Perang Lawan Idola (part 1) (scify, action)

3 1 0
                                    

"Siap prajurit?" Teriakan mengelegar memecah keheningan.

"Siap Jendral!" Suara para bawahannya tak kalah, seperti ribuan bom. Tidak hanya laki-laki, namun juga perempuan, aku salah satunya.

Kalian mungkin bertanya apa yang terjadi sekarang ini. Biar aku jelaskan dengan beberapa paragraf. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, ada sebuah tanggal terpenting dalam sejarah kita, 17 Desember 1945.

Generasi baru tumbuh setelahnya bersamaan dengan masalah baru juga. Budaya barat mulai masuk, namun ditentang oleh para petinggi karena menurutnya itu adalah bentuk kolonialisme.

Generasi baru ini adalah orang-orang yang bebas dari perang, bahkan berani bilang bahwa para orang tua itu bermental Hindia Belanda. Pemuda-pemudi yang geram, mulai melawan mental-mental terjajah.

Karena itu Era Reformasi hadir, budaya luar mulai bebas masuk apalagi ketika internet muncul di tahun 2010-an. Mulailah bermunculan orang-orang pemuja film barat, komik Jepang, dan musik Korea Selatan.

Singkat cerita, aku lahir di tahun Indonesia Emas—katanya—2045, sebagai anak dari k-popers. Biasku adalah Lee Baek Hyun. Mohon maaf, tapi BTS, TXT, Treasure, dan lainnya yang kalian tahu, mereka sudah bubar karena usia.

Dan, ya, itulah akar masalahku yang sekarang.

Rasa SemestaWhere stories live. Discover now