CHAPTER 08

209 36 6
                                    

Satu jam kemudian, Xiao Hua tiba di Penjara Pusat. Turun dari mobil, dia berjalan untuk menunjukkan surat-surat yang diperlukan kepada para penjaga yang berpatroli di gerbang yang tampak mengancam. Sudah menjadi tugas tersendiri untuk mendapatkan surat-surat ini dari otoritas yang lebih tinggi sejak awal. Dengan dalih melakukan penelitian tentang pembunuh berantai, dia berhasil mendapatkan izin untuk menemui Dokter Huo Dofu.

Para penjaga mengangguk padanya dengan muram, memberinya batas waktu. Xiao Hua melangkah masuk saat gerbang dibuka. Perasaan aneh mencengkeramnya ketika dia berjalan menyusuri lorong, dikelilingi oleh sel-sel penjara di kedua sisinya. Ada satu lapangan berumput di mana ia bisa melihat beberapa tahanan sedang berolahraga, dan sebagian lainnya terlibat pertikaian. Bajingan akan tetap bajingan di mana pun mereka berada, pikirnya dengan benci. Dinding penjara tidak mengubah apa pun. Mereka haus akan keonaran dan lebih buruknya lagi, ada beberapa iblis yang masih haus darah bahkan saat terpenjara di sel yang gelap.

Masuknya dia ke daerah terlarang ini memicu minat beberapa tahanan. Xiao Hua memang seorang pria, tapi dia memiliki wajah tampan yang nyaris cantik. Bagi beberapa pria mungkin kehadirannya cukup menarik, itu karena mereka tidak melihat wanita selama bertahun-tahun, pria cantik pun cukup menghibur. Sisanya tampak tidak terganggu dan terus melakukan apa yang mereka lakukan sebelumnya.

Xiao Hua mempercepat langkahnya, berusaha menghindar dari pandangan orang-orang itu secepat mungkin. Tubuhnya sedikit merinding. Dia bertanya-tanya sambil menelan liur apa yang akan terjadi jika tidak ada pembatas besi yang menjauhkan mereka darinya.

Detik-detik bergulir tegang, bersama gema derap sepatu menapaki lantai, Xiao Hua mendengar lagi suara Jiang Han di kejauhan. Itu adalah pembicaraan singkat di telepon malam sebelumnya, saat rekannya itu telah mengumpulkan banyak data terkait sang psikopat. Ditambah informasi detail berdarah yang dia baca tentang dia, semua hal terkait Huo Dofu sungguh mengerikan.

Dia telah membunuh enam pasiennya dengan cara yang paling mengerikan. Semuanya pemuda. Dia melukai korbannya dengan brutal, hanya untuk bersenang-senang. Kemudian menyalibkan tubuh mereka di ruang bawah tanah rumah prakteknya, menyebut mereka adalah persembahan berharga untuk Tuhan.

Dia adalah reinkarnasi dari setan.

Kapten Xie, berhati-hatilah. Huo Dofu bukan psikopat biasa. Dia sangat berbahaya.

Penjaga membawa Xiao Hua ke satu ruangan di mana ia bisa bertatap muka dan bicara dengan Huo Dofu dengan pembatas kaca. Ketika dia akhirnya sampai di sana, darahnya berdesir seketika.

"Waktumu tidak lama," penjaga memberitahu Xiao Hua sebelum berbalik untuk meninggalkannya.

"Ya." Xiao mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari sosok dingin dan ganas di balik kaca.

Huo Dofu duduk tegak, bangga dan tampak jahat. Wajahnya seharusnya cukup tampan tapi senyum lebar menakutkan merusak penampilannya secara total. Sepertinya dia sudah tahu tentang kedatangan detektif polisi dan siap menyambutnya. Mata mereka saling bertatapan. Xiao Hua menahan napas sejenak. Rasa dingin menjalari tulang punggungnya. Pria ini tampak lebih jahat daripada yang dia lihat di foto. Dia menegakkan bahunya dan mengangkat kepalanya tinggi-tinggi untuk menyembunyikan kegelisahan yang murni dia rasakan darinya. Berada di Tim Kejahatan Kekerasan, dia telah bertemu banyak penjahat garis keras sebelumnya, tapi nampaknya Huo Dofu adalah sesuatu yang berbeda.

Xiao Hua memaksakan seulas senyum palsu dan menyapanya, "Halo Dokter Huo. Aku Xie Yuchen dari Tim Jatanras Distrik Yanqing. Aku kemari ingin bicara hal penting denganmu."

Huo Dofu terus tersenyum menyeramkan padanya dari balik kaca. "Bolehkah aku melihat kartu identitasmu?" Suaranya nyaris berupa desisan.

Xiao Hua mengangguk dan mengeluarkan kartu dari sakunya.
"Tolong lebih dekat," kata Huo Dofu.
Melewati lubang sempit yang ada di antara permukaan meja dan ujung paling bawah kaca, Xiao Hua mendorong kartu pengenal hingga ke depan Huo Dofu.
"Jari yang indah," gumamnya dengan nada nyanyian aneh yang membuat bulu kuduk Xiao Hua tanpa sadar terangkat.

𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐑𝐀𝐒𝐄𝐑 (𝐇𝐄𝐈𝐇𝐔𝐀) Where stories live. Discover now