menarik yang ada di dunia fiksi yang tidak ia ketahui. Kalau memang sihir mata merah dapat membuka portal dunia lain maka kemungkinan besar mereka juga bisa membuka portal menuju dunianya.

'Sehebat itukah sihir pemilik mata merah?' Thalia bertanya-tanya dalam hati.

"Akan tetapi meskipun mereka ingin membangkitkan sesuatu yang besar tentu hal tersebut tidaklah cuma-cuma. Ada sebab pasti ada akibat. Sayangnya aku tidak tahu secara spesifik apa akibat yang akan di timbulkan. Tapi sebagian besar mereka pastilah tewas," Sambung Raja Helium.

Thalia sontak melirik ke arah Ace dengan tatapan rumit. Dalam hati ia terdorong untuk mencoba kekuatan milik Ace, namun seketika musnah tanpa jejak karena penjelasan Raja Helium.

Ace menyadari tatapan Thalia "Ada apa?" Tanyanya.

Thalia menggeleng "Tidak ada apa-apa. Aku hanya terkejut dengan keahlian tersembunyi yang kau miliki,"

"Jangan khawatir! Aku tahu batasanku," Ujarnya dengan senyuman manis. Tapi, hal tersebut tak membuat Thalia lega. Ia sangat ingin kembali ke dunianya tapi ia tidak bisa mengorbankan pria yang sudah mengambil separuh hatinya.

"Lalu, aku tak yakin tujuanmu kesini hanya untuk membicarakan hal tersebut?" Tanya Raja Helium lagi.

"Sebenarnya kedatangan saya kemari hanya ingin mecari kebenaran tentang apa yang sudah saya dengar dan saya lihat di sepanjang kehidupan saya. Status yang sudah melekat erat sebagai anak haram kerajaan Orthello. Apakah hal tersebut benar adanya?" Ace mengutarakan apa yang selama ini menjadi pertanyaannya. Seharusnya mudah jika ia melibatkan guild pencari informasi untuk menggali informasi tentang dirinya. Akan tetapi, ia urungkan karena ingin mencari jawabannya secara langsung.

Ekspresi Raja Helium tiba-tiba dingin dan aura kegelapan dalam dirinya menguar. Thalia yang memiliki insting bertarung yang peka langsung bergidik menyadari perubahan pada Sang Raja, begitu pula dengan Ratu Litium yang sudah menggenggam erat tangan suaminya, ia berusaha untuk menenangkan suaminya.

"Apa yang mereka ragukan hingga kini? Apakah dengan meninggalnya saudari-saudariku maka mereka dengan seenaknya menganggap kau sebagai anak haram?" Raja Helium berusaha menahan gejolak amarahnya agar perperangan tidak pecah.

"Saya memang memiliki netra yang sama mirip dengan anda Yang Mulia. Saya juga merasa sedikit curiga, jika memang saya hanya anak haram yang terlahir dari rahim wanita penghibur yang berasal dari kerajaan ini.."

"Siapa yang mengatakan hal tersebut? Siapa wanita penghibur?" Tanyanya geram, Ace terdiam karena perkataannya di potong oleh Sang Raja "Di kerajaan ini tidak ada keturunan mata merah yang menjadi wanita atau laki-laki penghibur dan pemuas nafsu. Semua yang bermata merah keturunan asli dari Raja terdahulu dan selama saya menjabat menjadi seorang Raja tak ada satupun ras netra merah yang terjun ke dunia pelacuran!" Bantah Raja Helium.

Ace masih terdiam menunggu, Raja Helium memahami dengan apa yang di pikirkan Ace "Ikutlah denganku!" Ajaknya sontak mengakhiri pembicaraan di ruang makan tersebut.

***___***

Salsabila menatap lembut ke arah Ricard yang sedang diam seperti memikirkan sesuatu. Mereka berdua duduk menikmati indahnya taman istana milik Putra Mahkota. Sesekali Salsabila menyesap teh hangat miliknya guna mengusir rasa tak nyaman di hatinya.

"Apa ada yang menganggu pikiranmu Ricard?" Tanya Salsabila.

Ricard hanya mengangguk "Bukan permasalahan yang besar. Aku bisa mengatasinya,"

Salsabila tersenyum "Aku tahu kau pria kuat dan tangguh. Itulah yang membuatku jatuh hati padamu. Akan tetapi, kau bisa berbagi denganku. Setidaknya hal tersebut bisa meringankan sedikit bebanmu,"

Ricard terdiam lama, kedua netra birunya menatap Salsabila "Aku minta maaf," Tubuh Salsabila menegang, firasat buruk terlintas di hatinya.

"Minta maaf untuk apa Ricard? Aku rasa kita baik-baik saja selama ini?" Tanya Salsabila.

"Aku minta maaf karena sudah membuat hatimu terluka nantinya,"

Salsabila menatap sendu Pangeran Ricard "Anda tertarik pada Nona Nathalia?" Salsabila melontarkan pertanyaan yang selama ini ia pendam setelah perubahan sikap Pangeran Ricard padanya.

Tatapan teduh serta sendu menatap intens ke Salsabila. Dengan perasaan ragu-ragu karena takut melukai Salsabila, akhirnya Pangeran Ricard mengangguk sebagai jawabannya.

Kedua tangan Salsabila mengepal menahan rasa amarah dalam dirinya. Ia tak menyangka pria di depan matanya yang telah luluh dan cinta mati akan dirinya kini semuanya berubah. Tak ada lagi tatapan penuh cinta dan hasrat dari sorot mata Pangeran Ricard.

Selama ini ia berusaha untuk meluluhkan hati sang Pangeran hanya karena tujuan tertentu keluarganya. Akan tetapi untuk sekarang ia lupa diri dan memilih menjatuh hatinya pada pria di depannya itu. Salsabila sudah melakukan semua hal, sampai pada melanggar batas wajar seorang kekasih. Benar, Salsabila sudah mempersembahkan dirinya secara utuh kepada Pangeran Ricard atas dasar Cinta. Salsabila mencintai Pangeran Ricard segenap hatinya.

"Maafkan aku Bila. Tapi, aku berjanji kalau aku tidak akan meninggalkanmu. Karena aku memang tidak mampu melakukannya," Ujar Ricard yang membuat hati Salsabila kian teriris.

"Apa maksud anda?" Tanya Salsabila dengan nada bergetar.

"Aku akan tetap menikahimu setelah aku menikahi Nathalia," Jawabnya dengan nada penuh keyakinan.

Saat itu juga perasaan bahagia yang selama ini Salsabila rasakan runtuh seketika. Ia mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Pangeran Ricard. Hatinya masih tak terima karena ia harus menjadi yang kedua. Ia tidak mau menjadi seorang selir, karena hal itu akan membuatnya tersisih dalam segala hal. Salsabila tak mau kalah dengan rivalnya sendiri Nathalia.


🌹🌹🌹

Halo apakabar semua?
Semoga selalu sehat ya!

Terimakasih sampai chapter ini kalian menemaniku..

Untuk chapter-chapter awal sampai chapter ini jika masih ada kesalahan di sana-sini saya mohon maaf ya..

Terimakasih untuk kalian yang sudah mengkoreksinya, aku tetap akan menyimpan koreksi kalian. Nanti jika cerita ini TAMAT, aku akan merevisi ulang seluruh ceritaku..
Jika aku merevisi sejak awal, ide di kepalaku keburu hilang, belum lagi aku mengetik cerita menunggu si kecil tidur.. Aku tak bisa membuat cerita dikala anakku bangun dan main, pasti di ricuhin dan berakhir aku membentak anakku sendiri.. Aku tak mau itu terjadi.. Hehehehe..

Jadi mohon maaf ya masih banyak kekurangan disini.. Saran dan Kritik kalian tetap aku simpan kok untuk kebaikanku kedepannya..

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘

I WANT YOUWhere stories live. Discover now