C 3

296 17 0
                                    


Mingyu duduk di sebuah restoran mewah, di dalam ruangan pribadi yang telah disediakan untuk pertemuan dengan sponsornya. Suasana restoran begitu elegan, cahaya lembut memancarkan kilau hangat di seluruh ruangan, dan udara dipenuhi oleh antisipasi dan energi gugup. Jantung Mingyu berdebar-debar saat menunggu kedatangan sang sponsor.

Saat menit berganti menjadi jam yang terasa seperti abad, saraf Mingyu mulai terasa geli. Kursi kosong di depannya seolah-olah mengejek kecemasannya, dan dia tak bisa menahan diri untuk tidak gelisah di kursinya. Pikirannya dipenuhi oleh segala kemungkinan dan skenario.

Akhirnya, pintu terbuka, dan masuklah sang sponsor, didampingi oleh Seokmin. Mata Mingyu mengikuti setiap gerak mereka, detak jantungnya semakin kencang dengan setiap langkah yang mereka ambil. Seokmin dengan sigap menata kursi, dan sang sponsor mengambil tempat duduknya dengan aura keberlanjutan, sementara Seokmin dengan tenang meninggalkan ruangan.

Pandangan Mingyu beralih ke pria yang duduk di hadapannya. Secara fisik, pria itu lebih kecil dari Mingyu, tapi kehadirannya memerintahkan perhatian. Ekspresi wajahnya serius, dan ada aura kekuatan dan keyakinan yang membuat detak jantung Mingyu semakin cepat.

Suara dingin sang sponsor memotong keheningan saat dia berbicara kepada Seokmin, menyuruhnya untuk meninggalkan ruangan. Matanya menatap lurus ke mata Mingyu, tajam dan intens. Mingyu merasa desiran dingin berjalan di sepanjang tulang punggungnya, menyadari betapa seriusnya situasi ini. Dia tahu siapa sang sponsor-atau lebih tepatnya, apa yang diwakilinya.

Wonwoo. Salah satu figur terkaya dan paling berpengaruh di industri ini. Ide bahwa seseorang sebesar dia akan tertarik untuk mensponsori dirinya terasa seperti sesuatu yang hampir tidak nyata bagi Mingyu. Namun, di sini dia berada, berhadapan langsung dengan orang tersebut, merasakan beratnya pandangan Wonwoo seperti beban berat di pundaknya.

"Mingyu," suara Wonwoo memecah keheningan tegang, nada bicaranya diukur dan sengaja. "Saya sudah mendengar banyak hal tentangmu."

Mingyu menelan ludah dengan susah payah, mencoba menenangkan sarafnya saat dia bertatapan langsung dengan Wonwoo. "T-Terima kasih, Tuan. Ini suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda."

Senyum tipis terukir di bibir Wonwoo, tetapi matanya tetap tajam dan menembus. "Kehormatan ini untukku. Harus kukatakan, portofoliomu sangat mengesankan."

Mingyu merasa kebanggaan memenuhi dadanya mendengar kata-kata pujian dari Wonwoo. Ini adalah validasi-bukti bahwa kerja keras dan dedikasinya tidak luput dari perhatian. Namun, di bawah permukaan itu, ada rasa tidak nyaman, menyadari bahwa dia sekarang berada di bawah pengawasan seseorang sekuat Wonwoo.

Percakapan berjalan, dengan Mingyu menjawab pertanyaan Wonwoo dengan sebanyak mungkin keyakinan dan ketenangan yang bisa dia tunjukkan. Mereka membahas aspirasi Mingyu, tujuannya sebagai model, dan visinya untuk masa depan. Wonwoo mendengarkan dengan penuh perhatian, ekspresinya sulit ditebak ketika dia meresapi setiap kata yang diucapkan Mingyu.

Setelah beberapa saat keheningan, Wonwoo pun mulai mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam kepada Mingyu. "Mingyu, apakah kamu tahu apa artinya menjadi seorang yang disponsori? Dan dedikasi apa yang kamu butuhkan berikan kepada sponsormu?"

Mingyu menelan ludah, menyadari bahwa pembicaraan ini membawa mereka ke ranah yang lebih serius. "Saya menyadari bahwa menjadi sponsori berarti memiliki tanggung jawab besar terhadap sponsor. Saya harus memberikan dedikasi penuh, tunduk pada petunjuk, dan berkomitmen sepenuh hati untuk memajukan karier saya."

Wonwoo mengangguk, matanya yang tajam masih menatap Mingyu dengan seksama. "Kamu benar. Sebagai model yang saya sponsori, saya menginginkan ketaatan dan komitmen penuh. Saya akan memberikan segala yang kamu butuhkan-mulai dari panggung, catwalk, hingga berbagai acara penting, selama wajah cantikmu tetap setia dan taat kepada saya."

REPUTATION [MINWON FF]Where stories live. Discover now