Chapter 2

2K 200 17
                                    

Setelah sampai di rumah Jungkook, Lisa mendudukkan tubuhnya di sofa. Punggungnya bersandar, kepalanya mendongak untuk ia sandarkan pada atas sofa dengan mata terpejam. Hingga kecupan di dahi juga bibirnya mampu membuat kedua matanya terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah dagu pria itu. Karena posisinya Jungkook berdiri di belakang sofa.

"Lelah, hm?" ujarnya setelah menjauhkan wajahnya dari Lisa.

Lisa hanya mengangguk lemah. Ia tidak berbohong jika dirinya sangat lelah. Tenaganya sudah terkuras habis setelah bersenang-senang di konser terakhir Blackpink.

"Makan dulu yuk. Katanya tadi lapar."

"Gendong."

Jungkook terkekeh. Ia berjalan mengitari sofa, meraih tubuh kurus itu ke dalam gendongannya. Kedua tangan wanita itu melingkari lehernya, serta kedua kakinya melingkar pada pinggangnya. Beginilah Lisa jika sedang mode manja pada Jungkook.

Setelah menyelesaikan makan malamnya, mereka berbaring di tempat tidur. Jungkook yang memeluk Lisa seraya mengusap surai wanita itu. Dan Lisa yang memeluk pinggang Jungkook, menyembunyikan kepalanya di dada pria itu.

"Kapan kau akan tampil di sana?"

"Akhir bulan ini."

Hening. Tak ada pembicaraan lagi yang terlontar dari Jungkook.

"Kau—tak apa kan?"

"Kalaupun aku melarang, kau tak mungkin bisa membatalkannya kan?"

Lisa mengatupkan bibirnya.

"Selagi pakaiannya masih aman aku tak masalah. Acaranya juga private kan?"

Lisa mengangguk. "Kau datang kan?"

"Akan ku usahakan."

Dering ponsel memecahkan keheningan diantara mereka. Baru saja Lisa akan mengambil ponselnya, Jungkook sudah lebih dulu mengambilnya. Pria itu menggerutu karena mengganggu istirahat malam mereka. Namun saat menemukan nomor tidak dikenal yang menghubungi, membuat keningnya mengerut.

"Nomor baru? Kau mengenalnya?"

Lisa diam. Ia tentu tahu itu nomor sasaeng fans yang menerornya akhir-akhir ini.

Saat panggilan dimatikan, muncul notifikasi pesan masuk dari nomor yang sama. Rahang Jungkook mengeras setelah membaca pesan itu. Dan ia semakin menggeram tertahan setelah menemukan pesan chat sebelumnya di ponsel Lisa. Ia bangkit dari tidurnya, membaca satu persatu pesan itu.

Lisa ikut bangkit dari tidurannya. "Jung—"

"Kenapa kau tidak bilang padaku kalau mereka masih menerormu?"

Lisa menelan ludahnya kasar setelah mendengar nada bicara yang berbeda dari Jungkook. "Jung, aku—"

"Mereka bisa mencelakaimu lagi, Lisa. Aku tidak ingin kejadian itu terulang kembali. Sudah cukup aku hampir kehilanganmu dulu."

"Aku ingin memberitahumu, tapi aku takut mengganggu karena akhir-akhir ini kau sangat sibuk dengan album barumu," cicit Lisa dengan menundukkan pandangannya, menghindari tatapan Jungkook.

"Tak ada yang lebih penting darimu. Ini bukan hanya menyangkut karir, tapi nyawamu."

Lisa semakin menundukkan kepalanya.

Jungkook mengusap wajahnya kasar. Ia terlalu khawatir pada Lisa sampai tak sadar meninggikan suaranya pada wanita itu. Terbukti sekarang wanita itu terlihat enggan menatapnya.

"Honey, maafkan aku. Aku terlalu mengkhawatirkanmu. Lain kali kau harus bicara padaku jika mereka masih mengganggumu," ujar Jungkook lembut.

Lisa masih bergeming.

Standing Next to YouKde žijí příběhy. Začni objevovat