6. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

984 136 2
                                    

~~~~~~~~~~

Matahari terbit menyinari dunia yang sangat kacau ini, udara pagi terasa dingin menusuk tulang membuat siapa saja menggigil kedinginan, tak terkecuali Sean dan timnya, api unggun mereka tak pernah padam sampai sekarang, karena sudah mulai memasuki musim salju yang membeku.

Didunia ini hanya ada dua musim, musim panas yang menyengat, dan Musin salju yang beku, kedua musim sangat tidak bersahabat dengan manusia karena kedua musim saat mencapai puncaknya akan membunuh banyak korban jiwa.

Itulah mengapa setiap pangkalan akan membangun ruang bawah tanah yang akan digunakan untuk musim panas dan gedung yang dilengkapi pemanas untuk musim dingin, tapi tidak semua manusia dapat menikmati hal ini.

Dikarenakan jumlah manusia yang amat banyak, hanya beberapa orang saja yang bisa menikmati fasilitas mewah ini, orang-orang yang tak bisa mendapatkan fasilitas ini biasanya orang yang tua, cacat, dan anak-anak yang tidak berkontribusi dalam membangun pangkalan.

Tak ada yang bisa mereka lakukan dengan cuaca yang selalu memakan banyaknya korban jiwa ini, belum lagi zombie, hewan bermutasi,dan tumbuhan beracun dimana-mana membuat mereka kesulitan untuk bertahan hidup.

Walaupun manusia juga bermutasi, tapi hanya seperempat jumlah manusia yang bermutasi dari seluruh manusia yang masih hidup, intinya sulit untuk hidup, satu-satunya yang membuat manusia bertahan adalah harapan kalau semuanya akan berakhir suatu hari nanti.

Kembali kepada Sean dan timnya, neraka sudah bangun sebelum matahari terbit dan mulai ber beres-beres. Beberapa orang mulai menyalakan api untuk memasak sarapan, dan beberapa orang ngobrol dengan santai, sudah lama mereka tak sesantai ini, biasanya mereka tak akan berani tidur dengan nyenyak dimana pun dan kapan pun.

Bahkan saat di pangkalan saja mereka tidak berani istirahat dengan santai, karena mereka sudah terlatih bisa siap dalam segala hal, diakhir zaman lalai sedikit bisa membuat seseorang kehilangan nyawa.

Tapi entah kenapa tadi malam mereka tertidur sangat nyenyak seperti saat sebelum akhir zaman,  karena istirahat yang cukup mereka kembali bersemangat seakan istirahat yang lama sekali.

Setelah sarapan Sean mengintip dari balik kaca bangunan yang kusam dan retak, dia melihat toko diseberang bangunan belum terbuka, jadi mereka menunggu sebentar lagi sampai mendengar suara pintu besi terbuka.

Sean mengintip Ren sedang membuka pintu toko dengan semangat, wajahnya cerah dan senyumannya tertera diwajahnya sangat manis, tanpa sadar bibir Sean tersenyum sedikit, tuan Albert yang ada disebelah Sean memperhatikan anaknya dengan heran, kemudian dia mengikuti arah pandangan Sean, lalu dia tersenyum penuh makna.

'hoh_anakku sudah besar ternyata'

~~~~~~~~~~~

Ren membuka toko dengan penuh semangat hari ini, sistemnya akan ditingkatkan, kata sistem kalau dia sudah upgrade sampai level lima maka dia akan mendapatkan hadiah acak, siapa yang tidak semangat saat dapat hadiah coba?, pokok dia seneng banget hari ini.

Ren selesai membuka toko, saat ini dia sedang sarapan sepotong roti dengan air hangat, lagi malas masak katanya,
'akan lebih baik ada susu ataupun teh disini'

Setelah Ren menghabiskan sepotong roti nya, pintu toko terbuka mengeluarkan suara bel yang khas, Sean dan timnya masuk toko dan menyapa Ren.

"Selamat pagi Ren!" Liam yang ramah menyapa Ren terlebih dahulu.

"Selamat pagi semua, saya sudah menyiapkan pesanan anda tuan Albert, sebelah sini!" Ren berjalan duluan sedangkan mereka dibelakangnya mengikuti ke sudut toko dimana kotak-kotak raksasa menumpuk sampai langit-langit.

"Wahhhh" semua orang berseru kagum, ada juga sebagian orang yang bertanya tanya, bagaimana bisa anak sekurus itu bisa menyusun kotak yang mungkin beratnya sampai 100 kg.

"Anda pekerja keras ya Ren, terimakasih" tuan Albert tersenyum penuh arti pada Ren.

Ren disebelahnya tersenyum malu,'yahh....bukan aku sih yang kerja keras, tapi entah kenapa aku senang'

"Tidak apa-apa kok ini bukan apa-apa hehe" Ren menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil cengengesan.

"Baiklah Hilea, Romi, masukkan semua barang ini keruang kalian semampunya, jika ada sisa letakkan diruang mereka!"

"Baik!" Hilea, dan Romi bergerak cepat, beberapa menit kemudian seluruh barang sudah dipindahkan ke ruang mereka.

'wahhh praktis sekali' Ren melihatnya dengan kagum, dia baru pertama kali melihat yang seperti itu.

"Anda tidak ingin memeriksanya dulu tuan Albert?"

"Tidak, saya percaya dengan sifatmu!" Tuan Albert tersenyum, Ren yang melihat itu juga ikut tersenyum.

Sean yang daritadi diabaikan memunculkan aura-aura tidak mengenakkan, semua anggota timnya mundur menjauh darinya beberapa langkah.

"ha....ha ..ha.., bagaimana kalau kita berbelanja saja?" Liam mencairkan suasana yang aneh ini.

"Aku akan kesana" Teo berjalan menuju rak mie instan.

"Aku ikut" Leo mengikuti dari belakang

"Ka..kami akan kesana!" Abil, Adam, dan Deon pergi kearah daging beku.

"Andrian, Cleo kita kesana!" Athan menyeret dua orang yang enggak ngerti apa-apa menjauh.

Sedangkan Hilea dan Romi sudah menghilang entah kemana.

Tuan Albert yang masih ngobrol sama Ren tak memperdulikan episode semua orang yang tiba-tiba saja menghilang, mereka masih ngotot masalah diskon, Ren ingin memberikan diskon karena tuan Albert sudah membeli banyak barang, sedangkan tuan Albert malah ingin memberi harga penuh untuk calon mantunya.

Emmmm...... sedangkan Sean.........dia sedang menatap tajam dua orang yang sedang berdebat didepannya, dan pada akhirnya tuan Albert yang memenangkan perdebatan ini, percuma dia jadi seorang pemimpin pangkalan kalau berdebat dengan anak kecil saja dia kalah.

Akhirnya setelah acara debat selesai, setelah membayar seluruh belanjaannya, tuan Albert yang peka langsung menghilang dari situ, kini hanya tersisa Ren dan Sean saja didepan meja kasir, Sean memang pada dasarnya bukan orang yang banyak bicara, dan Ren sendiri juga agak pendiam bersama orang yang baru dia kenal.

Jadilah suasana canggung disekitar mereka terjadi, Ren yang tak berani menatap mata Sean berusaha melirik kesana-kemari untuk mencari bantuan, minimal ada Liam gitu yang bisa memecahkan suasana canggung ini.

Karena tak tahan dengan suasana ini, Ren pun akhirnya memutuskan untuk mengawali percakapan ini,
"Selamat pagi tuan Sean, ada yang bisa saya bantu?" Ren tersenyum lebar dengan profesional.

Sean hanya diam tak menjawab, suasana kembali semakin canggung, keringat dingin mulai memenuhi dahi mulusnya, kenapa orang ini kaku sekali, minimal bicara kek satu kata saja.

Ren frustasi, sampai Sean meletakkan selusin mie instan dimeja kasirnya, Ren kebingungan, kapan dia mengambil mie instan ini?, walaupun begitu dia tetap menghitung jumlahnya, setelah mengambil inti kristal dari Sean, Ren semakin bersemangat.

Langsung saja mereka menerobos dunia dua orang itu dan menyingkirkan Sean karena mereka asyik mengobrol dengan Ren, Sean yang melihat itu kembali datar, aura dinginnya tak membuat tiga orang yang sedang asyik mengobrol itu berhenti.

membangun toko serba ada diakhir zaman Donde viven las historias. Descúbrelo ahora