Chapter 6

1.7K 179 13
                                    

Jungkook membuka matanya perlahan. Matanya mengerjap saat merasakan cahaya masuk ke matanya. Setelah kedua matanya terbuka, ia mendapati tubuhnya telah terbaring di tempat tidur miliknya dengan selang infus yang menancap di punggung tangannya. Yang ia ingat semalam setelah berdebat dengan Lisa kepalanya terasa sakit dan tiba-tiba gelap. Pasti manajer hyung yang memindahkannya ke sini dan menghubungi dokter.

"Sudah bangun?"

Jungkook menoleh ke arah pintu kamarnya. Di sana ada Lisa tengah membawa mangkuk dan juga segelas air.

"Untuk apa kau di sini?"

Terdengar helaan napas dari wanita itu. Jungkook memalingkan wajahnya saat Lisa menatapnya dengan ekspresi sedih. Tolong, Jungkook tidak bisa melihatnya sedih seperti itu.

"Jung, kau masih marah padaku?"

"Menurutmu?"

"Semalam kau pingsan. Untung saja aku baru keluar dari rumahmu. Aku langsung menghubungi manajermu untuk memanggil dokter. Dan dokter bilang, kau terlalu kelelahan dan kurang makan makanya harus di kasih infus."

Jungkook tidak menghiraukan perkataan Lisa. Setelah kembali dari Paris, ia memang selalu melupakan makan. Ia terlalu sibuk berlatih karena ingin menghilangkan rasa sedihnya. Jadilah tubuhnya tumbang seperti ini.

"Aku sudah membuatkanmu bubur. Perutmu harus segera diisi. Manajer oppa bilang kau belum makan semalam."

Jungkook masih diam.

"Aku tahu ini pasti karenaku. Maaf membuatmu seperti ini. Aku tahu aku salah, tak seharusnya aku—"

"Jika kau banyak bicara lebih baik kau pergi dari sini," sela Jungkook cepat.

"Baiklah aku akan diam. Tapi kau harus makan. Kau harus segera sembuh. Kau tidak ingin kan membatalkan konser karena kau sakit dan mengecewakan Army." Lisa menyodorkan sendok bubur pada Jungkook. Meskipun terlihat enggan, pria itu mau menerima suapan dari Lisa.

Sesuai ucapannya, wanita itu diam tak mengeluarkan sepatah kata pun. Dengan telaten, Lisa menyuapi Jungkook hingga bubur itu habis tak bersisa. Lisa kembali ke dapur untuk menyimpan mangkuk kotor itu.

Jungkook termenung. Ia memang masih kecewa dengan Lisa, namun jauh dilubuk hatinya ia juga rindu dengan wanita itu. Ia ingin sekali merengkuh tubuh kurus itu, menciuminya, menghabiskan waktu bersama. Namun saat mengingat kejadian di Paris membuat rasa sakitnya kembali muncul ke permukaan.

Saat Lisa kembali masuk ke kamar. Jungkook malah sibuk memainkan ponselnya tanpa menghiraukan kehadiran Lisa di sana.

"Jung, istirahatlah, agar tubuhmu bisa kembali fit."

"Hmm."

Bukannya mendengarkan ucapan Lisa, Jungkook malah sibuk memainkan ponselnya. Ia tertawa saat melihat foto yang dikirim Mingyu di grup 97 line. Ia benar-benar sengaja menghiraukan keberadaan Lisa di sana.

Hingga perhatiannya teralihkan saat mendengar suara deringan ponsel Lisa. Wanita itu berdiri untuk keluar dari kamar Jungkook. Diam-diam Jungkook penasaran siapa yang menelpon Lisa, ia mencoba untuk mendengarkan meskipun hanya samar-samar. Tak berselang lama, wanita itu kembali masuk ke kamar.

"Siapa yang menelpon? Selingkuhanmu itu? Perhatian sekali," sindir Jungkook tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Alice, dia memberitahuku bahwa akan ada jadwal pertemuan dengan brand."

"Kenapa kau masih disini? Kau bisa pergi. Aku bisa menghubungi manajer hyung atau hyungdeul bangtan. Hmm—atau aku akan mengajak Chaewon ke sini."

Standing Next to YouWhere stories live. Discover now