16. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

943 139 13
                                    

Sean berjalan dilorong yang panjang, dengan tanpa suara dia memasukkan kode rahasia didepan pintu baja yang tertutup rapat, setelah Sean masuk dia mendengar suara teriakan yang menggelegar.

Sean mengerutkan keningnya sedikit, lalu melihat banyak orang-orang baju putih didalam satu ruangan itu mengelilingi ruangan kaca eksperimen didalamnya ada seseorang yang sedang berteriak dengan keras.

Orang itu sedang diikat dimeja operasi, dikelilingi oleh ruangan kaca yang tebal, orang itu memiliki mata merah darah dengan kulit abu-abu sedikit hijau, orang diatas meja operasi adalah zombie tingkat tinggi yang agak mirip dengan manusia, semakin tinggi zombie, semakin mirip dia dengan manusia.

Sean mengerutkan kening, baru tiga tahun akhir zaman berlangsung tapi sudah ada zombie yang hampir mirip dengan manusia, bahkan jika kulitnya tidak berwarna aneh dan matanya yang tidak merah dia persis dengan manusia biasa.

Sean dan anggotanya yang menemukan zombie tingkat tinggi ini, jika bukan karena Sean yang memiliki dua kekuatan ganda, mungkin mereka sudah kalah ditangan zombie ini.

Zombie ini dibawa dalam keadaan koma awalnya, tapi lihat sekarang dia sudah bisa berteriak bahkan lukanya sembuh, Sean semakin menyeritkan dahinya, jika ini terus berlanjut maka manusia akan berada dalam bahaya.

"Kapten, zombie ini semenjak sadar selalu berteriak sampai membuat sakit kepala, jika kami tau ini adalah zombie berkekuatan besi, mungkin kami curiga dia berkekuatan mental."salah satu ilmuan tua menggelengkan kepalanya pelan.

"Sudah diperiksa?"

Ilmuan yang sudah setengah baya itu tampak kebingungan, saat dia mengerti maksud Sean dia baru menjawab.

"Ah...iya, kami melihat dia memiliki kemampuan penyembuhan diri yang sangat kuat, dia bahkan masih hidup saat kepalanya dibelah, kami melihat inti kristal didalam kepalanya berwarna abu-abu sebesar bola ping-pong, ini adalah inti kristal terbesar yang pernah saya lihat" ilmuan itu menghela nafas.

Sean semakin menyeritkan dahinya, wajahnya suram, zombie ini bisa menjadi pemimpin sementara para zombie tingkat yang lebih rendah darinya, jika dibiarkan lebih lanjut mengkin bisa berbahaya.

"Jika sudah selesai, sebisa mungkin bunuh dia segera" setelah mengucapkan kata-kata itu Sean keluar dari lab, dia membawa laporan hasil penelitian lab pergi menuju kantor ayahnya.

Tuan Albert  melihat laporan hasil lab yang dibawa Sean menyeritkan dahinya, ekspresi nya mirip dengan Sean saat mendengar berita tadi, dia menghela nafas lelah, untuk sebentar saja dia tidak bisa beristirahat, selalu ada ancaman baru bagi manusia, bahkan untuk berbahagia karena sudah tidak perlu khawatir lagi tentang makanan malah ancaman baru datang.

Sean yang melihat ekspresi lelah ayahnya merasa tidak nyaman didalam hatinya, ayah yang ada didalam ingaatannya sangat pekerja keras, penuh semangat, dan kuat, sekarang melihat ayahnya yang tampak duapuluh tahun lebih tua hatinya merasa lebih tidak nyaman.

Semenjak ibunya meninggal ayah selalu lebih keras pada dirinya sendiri, karena mungkin menyalahkan dirinya sendiri atas kematian sang istri tercinta, Sean awalnya tidak terlalu sedih karena dia sendiri tidak terlalu dekat dengan sang ibu karena dari kecil dia selalu berada dimiliter bersama pamannya.

Jadi kematian sang ibu hanya membuatnya merasa sedih sedikit, bukan dia tidak punya hati, tapi dia memang merasa kematian bukanlah sebuah perpisahan, bahkan dia juga tidak pernah merasakan kasih sayang sang ibu jadi dia tidak terlalu memikirkannya.

Tapi melihat ayahnya yang mellow didepannya, Sean ikut merasakan sedikit kesedihan, dia tidak pernah merasakan kesedihan sedikitpun, jadi dia tidak mengerti perasaan apa ini.

membangun toko serba ada diakhir zaman Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora