JD

293 9 0
                                    

>Three-Shot<

~Monochromatic(part 1)

   .・゜-: ✧ :- 𓆩♡𓆪 -: ✧ :-゜・.

"Sayang, sudah ya ngelukisnya. Makan siang dulu!"

"Iya sebentar ma, dikit lagi!"

"Kamu nih ya! Kalo sudah megang kuas pasti lupa waktu"

Ucap seorang wanita dewasa yang menghampiri anak laki-lakinya yang masih sibuk dengan kegiatan melukisnya.

Anaknya tampak fokus melukis tanpa menghiraukan ucapannya.

"Kamu kalo masih ngelukis sampai lupa waktu gini, semua barang-barang di sini mama buang"

"Ma, jangan! Iya iya, udah selesai kok"

Pemuda tersebut berdiri dari kursinya sambil merapikan beberapa alat lukisnya lalu mengambil kanvas yang sudah ia lukis untuk ia tunjukan pada mamanya.

"Gimana ma, bagus ga?"

"Selalu bagus nak. Indah sekali"

Mendapatkan tanggapan dari sang Mama membuatnya tersenyum. Kemudian ia meletakan lukisannya di  antara banyaknya lukisan yang telah ia buat di dinding.

"Ayo ma kita makan. Pasti Papa udah nungguin"
Ucapnya pada sang Mama.

Keduanya berjalan menuju ruang makan, meninggalkan ruangan yang penuh dengan lukisan, cat, kanvas, dan kuas itu.

Di ruang makan, mereka berdua melihat seorang pria dewasa sedang duduk di kursi makan sambil meminum secangkir teh dan menatap layar ponselnya.

"Hai pa!"
Sapanya lalu memeluk sang ayah dan duduk di kursi.

"Halo nak. Kenapa lama? Daritadi papah nunggu loh"

"Hehe aku baru ngelukis"

"Ngelukis? Buat yang mana, pajangan atau di rumah?"

"Emm... Pajangan. Kata mama bagus, jadi mau Dunk pajangan di Galeri nanti setelah makan siang"

Kedua orang dewasa tersebut hanya tersenyum menanggapi ucapan Dunk.

"Nak. Jangan terlalu sering ngelukis sampai lupa waktu loh ya, papa ga suka"

"Ih iya! Kok papa jadi kaya mama"

Merasa tersinggung, sang Mama mencuit pipi anaknya dengan gemas.

"Aduh ma! Sakit tau..."

"Salahmu ga dengerin"

Dunk hanya cemberut saat mendengar sang mama sambil menyuap makanan ke mulutnya.

"Oh iya, nanti papa yang antar ke Galeri"

"Kenapa?"

"Ada yang mau papa cek di sana"

Dunk hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.

Mereka bertiga diam menikmati waktu makan siang mereka bersama-sama.

»»—⍟—««

Sekarang Dunk yang membawa sebuah lukisan baru miliknya menuju Galeri lukisan milik sang Papa.

"Nak, papa ke sana dulu ya"
Ucap Papa sambil menunjuk ke arah suatu ruangan di dalam Galeri tersebut.

"Oke! Dunk mau pajang ini juga"

Joylada[PP-JD]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon