C 16

180 15 0
                                    


Wonwoo membuka matanya saat merasakan sebuah benda basah dan lembap menyapa bagian bawahnya, suasana kantor yang malap menyambutnya. Setelah percintaan mereka yang panas dan panjang, entah bagaimana Wonwoo pingsan setelahnya.

Saat ia menunduk ke bawah, sebuah kemeja diletakkan di atas untuk menutup tubuhnya yang terekspos daripada tekena suhu dingin air-cond, manakala Mingyu duduk di antara kakinya. Dengan mengangkat kaki Wonwoo ke bahu Mingyu, lelaki tampan itu terlihat berhati-hati membersihkan bawahan Wonwoo.

Wonwoo sedikit meringis saat jari itu mulai masuk, hanya untuk mengeluarkan kembali cairan mani yang ia lepaskan sebelumnya. Mingyu membersihkan dengan wet tisu dengan telaten, sebelum menyapu salep di sekitar kawasan lobang yang melecet. Terluka sedikit akibat gerakan kasar Mingyu yang penuh amarah.

Pandangan mereka bertemu saat Mingyu meletakkan kembali kaki Wonwoo ke sofa. Terdiam sebelum Wonwoo menghulurkan tangannya ke arah Mingyu meminta ciuman.

"My beautiful muse, come" Dengan langkah yang terkawal, Mingyu kembali mengukung Wonwoo menyambutnya dengan ciuman lembut dan penuh afeksi.


Ia mengistirahatkan dahinya di atas dahi Wonwoo, sebelum meninggalkan kecupan lembut di hidung bangir, mata tajam dan rahang tegas lelaki cantik yang lebih kecil itu.

"Feeling better?" Wonwoo bertanya saat nafas mereka saling menyapa, Mingyu mengangguk sembari meresap bau Wonwoo di bagian lehernya.

"Sorry I hurt your back", Mingyu menggumam.

Wonwoo tertawa kecil sebelum memberi sedikit ruang di atas sofa untuk Mingyu berbaring. Erat, memeluk tubuh Wonwoo dari samping. Membiarkan mereka berdua tenggelam di dalam kesunyian malam yang menyelimuti kota.

"Hoshi adalah teman lamaku, ia meminta pendapatku untuk acara lamarannya bersama Jihoon. Kopinya tumpah sebentar tadi, I didn't do anything with him," jelas Wonwoo membelai rambut panjang Mingyu ke belakang.

Mata Mingyu membulat saat menyadarinya, tapi ciuman lembut Wonwoo kembali menenangkan, berkata tidak mengapa. "But what about you? Kissing someone else behind of me. Should I be mad about it too?" tegur Wonwoo saat jemarinya berhenti di hadapan bibir Mingyu.

Mingyu menggigit bibir bawahnya, mencoba memikirkan cara terbaik untuk menjelaskan. "It happened when we were apart, Wonwoo. I wanna make sure of my feelings"

Wonwoo menatap Mingyu dengan penuh pertanyaan di matanya. "So, have you got ypur answer?"

Mingyu mengangguk, mencoba memberikan penjelasan yang jujur. "I want you by my side, I realize how much I missed you."

Wonwoo mengangkat alisnya, sebagai tanda penasaran. "Are you sure? Did you know who I was? My -" "

Mingyu menarik napas dalam, memotong ucapan Wonwoo dengan ciuman yang dalam. "I don't care, aku tidak mengambil tidak sebagai jawapan. Yang ku tahu, kau akan terus di sampingku. Mengerti?" ujapnya tegas, peringatan agar Wonwoo tidak bermain dengannya.

"Cool", balas Wonwoo dengan senyuman kemenangan.


***

Kembali ke kehidupan Mingyu sebagai seorang model, dia kini mempersiapkan diri setelah terlibat dengan kerjasama dari Dior, sebuah merek besar secara internasional. Mingyu memandang kado-kado di kamarnya, yang datang dari Wonwoo. Dengan sebuah catatan, 'Beautiful gifts for my beautiful man'. Senyum tak bisa disembunyikan oleh Mingyu saat ia berputar di dalam kamarnya, mengamati kado-kado tersebut.

Dia mengambil gambar saat mengenakan salah satu hadiah, sebuah kalung dengan lambang zodiak Kanser yang dimiliki oleh Wonwoo. Dengan caption, "Terima kasih, cantikku. Aku suka sekali dengan hadiahnya dan kamu." Mingyu mengirim pesan tersebut dengan senyuman, merasa bahagia bisa merasakan kasih sayang dari Wonwoo bahkan dari jauh.

Saat melihat dirinya sendiri dalam gambar, Mingyu tidak bisa menahan perasaan bahagianya. Hadiah-hadiah tersebut membawa sentuhan personal dari Wonwoo, mengingatkannya akan hubungan istimewa yang mereka miliki. Mingyu menunggu balasan dari Wonwoo, saat ponselnya berdenting, ia dengan cepat membaca.

'Sangat indah. Let me see you wear it once I fuck you later'

Mingyu tertawa, membalas pesanan tersebut dengan pantas sebelum ia kembali menyibukkan diri dengan pentas modelnya.

Di dunia fashion yang sibuk, kehadiran Mingyu terdengar seperti melodi memikat. Sebagai model, perjalanannya telah berkembang menjadi simfoni kesuksesan, setiap langkah adalah nada dalam komposisi harmonis karirnya. Upayanya belakangan ini telah mengangkatnya ke sorotan, memberinya pengakuan tidak hanya karena penampilannya yang memukau, tetapi juga karena bakat dan profesionalismenya yang tak terbantahkan.

Pencapaian Mingyu dalam industri modeling tidak kurang dari luar biasa. Ini bukan hanya tentang fitur wajah yang tajam atau fisik yang gagah; ini adalah tarian halus antara karismanya, fleksibilitasnya, dan kemampuannya untuk memberi kehidupan pada pakaian yang dikenakannya. Catwalk telah menjadi panggungnya, dan Mingyu, sang penampil karismatik, meninggalkan tanda yang tak terhapuskan setiap kali melangkah.

Salah satu momen puncak dalam karier Mingyu belakangan ini adalah kolaborasinya dengan Dior, rumah mode internasional ikonik. Kerjasama tersebut menandai tonggak penting, bukti posisinya dalam industri ini. Paduan hadirnya yang magnetis dengan haute couture Dior adalah paduan yang dibuat di surga fashion. Mingyu telah menjadi perwujudan elegansi dan kedewasaan, mempesona panggung dengan desain yang sangat indah yang seolah-olah dibuat khusus untuknya.

Kolaborasi tersebut bukan hanya pencapaian profesional; ini adalah kemenangan pribadi. Mingyu menikmati kesempatan untuk membawa sentuhan gaya pribadinya ke merek fashion terkenal. Mitra kerjanya dengan Dior tidak hanya memamerkan kepiawaian modelingnya tetapi juga menandai integrasi mulus identitas uniknya ke dalam jalinan fashion tinggi.

Di balik layar, etos kerja dan dedikasi Mingyu adalah pahlawan tak dikenal dari kisah suksesnya. Jam kerja yang panjang, perhatian detail yang teliti, dan komitmen untuk memberikan hasil yang sempurna menjadi ciri khasnya. Mingyu bukan hanya seorang model; ia adalah seorang pengrajin, dengan cermat memahat narasi dengan setiap pose dan ekspresinya.

Sebagai wajah dari berbagai kampanye dan editorial, portofolio Mingyu telah berubah menjadi kumpulan visual dari evolusinya sebagai model. Dari avant-garde hingga keanggunan klasik, ia dengan mudah melibas ranah-ranah beragam fashion, menunjukkan fleksibilitas yang membuat para insider industri dan penggemar fashion takjub.

Efek domino kesuksesan Mingyu meluas di luar runway. Pengaruhnya mencapai ranah digital, di mana ia membuat keberadaan online yang hati-hati dirancang. Platform media sosial Mingyu menjadi kanvas tempat ia berbagi cuplikan perjalannya, terhubung dengan audiens global yang mengagumi tidak hanya kepiawaian modelingnya tetapi juga pribadi di balik fasad yang bersih.


***

Dalam sorotan yang terang benderang dunia fashion, Mingyu menjadi sorotan, bukan hanya karena bakatnya yang mengesankan tetapi juga karena pesonanya yang tak terbantahkan. Keberhasilannya membuka pintu untuk tawaran dan kesempatan yang tak terhitung jumlahnya. Namun, seiring dengan keberhasilan itu, ia mulai menjadi sasaran tawaran dari model dan sponsor lain yang berharap mendekati kejayaannya.

Tawaran menggiurkan itu datang menghampiri Mingyu seperti hujan deras. Agen, model, dan perusahaan lain memohon untuk bekerja sama dengannya. Namun, sebagian besar dari mereka hanya ingin menjadikannya simbol atau wajah untuk kepentingan mereka sendiri, tanpa memperhatikan integritas dan tujuan profesional Mingyu.

Ketika berita tentang tawaran yang mendekati Mingyu mencapai telinga Wonwoo, suasana hati Wonwoo berubah. Kesejukan yang biasanya terpancar dari matanya menjadi keruh dengan warna kecemburuan dan rasa memiliki. Ia tahu bahwa ketertarikan dan pengakuan terhadap Mingyu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, tetapi ia tidak bisa membendung rasa takut kehilangan.

Mingyu, yang selalu peka terhadap reaksi Wonwoo, tidak bisa menahan senyum kecilnya saat ia melihat respons tersebut. Ia menikmati sentuhan kecemburuan yang tersembunyi di mata Wonwoo. Sambil tertawa pelan, Mingyu menyukai saat posessiveness-nya yang muncul dalam momen-momen seperti ini.

Namun, Wonwoo memandangnya dengan tatapan serius, dan suara lembutnya mengandung peringatan, "Kalau aku mendengar berita bahwa kamu main-main dengan mereka, lihat saja apa yang akan kulakukan."

Mingyu mengangguk seraya memeluk Wonwoo dari belakang,
"Tentu cantikk," terdiam sejenak sebelum menyambung, "For me, its only you. I hope its the same for you, beau."

REPUTATION [MINWON FF]Where stories live. Discover now