Akhirnya Aku Kembali

Start from the beginning
                                    

"Zayyaaannn!!" Pekik Hyunsik dengan nada suara khasnya yang masih sama seperti dulu ketika memanggil namaku.

Hyunsik pun bangkit dari tempat duduknya seraya tersenyum, namun dengan mata berkaca-kaca. Lalu ia berjalan menghampiriku.

Setelah itu satu per satu dari mereka pun berjalan menghampiriku, lalu memelukku secara bergantian.

Tak terasa air mataku pun mengalir, aku bahagia sekaligus terharu bisa bertemu lagi dengan mereka.

"Hiks...Zayyan Hyung!" Leo menangis dalam dekapanku. Dia memelukku dengan begitu erat selama beberapa saat, ia bahkan terlihat tak rela saat member yang lain hendak gantian memelukku.

"Zayyan-ie! Aku merindukanmu. Maafkan aku ya, ini semua salahku!" Bisik Lex di telingaku, saat kami berdua berpelukan.

"Sudah, lupakanlah Lex-eu. Yang berlalu, biarlah berlalu, tak usah diingat lagi," balasku sambil berbisik di telinga Lex.

"Gomawo, Zayyan-ie," balas Lex.

Setelah berpelukan dengan member lain, kini giliran Davin yang datang menghampiriku. Ia menatapku dengan mimik wajah sendu seperti hendak menangis.

"Zayyan Hyung, aku senang kau kembali! Aku sangat merindukanmu. Selamat bergabung kembali ya Hyung!" Ucapnya saat memelukku, dan suaranya terdengar oleh semua yang berada di ruangan ini.

Wah, hebat juga aktingnya si Davin ini! Karena kami kan sudah sering bertemu, bahkan kemarin pagi kami juga bertemu di hotel. Sepertinya Davin memang punya bakat akting yang luar biasa, cocok untuk menjadi seorang aktor di kemudian hari, pikirku.

Bukan hanya aku yang tahu jika Davin sedang berakting, aku yakin Lex pun tahu. Karena Lex pasti tahu jika selama tiga tahun ini, Davin sering mengunjungiku di kota Yangpyeong. Meskipun Davin tidak pernah memberi tahu secara terang-terangan mengenai hal ini pada Lex.

Setelah semua member menyapa dan melepas rindu denganku melalui pelukan. CEO pun menyuruhku untuk duduk, bergabung di meja rapat bersama yang lainnya.

Tapi setelah aku duduk, aku mulai memperhatikan dan menghitung jumlah member.

Hingga akhirnya aku tersadar akan sesuatu. Aigoo! Sing?? Di mana dia? Pantas saja dari tadi aku merasa seperti ada yang kurang.

Kenapa Sing tidak ada di sini? Apa yang terjadi? Apakah mungkin...dia tidak terpilih untuk debut bersama kami? Berbagai macam pertanyaan kini berkecamuk dalam benakku. Dan hal ini membuatku sangat khawatir.

Bagaimana jika yang kukhawatirkan ini benar? Eotteokae? Andwaee...andwaeee...!! Sing tidak boleh tidak bergabung. Sing, bagaimana ini? Bagaimana jika kita berdua tidak bisa debut bersama?

Lalu di mana kau sekarang, Sing? Apakah kau sudah kembali ke Hongkong karena gagal debut? Apakah ini alasanmu tidak datang menemuiku semalam? Iya kah? Karena kau sudah kembali ke Hongkong?

Saking khawatirnya aku jadi tidak fokus dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Celia Sie di rapat ini. Kedua tanganku kini berkeringat dan saling meremas. Jantungku berdegup bukan karena gugup seperti tadi, tapi karena takut. Takut jika Sing benar-benar telah kembali ke Hongkong, dan meninggalkanku. Padahal dialah alasan dan penyemangatku untuk terus berlatih selama tiga tahun belakangan, dan juga alasanku kembali ke agensi ini.

Aku ingin menanyakan soal Sing pada mereka, namun sepertinya waktunya kurang tepat, mengingat CEO kami yang saat ini tengah serius membahas soal debut kami. Apalagi jika benar Sing tidak lolos untuk debut, maka aku tidak seharusnya menanyakan hal itu, karena akan terkesan tidak sopan jika mambahas member yang tidak akan debut bersama kami, di saat seperti ini.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now